La Pam Pam 23

277 42 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.









Aya menundukkan kepalanya, berusaha mencari kata yang tepat untuk menjawab El. "Lo punya cewek El, gue juga sekarang puya cowok jadi lebih baik kita mundur teratur aja kan?"

"Ta-"

"Maaf El, gue duluan. Gue udah kenyang" Aya berdiri dan langsung membayar mie yang ia makan barusan.

El terkejut dengan perilaku Aya, ia melihat punggung Aya yang makin menjauhi dirinya. El mengacak rambutnya, entah kenapa dadanya terasa sesak dan ngilu setelah mendapat jawaban dari Aya. Kata-kata itu selalu terngiang di otaknya.

"Harusnya gue ga kenapa-kenapa pas Aya nolak perasaan gue, bahkan pas Eri ketahuan duain gue rasanya ga kaya gini. Aya belum pernah punya hubungan sama gue, tapi kenapa?"

Disisi lain, Aya mengunci pintu kamarnya dan langsung terduduk di pintu sambil menutup wajahnya. "Kenapa El? Padahal gue yang nolak lo, tapi kenapa gue yang nangis"

"Kenapa harus sekarang?" Tanya Aya masih sambil menangis, ia sepertinya memang sudah mencintai laki-laki berdarah campuran itu. Bukan hanya rasa suka lagi yang ada di hatinya saat ini.

***

El baru sampai di kos-kosan jam 22.30. Setelah kejadian dengan Aya tadi, ia memutuskan untuk sejenak keluar dari kos-an dengan motornya mencari udara segar, siapa tahu sesak di dadanya menghilang. Walau tidak berhasil juga, ia tetap pulang karena besok ia ada kelas pagi dan tidak boleh terlambat. Baru saja sampai rumah dan berniat masuk ke kamarnya, ia heran dengan pemandangan di depan kamar Surya yang sedang ramai dengan beberapa orang.

"Kenapa Bang? Kok rame di depan kamarnya si Surya?"

"Kondisi sohib lo mengkhawatirkan abis balik dari luar tadi, kaya mayat hidup. Kita ngeri dia ngapa-ngapain aja di dalam, coba lo yang ngomong, siapa tau tuh anak mau cerita" ucap salah seorang diantara mereka yang badannya lebih kecil dari mereka

"Pasti di tolak" bisik El. "Apaan El?" Tanya Dewa yang sepertinya mendengar gumaman lelaki itu. "Engga mas hehe"

"Sur....ini gue El"

Tidak ada jawaban dari dalam sana dan akhirnya El mundur. "Besok juga balik lagi, dia gamungkin sebodoh itu sampai bunuh diri kok abang-abang guee"

El menyuruh para Abang se kos-annya untuk pergi dari depan kamar Surya. Ia lalu berjalan menuju kamarnya sendiri dan langsung mengunci pintu. Ia membuka hp nya dan mengirimkan chat kepada sahabatnya.

Sur(am)ya

Di tolak? Gue juga barusan

Seriusan? Lo kan suka ngibul

Beneran

Gue tadi ditolak dengan alasan yang amat sangat jujur El, dia bilang dia udah suka laki-laki lain dari dia masih smp. Coba gimana gue mau ngelaknya

Sabar ya

***

Hari ini merupakan hari yang sangat melelahkan bagi Aya, bagaimana tidak ia baru saja diberi tugas yang membuatnya harus mengeram seharian di perpustakaan. Tapi usahanya untuk berkutik dengan banyak buku hari ini berhasil, karena setidaknya 3/4 bagian tugasnya sudah selesai. Karena dirasa sudah lelah, perempuan itu keluar dan berniat untuk memesan ojek online. 

"Ayhara!" Panggil seseorang yang Aya tidak kenali suaranya. Iya lalu berbalik dan melihat ke arah sumber suara, kemudian ia langsung menggelengkan matanya dan lanjut berjalan dengan santainya sampai seseorang menarik pundaknya kasar hingga membuatnya membalikkan tubuh. 

"Apaan si mau lo?! Gue gapernah ada urusan sama lo! Gue capek gue pengen balik" bentakan dari Aya barusan tidak membuat perempuan itu gentar.

"Lo bilang gue gapernah ada urusan sama lo? Gue ga yakin lo lupa sama temen sebangku lo pas kelas 11 dulu, mana bisa kan"

Aya melotot, ia tidak menyangka Eri masih mengingatnya. Tentu saja Aya ingat, cinta pertamanya di ambil oleh perempuan ini bagaimana ia bisa lupa.

"Lo kan yang hasut El buat putus dari gue, lo mau dia deket sama lo makannya lo bikin dia putus dari gue"

Aya mengernyitkan dahinya, bagaimana perempuan ini menuduhnya dengan alasan seperti itu. Bahkan ia baru tahu El dan Eri sudah tidak memiliki hubungan lagi. "Gini ya, gue gaada hubungan sama lo sama El dan sama alasan kalian putus. Selesai, gue mau balik"

"Gausah munafik Ayhara, gue tau lo suka sama cowok gue dan gue tau lo pasti seneng saat tau gue sama El putus kan?!"

"Sia-"

"Ets santai sis, lo yakin labrak sahabat gue sendiri? Oh iya gue baru inget lo kan gapunya temen, punyanya cowok dimana-mana iya kan?" Tepat sebelum Aya meledak Vivi dan Nana datang untuk mencegah Eri dan Aya bertengkar, dan kalimat yang barusan itu berasal dari mulut manis jagoan kita, siapa lagi kalau bukan Sinta Febyana.

"Lo?!!"

"Sabar mbanya, gausah kesel kayak gitu. Kalo lo mau main berantem-beranteman jangan sama Nana, abis lo" kali ini Vivi yang menanggapi perkataan Eri. "lagipula, Aya udah punya cowok ngapain dia bikin lo putus sama cowok lo ga pen ting" tambahnya dan membuat Eri merasa kalah jumlah yang akhirnya pergi dari hadapan mereka bertiga.

Nana dan Vivi membalikkan badan ke arah Aya dan tersenyum. "Main yuk, udah lama gue ga main di time zone" 

"Ayo" 





"Ayo" 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
LA PAM PAM ✔Where stories live. Discover now