38: prey

9.6K 845 212
                                    

Tiga hari berlalu ...

Tapi Taehyung tak kunjung menemukan Yerin, entah di mana dan harus bagaimana lagi ia menemukan Yerin. Para polisi yang bertugas untuk menemukan Yerin belum memberikan kabar apapun, karena mereka masih melakukan pencarian.

Pikiran Taehyung kalang kabut, dandanannya sudah seperti orang gila. Rambut nya acak-acakan dan wajahnya seperti orang sakit, tiga hari tiga malam dia selalu keluar sendirian setiap malam untuk mencari Yerin namun hasilnya nihil, seperti di telan bumi istrinya sulit di temukan.

Ia menyesal, ia merasa gagal menjadi suami. Apalagi sekarang Yerin sedang hamil, bagaimana kondisi ibu dan bayinya selama tiga hari menghilang? Bagaimana kalau penjahat nya tidak memberi makan Yerin? Bagaimana kalau Yerin di perlakukan dengan buruk di sana? Argh! Ia akan benar-benar membunuh penjahatnya bila perlu memutuskan kepalanya saja.

"Kau harus istirahat, kau tidak bisa memaksakan diri untuk terus-menerus mencari Yerin sendiri." terdengar suara seorang gadis yang menghampiri dirinya di kamar Yerin.

"Kenapa kau kemari? Apa kau perlu sesuatu?" tanya Taehyung yang terdengar lemas.

Gadis itu melangkah masuk dan duduk di sebelah Taehyung, "Aku tau perasaan mu, tapi paling tidak kau juga pahami dirimu. Kau tidak pernah tertidur sejak tiga hari yang lalu, kau selalu terjaga. Kau bisa sakit, dan kalau kau sakit tidak ada yang bisa membantu para polisi untuk mencari Yerin." Taehyung menunduk, matanya memanas. Kalau boleh dia menangis, ia akan lakukan. Rasanya ia ingin mengeluarkan semuanya sekarang juga, di hadapan gadis itu.

"Menangislah, tidak pernah ada aturan yang melarang seorang pria menangis."

Dan detik selanjutnya Taehyung lekas memeluk gadis itu, menumpahkan seluruh emosinya yang campur aduk dan membiarkan cairan bening keluar dari pelupuk matanya.

Gadis terkesiap melihat Taehyung tiba-tiba memeluk nya, bahkan sejak Taehyung mencampakan dirinya dia tidak pernah lagi mendapat pelukan dari pria itu dan sekarang, Taehyung memeluknya dengan penuh ketakutan yang ada di dalam dirinya.

"Aku takut kehilangan Yerin, aku takut dia terluka, aku takut dia ma-" gadis itu menyela. "Semuanya akan baik-baik saja." gadis itu memastikan, tangannya mengelus punggung Taehyung yang bergemetar.

"Kau perlu istirahat, jangan paksakan dirimu. Bila kondisi mu sudah jauh lebih baik, akan ku bantu mencari Yerin." ucap gadis itu yang melepaskan pelukannya seraya menatap mata Taehyung yang sembab akibat menangis.

"T-terimakasih, apa kau tulus membantu ku?" kali ini Taehyung bertanya.

Gadis itu sempat tertegun, "Ku pikir, aku tidak akan tega melihat mu seperti ini. Aku ingin membantu mu, kau seperti orang gila saat Yerin tidak ada, jadi aku mau menenangkan mu. Lagipula, Yerin temanku."

"E-eh?"

"Aku tidak mungkin tenang saat tau temannya mantan kekasih ku, hilang." gadis itu tersenyum miris sambil menatap Taehyung.

Taehyung terdiam, untuk sejenak dia memperhatikan sang gadis yang telah tertunduk setelah menatapnya sejenak. Apakah gadis itu telah berubah? Obsesinya terhadap dirinya sudah hilang? Dan dia sudah mengikhlakan hubungan nya bersama Yerin? Mungkin itu memang lebih baik.

"Aerin?"

"Hm?"

"Kalau kau butuh sesuatu atau membutuhkan bantuan ku, kau bisa menemui ku."

"Hah?"

"Kau teman Yerin berati kau teman ku juga, tidak ada istilah mantan teman kan?"

Gadis itu mengangguk pasrah mau tak mau, ya, ia harus ektra sabar untuk mengambil kembali Taehyung dan juga perasaan nya.

HE'S VAMPIRE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang