vi

6 1 0
                                    

"ARAN ANJING LO, CEPETAN GUE KEBELET!!!"

"YA BENTAR GUE LAGI NYARI TEMPAT YANG COCOK BUAT LO KENCING. MAU LO KENCING DI JURANG?!" bales gue sengit. beneran sensi jadinya gara gara renjun yang malah menyumpah-serapahi gue. padahal gue gak salah apa apa, setan.

situasi renjun sekarang beneran kayak orang kesurupan terus diruqyah. jempalitan ke sana kemari sambil teriak-teriakan. gue pusing dengernya.

akhirnya gue nemuin spot yang cocok buat pipis, ada pepohonan dan jalan yang tidak berjurang, jadi bisalah renjun mojok disana.

"tuh-tuh sana cepet!" suruh gue sambil mendorong renjun keluar dari mobil, yang langsung aja dipatuhi renjun. tanpa ba-bi-bu dia lari ngibrit menuju pepohonan yang gelap dan gak terlalu jauh.

dari dalem mobil gue mampus-mampusin aja lah kalo meetup sama kunti and friends. subuh juga belom kan.

sembari nunggu, gue merebahkan senderan kursi gue. memejamkan mata dan meregangkan otot. gue mulai ngantuk dan mata gue juga pegel karena terus terusan menyipit setiap mau pindah ruas.

letak tol cipularang yang ada diatas pegunungan ini bikin jalanannya ketutupan kabut. walaupun mata gue gak minus, tapi gue rabun ayam. kerasanya minus kalo dalam keadaan gelap.

baru satu menit gue enak enak nyender, jendela udah di ketok. menampilkan sosok renjun di sana.

gue membuka kunci pintu dan membiarkan renjun masuk, menaikan senderan kursi gue, renjun pun duduk di kursi penumpang sebelah gue.

"lo ngantuk? mau gantian?" tanya renjun, seakan ngerti sama keadaan gue.

gue geleng, "b aja, masih bisa kok. lo tidur aja lagi sana, biar gak bawel."

bohong. padahal gue ngantuk. tapi kayaknya renjun lebih butuh tidur dibanding gue.

"nggak, lo ngantuk, gue tau." balas renjun setelah itu bersiap siap keluar, "gantian."

bener aja, renjun keluar mobil dan berjalan ke pintu tempat gue duduk. gue pun akhirnya keluar juga dan gantian. berujung renjun yang nyetir dan gue di sebelahnya. kayak posisi awal.

renjun ngejalanin mobilnya lagi, sementara gue gak bisa boong, beneran ngantuk makanya langsung rebahan.

"kan. ngantuk mah bilang aja." ujar renjun.

gue yang udah merem cuman bisa nyaut seadanya, "bawel."

"batu banget."

"UDAH SIH GAUSAH DISAUTIN LAGI GUE MAU TIDUR!"

"iya iya, maaf. tidur sana."

akhirnya gue beneran memejamkan mata dan membiarkan renjun melanjutkan perjalanannya.

imprévisible +hrjWhere stories live. Discover now