12. Sepupu Kurpet!

1K 112 0
                                    


Kring.... Kringg..... Kring... Kring....

Kini suara bising menghiasi ruangan yang di dominasi warna biru itu. Sementara penghuninya masih asik dengan mimpinya walaupun matahari kini menusuk wajah mulusnya.

Kring... Kring... Kring...........

"Ck." Decak perempuan itu. Dengan mata tertutup, ia mengulurkan tangannya ke arah suara itu.

"DIVA!" Teriak seseorang dari luar kamarnya.

"Hmm. " Dengan malas Diva bangun dari tidurnya lalu membuka pintu kamarnya. "Kenapa ma?" Tanyanya kepada wanita setengah baya didepannya.

"Suara apa tadi?" Tanya Alya yang masih memegang sapu.

"Ha?" Diva melihat sekeliling kamarnya dan ternyata alarmnya terjatuh tanpa ia sadari.

"Lain kali cepat bangun kalau kamu mau pergi." Ujar Alya kepada anak perempuan satunya ini. Bagaimana bisa, ini sudah jam 8.42 dan Diva baru bangun.

"Tapi aku perginya agak sorean kok ma, kenapa?" Tanya Diva, ia lalu masuk mengambil ikat rambut lalu mengikat rambutnya dengan asal. Dan membereskankan tempat tidurnya.

"Tapi ada temen kamu di bawah. Katanya kamu mau pergi" Alya lalu pergi meninggalkan kamar putrinya tanpa sepengetahuan Diva.

"Siapa?"

"Mah?"

Merasa tidak mendapat jawaban dari sang mama, Diva berbalik dan segera melihat pintu kamarnya yang masih terbuka, ternyata mamanya sudah tidak ada.

"Horor juga mama."

------

Tok... Tok... Tok...

Seseorang dengan sangarnya mengetuk pintu berwarna biru navy itu. Tidak mendapat balasan dari pemilik kamar, kini ia lebih keras lagi mengetuk pintu kamar itu.

Tok... Tok.....

"Tunggu..." Balas wanita yang ada di dalam kamar tersebut.

Merasa geram dengan sikap Diva, sang pemilik kamar. Ia ingin sekali mendobrak pintu kamar sepupunya ini.

"Gue dobrak nih" Ancam Delvin, sepupu Diva yang terus saja mendorong pintu kamar Diva.

"TUNGGU NAPA?" Teriak Diva mulai geram dengan suara yang mungkin saja dapat mengganggu tetangga-tetangganya, bahkan membangunkan orang yang sudah mati.

"Lo ngapain sih."

"Kenapa lo?" Dengan tatapan membunuh, Diva keluar dengan pakaian santai dan rambut pirangnya yang agak berantakan dan masih basah.

Delvan menarik lengan baju yang dikenakan Diva dengan paksa dan membawanya turun. Dekil, hanya kata itu yang ada di pikiran Delvan mengenai sepupunya kini.

"Ih apaan sih narik-narik" Diva memukul-mukul tangan Delvan yang terus menariknya ke ruang tamu, entah ada apa disana Diva juga tidak tahu.

Hari ini adalah hari minggu, hari yang ditunggu Diva sejak hari senin. Ia hanya berpakaian santai karena dia tidak akan keluar, itupun keluar ketika sore bersama sepupunya, Delvan untuk jogging.

Tapi kini hari liburnya diganggu oleh sepupunya yang tidak tahu di untung itu. Walaupun Delvan sepupunya yang paling dekat dengannya, tapi ia selalu tidak akur. Walaupun Delvan seumuran dengan Diva, tapi dia kini telah menempuh perguruan tinggi sejak 2 tahun terkhir, maklum, ia sangat pintar dalam bidang akademik jadi tak heran ia melangkahi sepupunya pada bangku sekolah dasar dulu.

Setitik Jejak (COMPLETED) Where stories live. Discover now