La Pam Pam 20

315 46 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah tiga hari Aya memikirkan apa yang harus ia jawab untuk pertanyaan Bima. Jadi, setelah berfikir panjang Aya akhirnya menemukan jawaban yang tepat untuk laki-laki calon arsitek itu. Hari ini jadwal Aya adalah kelas siang, jadi ia masih bersantai saat paginya. 

Aya keluar dari kos-an hendak ke mini market yang berada tepat di sebrang kos-an nya. Ia ingin membeli beberapa makanan ringan dan stok mie instan yang sudah habis di kamarnya. Saat ingin mengambil beberapa bungkus mie instan, ia mendengar suara seseorang yang tak asing lagi baginya di dekat rak sedang menjawab panggilan telefon. Karena penasaran, ia mengintip di balik rak, dan dugaannya tepat mengenai suara orang itu.

Aya berusaha memfokuskan pendengarannya. Tapi seseorang mengejutkannya. "Kak ngapain? Lagi nguping ya..." Ucap orang itu yang ternyata adalah Deon. 

Aya sedikit panik karenanya, ia langsung berusaha untuk menormalkan ekspresinya. "Sok tau kamu, orang kakak lagi milih-milih mi juga" 

Deon menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia barusan benar-benar melihat guru privat nya itu tengah menguping. "Yaudahlah terserah Kak Aya, duluan kak" Aya menghela nafas lega, pasalnya Deon adalah orang yang suka mendebat. Tapi untuk kali ini sepertinya anak itu sedang tidak ingin berdebat.

"Ngapain lo? Ngadem?" Tanya seseorang yang kembali membuat Aya terkejut. Ya, memang sekarang posisi Aya sedang tepat di bawah AC dan tadi ia sedang diam jadi terlihat seperti orang yang sedang mendinginkan diri.

"Y-ya engga dong, liat tuh b-bawaan gue"

"Kirain"

Lalu keduanya pergi ke kasir. Saat giliran laki-laki itu membayar, dan pergi kembaliannya tertinggal. Aya lalu mengambil kembalian itu dan menyusul orang tadi.

"El! Kembaliannya ketinggalan" 

Untung saja, El belum menyebrang jadi ia tidak perlu susah payah untuk berteriak lebih kencang lagi. El langsung menghampirinya dan mengambil kembaliannya. "makasih Ya"

"sama-sama" setelah itu keduanya berbalik dan menuju tujuan mereka masing-masing. Namun, beberapa saat kemudian El memutar posisinya dan menghadap ke arah Aya lalu memanggilnya. "Aya!" 

Aya langsung berbalik saat mendengar namanya dipanggil. "kenapa?"

"besok lo ada acara ga?" tanya El yang bukannya dijawab oleh Aya, namun gadis cantik itu hanya memasang ekspresi bingung yang El dapatkan. "ish kok jadi cengo si"

"y-ya lagian lo nya nanyain dadakan yang gue bingung lah"

"lah ngapain bingung? gue cuma nanya besok ada acara apa engga? kalau gaada pengen gue ajakin nyari tempat makan enak, adek gue mau dateng ke Jakarta" tanpa basa-basi El langsung berbalik dan dengan santainya kembali ke kos-annya meninggalkan Aya sendiri dengan jantung yang berdebar cepat dan kepala yang seketika pening.

Huaaaa abaanggg, mau pulang... Gabisa gue tuh diginiin - Aya

Masih dengan kondisi yang sama, Aya masuk ke dalam minimarket untuk membayar dan mengambil belanjaannya. "Makasih ya mba" Aya langsung keluar masih dengan wajah yang kaku. 

"Ah elah El rese banget sih" Aya mengacak rambutnya frustasi hingga menarik perhatian beberapa orang yang berada di sekitarnya.

Siang harinya Aya yang sedang ingin membonceng Nana langsung memasang wajah suram kala melihat Eri dan El yg berpelukan di depan rumah kos. "Ya..." Nana merasa iba pada Aya dan langsung menyuruh Aya untuk naik ke motornya.

"Ayo keburu masuk, eh itu yg lagi mesra-mesraan jangan di tempat umum. Nanti kl ada warga yg ngeliat terus diomongin yg jelek-jelek anak kos-an lo sama kos-an gue juga yg kena" 

Nana membelalakkan matanya kala mendengar kalimat sarkas yang bahkan tak pernah keluar dari mulut manis sang Ayhara Lazuardi. Mahasiswi kedokteran langsung melajukan motornya sambil mendengar anggukan pelan dari sahabatnya.

"Huh, gue udah sering bilang Ya. Stop, El udah ada Eri. Lepas dari Eri yang ketahuan selingkuh sama laki-laki lain, mereka udah lama punya hubungan. Gamungkin semudah ngebalikin telapat tangan buat El begitu aja ngelupain Eri" jelas Nana di tengah perjalanan. 

"Na, apa gue salah ngarepin El lagi setelah kemarin-kemarin dia ngebuat gue kaya ngerasa di kasih harapan? Kenapa sih Na... Dulu gue gapernah ngarepin di untuk suka gue, tp beberapa bulan ini rasa buat ngeharapin dia bales suka gue muncul. Gue harus apa?"

Aya mendengar Nana yg menghela nafas berat, ia tahu baik Nana maupun Vivi keduanya sama-sama prihatin padanya. "Lo terima Bima, dia orang baik. Kemungkinan dia bisa ngubah perasaan lo ke El emang kecil, tp gue yakin semakin lo terbiasa sama dia lo pasti bisa nyembuhin perasaan baru dan perasaan lama lo bakal ke kubur secara perlahan"

Saat Nana menurunkannya di depan fakultas nya Aya langsung mencari wastafel dan mencuci wajahnya lalu kembali membubuhkan sedikit make up pada wajah cantiknya. Saat ia keluar dari toilet wanita, ia melihat Bima yang baru saja melewati toilet. Ia heran padahal Bima anak fakultas teknik, namun sering sekali mengunjungi fakultasnya.

"Bima!!" Yang dipanggil pun langsung berbalik dan mendekati Aya.

"Bisa kita ngomong sebentar?"

"Ngomong apa? Kalo soal yang kemarin, lo gausah jawab cepet-cepet gue masih ma-"

"Gue mau jadi cewek lo"

"-lu"





"-lu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LA PAM PAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang