1. Bersama

8.5K 349 32
                                    

"Tungguin aku....!" Teriak gadis berambut pirang yang di ikat kuncir kuda diiringi nafas yang sudah tidak beraturan. Dia, Diva Affisa, sosok gadis yang sangat ceria dan mudah akrab kepada semua orang, dan juga terkadang sangat manja. Seperti sekarang ini.

"Em." Sahut lelaki yang sudah mendahuluinya sedari tadi yang bernama Andreas Abraham. Dan sekarang menunggu Diva yang jaraknya sekitar 5 meter di belakanya.

"Kurang peka banget sih. Aku cape!" Gerutu batin Diva. Ia lalu berjalan kearah Andre yang tak lain adalah pacarnya itu, dengan menghentak-hentakkan kakinya ke tanah pertanda bahwa ia sedang kesal dengan pacarnya itu.

"Kenapa, sih?" Tanya Andre. Bukannya Andre tidak peka, tapi ia lelah akibat gadis itu. Bagaimana tidak? Diva yang mengajaknya kesini dan sekarang Diva juga tidak tahu arah jalannya.

"Nggak! ada semut yang mau gigit aku!" Ucap Diva kesal.

"Mana semutnya?"

"Kamu!"

Mendengar kekesalan Diva Andre hanya bersikap biasa.

Andre yang awalnya menunggu Diva kini kembali melanjutkan perjalannya karena dilihatnya Diva telah dekat dengannya.

Melihat tingkah Andre, Diva hanya bisa menghembuskan nafasnya kasarnya lalu berjalan mendahului pria itu dengan kekesalan batinnya.

Yah, sekarang mereka berdua tengah berada di dalam hutan. Niat awal mereka yaitu mendaki akan tetapi akibat Diva yang terlalu pandai bahkan sangat pandai itu, ia tidak tahu bahwa di hutan tidak ada sinyal, sehingga ia tidak bisa membuka peta di android-nya itu. Dan sekarang ia tidak bisa menemukan teman-temannya yang juga mendaki di gunung ini.

"STOOOOP!!!!" Teriak Diva dari depan, setelah berjalan sekitar 40 menit dan belum juga menemukan teman-temannya.

"Apa?" Tanya Andre yang berada di belakang Diva. Posisi mereka yaitu, Diva di depan sebagai petunjuk jalan dan Andre berada di belakang mengikuti Diva yang entah akan membawanya kemana. Ia hanya bisa pasrah.

"Aku capek, Ndre. Emang kamu nggak capek apa." Ucap Diva lalu tampa permisi duduk di bawah pohon yang berada di dekatnya.

"Yaudah kita pulang." Balas Andre lalu mengambil sesuatu di tas nya. "Nih." Andre ternyata mengambilkan Diva sebotol minuman ditasnya tadi. Dan duduk di dekat gadis itu.

Diva kemudian menerima minuman yang di sodorkan oleh Andre dan meminumnya dengan senang hati.

"Nggak, kita nggak boleh pulang. Sebelum kita ke atas." Ucap Diva setelah menghabiskan setengah botol minumnya. Dirinya masih tetap kukuh dengan pendiriannya. "Kamu haus nggak?" Diva lalu menyodorkan minuman yang ada ditangannya.

"Nggak." Jawab Andre lalu berdiri. "Jalan lagi, yuk." Ajaknya.

Diva pun berdiri dan mengikuti Andre dari belakang.

Andre memang tipikal cowok yang santai dan juga tidak romantis. Hubungan mereka pun bukan Andre yang memulai tetapi Diva.

Flashback on

"Hai." Sapa Diva.

Melihat itu, Cowok yang merasa disapa oleh Diva melirik kanan dan kirinya, tidak ada lagi seseorang di sampingnya.

"Iya, kamu." Ucap Diva dengan ramah.
"Kamu Andre, 'kan?" Tanya Diva

"Iya." Andre kemudian melihat sekelilingnya dan hanya sedikit orang lagi yang ada disekolahnya. Merasa tak nyaman.

Mereka telah pulang sekitar 20 menit lalu. Tetapi karena hujan, Andre lebih memilih menunggu sopir di dalam sekolahnya karena Andre tidak membawa payung atau pun jas hujan. Dan melihat itu, gadis itu memanfaatkan kesempatan yang ada. Dengan menghampiri Sang pujaan hati.

Setitik Jejak (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang