8. Pulbar 2 (republished)

781 31 7
                                    

Happy Reading, guys 😘😘

Hati-hati, typo bergentayangan

Liana belajar dengan fokus yang mengambang, pikirannya masih tertuju pada kejadian tadi pagi sampai-sampai guru yang sedang menerangkan di depanpun tak dia perhatikan lagi.

"Na, lo kenapa?" tegur Raina yang duduk dikursi belakang Liana.

Liana tak menggubris sama sekali, dia masih sibuk dengan pemikirannya saat ini.

"Sssuuutttt, Raina, Liana kenapa?" tanya Yana setengah berbisik, Raina mengangkat pundaknya sembari menggeleng.

"Ada apa?" tanya Sabrina lagi ke Yana.

"Nggak tau." jawab Yana dengan singkat.

"It's time to have break. It's time to have break."

Bel sekolah pun berbunyi, semua siswa dan siswi pun berhamburan keluar dari kelas masing-masing. Ada yang ke kantin, ke toilet, ke lapangan dan ada juga yang pergi ke belakang sekolah hanya untuk membakar uang mereka. Kebanyakan siswa yang pergi ke belakang sekolah adalah cowok-cowok yang dicap berandalan sekolah dan sebagian nya adalah cewek-cewek yang tingkat kecabean nya sudah akut.

Sementara Liana, gadis itu masih sama seperti jam sebelumnya, duduk diam di kursinya memikirkan apa yang akan terjadi kemudian.

"Na, kenapa sih? cerita dong." tanya Raina yang tiba-tiba sudah duduk disebelahnya.

"Iya, daritadi diem aja kayak ayam kena flu burung." timpal Sabrina.

"Awwwkk, sakit bego." ringis Sabrina tiba-tiba saat mendapati jitakan dikepalanya.

"Lu sih, masa nyamain teman sama ayam." ujar Raina. Sabrina pun menyengir sok polos.

"Heheheheheh, itukan cuma peribaratan." Bela Sabrina.

"Peribaratan jidat lo tuh nongol." ledek Raina, Sabrina yang di ledekpun hanya mengerucutkan bibirnya sembari memegangi keningnnya yang terkena sindiran.

"Na, kok diam sih? masih mikirin yang tadi pagi yah, soal Kak Jo?" tebak Yana.

Liana menghela nafasnya panjang sambil menganggukkan kepalanya.

"Udah, nggak usah terlalu dipikirin. Selagi Kak Jo di dekat lo, nggak akan ada yang berani

macam-macam ke lo, okay?" Raina berusaha menenangkan Liana.

"Sekarang kita ke kantin aja, istirahat pertama lo juga nggak ke kantin dan gue yakin lo pasti laper kan?" ajak Raina.

Ke empat gadis itu melangkah keluar kelas dengan berpasangan, tak jarang ada siswa siswi yang menatap kearah mereka.

"Kenapa mereka liatin kita?" tanya Liana dengan gerakan yang risih.

"Udah santai ajah, anggap mereka lagi ngeliat yang lain." Raina tau kalau mereka sedang menatap Liana, tapi dia berusaha menenangkan Liana agar gadis itu tidak merasa risih.

"Na!" seru seseorang dari arah belakang keempat gadis itu dan keempat gadis itupun menoleh.

"Pada mau kekantin kan?" tanya orang tersebut yang tak lain adalah Rehan. Tapi kali ini dia tidak sendiri seperti biasanya, dia bersama kedua temannya yang bernama Bagas dan Ardi.

"Kita barengan yuk, biar rame." ujar Rehan lagi.

"Boleh deh-,,, ehh tapi," Raina berhenti sejenak sambil menatap Liana.

"Boleh nggak Na?" izin Raina. Liana mengangkat sebelah alisnya heran, "kenapa nanya aku?" tanya Liana heran.

"Yah, siapa tau ajah kan lo nggak suka gitu." jawab Raina sambil terkekeh aneh.

My Naughty Senior (Hiatus untuk sementara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang