UNDERCOVER ; Hyunjin ; IN

29. Heartbreak

"Al-Alice.."
Kata itu terucap dari mulut In.

Alice masih tidak bergerak.
Mulutnya kaku.
Hatinya remuk.

"JeongIn!"
Teriak produser yang hendak mendekati In.

"Ayo masih ada banyak scene kamu.
Cepat ayo!"
Lanjut Produser.

Secara tidak sengaja dia melihat wanita cantik di hadapan In.

"Maaf ya mba, In harus take lagi"
Izinnya.

Lalu Produser nim membawa In bersamanya.

Alice masih terdiam.
In menoleh untuk melihat apakah itu benar benar Alice.

Tes..
Tes..

Satu persatu air mata jatuh membasahi pipi alice.
Gadis itu menempelkan telapak tangannya di dada.

Sesak.

Drrt... Drtt...
Incoming call from My boo

[Lice, lu dmn? Ayo balik]

'...'

[Lice?]

Tut...

"Ini anak kenapa si?"
Dumel sarah

Sarah melihat alice dari jauh berjalan ter huyung-huyung.

"Lice!"
Sarah berlari menghampiri alice.

"Ayo pulang"
Ajak alice tiba tiba

"Ha? Oh. Iya, gw pesen taksi aja ya"

Alice mengangguk.
Tatapannya kosong.

***

Hari ini tiba tiba menjadi suram.

Hujan turun bersama petir dan kilat.

Alice duduk memandang sudut kota dari jendela kamar sarah.

Knock knock

Sarah membawakan secangkir coklat panas tak lupa dengan marshmallow diatasnya.

"Lice, nih minum biar seger"
Sarah meletakan cangkir itu di sebelah alice.

"Udah dong jangan muram gini. Ntar gw ikut sedih"

Alice tidak berkutik.
Tiba tiba..

⚡
Petir datang

Alice akhirnya membuka suara.
Yang sangat lantang.

Sarah menatap gadis itu lalu tertawa.

"Udah ayo makannya jangan duduk di deket jendela. Gw punya permainan asik"
Sarah menarik tangan alice.

Alice tak lupa mengambil secangkir coklat panas tadi.

"Main apa?"
Tanya alice.

"Tara!!!"

"Mm?"

"Ini, lupa?"

"💡! Ular tangga pertama kita. Gw kira udah ilang ke buang. Ternyata lo simpen"

"Hehe. Udah buluk si emang. Tapi banyak kenangan disini"

"Ayo main!"

"Ets.. Tunggu, yang kalah harus apa?"

"Mmm... Harus masak gmn?"

"Asssiaaaqqaph!"

"Suit dulu"

Alice mengeluarkan batu.
Dan sarah mengeluarkan kertas.

"Yes! Gw duluan yg jalan"

6