( 24 ) Perpisahan Yang Sebenarnya

445 91 27
                                    

"Hei, Tetsu. Kenapa kau buru-buru sekali?"

Taiga bertanya dengan nada heran yang tak disembunyikannya. Pasalnya, laki-laki bersurai merah dengan gradasi merah gelap pada ujung-ujungnya itu tak pernah melihat Tetsuya terburu-buru pulang seperti ini.

"Tidak ada apa-apa Taiga-kun. Aku merasa harus pulang cepat saja."

Jawab Tetsuya singkat.

Laki-laki bersurai baby blue itu telah selesai dengan persiapannya. Tasnya telah tersampir rapi di bahunya. Dia menoleh pada Taiga, bermaksud untuk berpamitan.

"Aku pulang dulu, Taiga-kun. Jaa!"

Belum sempat Taiga membalasnya, Tetsuya telah lebih dulu berlalu.

"Apa dia segitunya ingin pergi ke toilet?"

Jika Tetsuya ingin ke toilet, dia tidak perlu pulang, Taiga-kun. Bukankah sekolahan menyediakan toilet untuk para siswa-siswinya?

.
..
...
..
.

Seijuro meliburkan latihan basket yang rutin dijalaninya bersama kelompoknya. Terhitung sudah dua kali ini kapten dengan aura intimidasi menyeramkan itu meliburkan latihan tanpa sebab yang jelas.

"Kenapa libur lagi ya?"

Koutaro bertanya dalam bentuk gumaman. Tak berharap ada yang menjawabnya.

"Sudahlah, jangan dipikirkan. Ini namanya keajaiban, Koutaro. Dengan begini kau bisa istirahat lebih lama dan aku bisa makan sepuasnya."

Ternyata Eikichi mendengar gumaman Koutaro. Laki-laki gila makan dengan postur tubuh besar itu tertawa bahagia sekali.

"Huuu... Makan saja kau. Tapi, benar juga sih apa yang kau ucapkan barusan."

Koutaro juga ikut tertawa senang.

Seeet!

Tawa mereka berdua berhenti saat melihat surai merah yang sangat familiar baru saja lewat di depannya.

"Lho, Seijuro?"

"Hn. Kenapa wajahnya serius sekali? Apa tengah terjadi sesuatu?"

Pertanyaan yang mereka miliki hanya dapat mengambang di udara saja tanpa ada yang menjawab.

Mereka hanya heran dan tidak biasa dengan ekspresi yang baru saja terpasang di wajah Seijuro. Di mata mereka, Seijuro terlihat khawatir.

.
..
...
..
.

Bruuuk!

Ryouta tanpa sengaja menabrak bahu seseorang saat laki-laki bersurai pirang itu berlarian di koridor sekolah.

"Ma-maaf! Maafkan aku-sshu!"

Ryouya membungkuk dalam hanya sekilas. Laki-laki itu berniat untuk kembali berlari namun urung saat sebuah pertanyaan terlontar dari seseorang yang baru saja dia tabrak.

"Kenapa kau buru-buru sekali? Tidak seperti biasanya?"

Ternyata Kasamatsulah yang baru saja Ryouta tabrak. Laki-laki mahal senyum tersebut bersedekap angkuh dengan pandangan heran.

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang