La Pam Pam 1

1.5K 104 3
                                    

"jangan diem-diem banget kenapa sih Ya"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"jangan diem-diem banget kenapa sih Ya"



Ucapan seperti itu sudah bukan hal tabu lagi bagi Ayhara Lazuardi. Gadis cantik berusia awal 20 tahun-an itu juga bingung dengan apa yang harus ia jawab. Pasalnya Aya sudah terbiasa untuk menjadi pribadi yang introvert semenjak awal masuk sekolah menengah pertama. Sejak awal Aya hanya memiliki sedikit teman karena ia memang bukan tipe orang yang mudah bergaul. Ditambah lagi saat sekolah menengah pertama ia selalu di-bully oleh teman-temannya dan membuatnya semakin menjadi seorang pendiam.

Tapi ia sedikit lega karena masih ada yang mau berteman dengannya, gadis bernama lengkap Sinta Febyana dan Devina Praditi lah yang setia menjadi tameng Aya saat di-bully oleh teman sekelasnya. Dua orang yang cukup disegani oleh siswa satu kelas karena sifat tomboy mereka. Terkadang Nana dan Vivi sering mengomeli Aya yang tidak pernah mencoba untuk melawan, namun hanya dijawab dengan halus dan senyuman lembut dari Aya.

"Biarin aja, nanti kalo capek juga diem sendiri. Gue cuma males ngeladenin orang berotak udang kaya mereka" 

Tapi mulai masuk sekolah menengah atas, Aya yang tadinya hanya gadis polos dan terus menerus berkutik dengan buku-buku miliknya mulai membuka diri untuk orang lain dan mulai memerhatikan dirinya. Nana dan Vivi pun juga ikut lega tahu Aya sudah mulai memiliki teman, ditambah lagi saat itu mereka bertiga berbeda sekolah. Mereka lega karena apa yang mereka takutkan tidak terjadi.

Tapi karena pipinya yang chubby dan badannya yang sedikit berisi kadang masih saja ada yang menggunakan alasan tersebut sebagai bahan untuk mem-bully Aya. Padahal mereka juga tidak lebih baik dari Aya. Namun karena Aya sudah mulai memberanikan dirinya untuk melawan orang-orang itu.

Suatu hari ada sekumpulan orang yang berniat menjahili Aya, mereka berniat untuk menuangkan cokelat cair di kursi Aya. Tapi, rencana mereka gagal karena ada seorang laki-laki yang menghentikan aksi mereka. Laki-laki dari kelas lain yang sedang main ke kelas Aya tepatnya. Ternyata Aya melihat kejadian dimana aksi gagal para perempuan itu. Mulai dari sana entah angin dari mana Aya menjadi tertarik padanya.

Laki-laki berparas bule, itu tentu saja banyak dikenal orang. Padahal Aya tahu resiko untuk suka dengan laki-laki itu pasti banyak. Namun hatinya tidak bisa berbohong, sudah berulang kali Aya mencoba untuk berhenti menyukai laki-laki itu namun ia terus gagal. Bahkan Nana yang sering menjadi tempat curhat Aya terkadang bosan mendengar bahwa betapa labilnya hati seorang Ayhara Lazuardi ini.

"Ya, gue gatau apa yang ada di otak Lo. Tapi kalo misalkan Lo selalu nge-down begitu kasian sama diri lo sendiri. Lo pikir baik-baik oke, fine fine aja kalo Lo suka sama dia-"

"Tapi kalo Lo mau lebih deket sama dia Lo harus usaha oke"

Hampir dua tahun Aya menaruh rasa dengan laki-laki itu. Tapi ia takut untuk mengungkapkannya. Bahkan saat tatapan mereka bertemu Aya langsung membuang wajahnya dan mengumpat. Apabila laki-laki itu main ke kelasnya entah itu membicarakan tentang organisasi atau yang lainnya, jantung Aya sudah sangat berdebar apalagi bila berpapasan. Ingin lari saja Aya rasanya.

Disaat Aya sudah mencoba mengumpulkan mentalnya untuk mendekati laki-laki itu. Tiba-tiba saja ia harus sekolah ke kampung halamannya untuk merawat sang nenek bersama dengan kakak perempuannya. Sebelum ia pergi ke rumah sang nenek ia menemukan sebuah fakta bahwa laki-laki yang ia suka itu hari itu juga menyatakan perasaanya kepada teman sekelasnya, tepatnya teman sebangkunya.

Hati Aya benar-benar hancur saat itu, ia bersyukur karena dalam jangka waktu beberapa hari ia akan pindah. Namun tidak dapat dipungkiri kekecewaan mendalam yang Aya rasakan itu belum bisa membuatnya membuka hati lagi untuk orang lain saat ini.  Sampai usianya 20 tahun.

Semakin beranjak dewasa Aya semakin peduli pada dirinya sendiri. Aya yang tadinya sedikit berisi kini benar-benar body goals, ditambah lagi dengan wajahnya yang semakin cantik. 

"Ya, lo beneran mau pindah kos?" Vivi tidak mengalihkan pandangannya dari tugas yang ia kerjakan. Nana yang melihatnya hanya menggelengkan kepala saja.

"Ya gitu deh, tempat kos gue mau dijual sama yang punya jadi gue harus cepet-cepet pindah" jawab Aya lesu.

"Oh iya Vi, disini ada kamar kosong ga? Kalo ga gue sekamar sama Lo aja deh"

"Lah Ya, kan gue udah sekamar sama temen kampus gue, jadi sorry banget ya gabisa. Nih siapa tau di kosannya Nana banyak"

"Ada si, Lo mau? Nanti gue tanyain" Aya langsung memeluk Nana dan mencium pipinya. Nana yang risih di perlakukan seperti itu langsung mendorong Aya dan dibalasa kikikan oleh Aya dan Vivi. 


 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
LA PAM PAM ✔Where stories live. Discover now