BAB 20

200 14 0
                                    

"Kenapa lo senyum-senyum sendiri? Lagi chatan sama siapa lo?" Kepala Ezra terangkat ketika Wildan mendekatinya sambil mencoba mengintip layar ponsel milik Ezra yang masih menyala, namun gerakan tangan Ezra langsung menyimpan ponsel nya di dalam saku seragam sembari bersikap kembali biasa-biasa saja.

"Gue dapat sms spam tadi," Jawabnya pendek, Ezra berdehem saat Wildan mendekatkan tubuhnya kepada Ezra sehingga tubuhnya harus menghindari Wildan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gue dapat sms spam tadi," Jawabnya pendek, Ezra berdehem saat Wildan mendekatkan tubuhnya kepada Ezra sehingga tubuhnya harus menghindari Wildan. Jika ia tidak mundur pasti ada mata yang memandang mereka dengan kebingungan sekaligus ngeri.

"Kenapa?" Tanya Ezra. Ia menolak tubuh Wildan untuk menjauhinya. Wildan tersenyum jahil, ia menarik tubuh Azka yang berada di sampingnya yang tengah bermain ponsel dengan santai. Sikap Azka terlalu santai dan juga sangat pendiam, bertolak belakang sekali dengan Ezra dan Wildan.

Wildan masih melirik Ezra dengan mata menyipit kemudian mendekatkan dirinya dengan Azka yang tampak terganggu dengan tangan Wildan yang mengalungi lehernya. "Ka, gue tadi liat Ezra senyum-senyum gaje sambil liat hpdia, tu cowok kayaknya lagi chat sama cewek." Azka mengalihkan perhatian nya kepada Ezra yang saat ini sedang melihat mereka berdua.

Ezra tertawa kecil, kemudian ia menunjukkan wajah kesal. "Apa lu berdua liatin gue?"

Azka pun kembali memalingkan kepalanya kepada Wildan yang sedang tertawa kecil, tangannya melepaskan tangan yang berada di lehernya. Lalu ia kembali memusatkan perhatiannya kepada layar ponsel tanpa mengucapkan kata-kata membuat Wildan melongo atas sikap Azka yang sangat dingin namun tetap terlihat keren di matanya.

Sial.

Ezra terkekeh memperhatikan kedua temannya, Azka memang memiliki sifat yang dingin dan juga sangat pendiam. Ia memang sudah hafal dengan sikap satu sahabat nya itu. Dirinya dan Azka sudah berteman dari kecil hingga sekarang. Sedangkan dengan Wildan ia mulai berteman saat menduduki bangku SMP.

"Gak mungkin kan lo ketawa karena masuk sms spam?" Tanya Wildan kembali membuat Ezra bergerak tidak tenang, pasalnya apa yang di tanya Wildan berhasil membuatnya tidak bisa berkutik. Ezra kembali berdeham seraya menyisir rambutnya untuk mencoba bersikap biasa-biasa saja.

Mata nya mengarah ke Azka yang masih asik k dengan ponselnya. "Woi Ka! Kita hari ni jadi kan main futsal?" Ezra sengaja mengalihkan pertanyaan kepada Azka yang kini sudah menatapnya dengan wajah datarnya.

"Jadi, tapi gue balik ke rumah dulu."

"Lo ikut gak?"

Wildan menghela nafasnya, tatapannya masih seperti tadi yaitu memandang Ezra dengan raut wajah tidak puas. Untuk kali ini ia akan membiarkan sahabatnya itu berkelit.
"Ikut dong, tanpa gue hidup kalian gak akan bahagia,"

Ezra tertawa mengejek, ia tidak habis pikir dengan tingkat kepercayaan diri Wildan yang sudah melebihi kapasitas, alias tidak punya urat malu. "Tanpa lo hidup gue bahagia, itu yang benar,"

Confession Of LoveWhere stories live. Discover now