Rekam Jejak 28

9K 602 6
                                    

Nanti malam rencananya kami akan pergi kencan, hanya berdua. Masih ada 5 jam sebelum waktu kencan tiba dan tadi pagi kami menyempatkan diri mengantar Tristan ke rumah Menteng, rumah Prof Rumi. Lepas sholat dzuhur berjamaah, kami berdua pulang ke apartement.

Mas Tama akhir-akhir ini sangat sibuk bahkan saat weekend sekalipun, jadi saat ajakan kencan hanya berdua itu datang aku langsung mengiyakan. Ajakan kencan itu mas Tama ucapkan saat aku selesai bertemu dengan Cherryl. Aku kaget saat melihat mas Tama ada di dalam ruanganku, padahal baru ketemu di cafetaria beberapa saat yang lalu.

"Loh kok ada disini?"

Mas Tama langsung memelukku "Aku kangen" ucapnya manja sambil menciumi pundakku

"Ulu ulu bayi besar aku ini manja banget sih" godaku sambil mengusap punggungnya

"De, weekend ini ada operasi ga?"

Aku menggelengkan kepalaku ragu "Kayanya ga ada, kenapa mas?"

"Kita ngedate yuk?"

"Ayo. Mau ngedate kemana?"

"Hmm aku belum mikir mau kemananya. I want spend time both, maybe dinner or movie"

"Ok, call!"

Dan emang benar, weekend ini ga ada jadwal operasi dan aku berharap ga ada operasi cito. Pasienku aman karena tinggal observasi pada Dera, Yazid dan Ameera. Bersyukur operasi mereka berjalan lancar dan ga ada komplikasi pasca operasi.

Aku merapihkan berkas jurnal yang sejak tadi aku baca, masih tentang kasus Omphalocele. Ini adalah minggu ke 30 usia kandungan pasien nyonya Rudi. Bila tidak ada masalah 2 minggu lagi, kami akan menghadapi operasi yang sangat ditunggu.

Persiapan pernikahanku sudah aku serahkan sepenuhnya pada bubun, mamam, ibu dan Naya. Ga ada sesi foto prewed karena memang waktu yang ada mepet jadi foto- foto yang akan dipajang saat resepsi nanti adalah foto saat prosesi lamaran yang akan dilangsungkan seminggu sebelum akad dan resepsi.

Konsep pernikahannya sendiri lebih ke intimate keluarga dan kolega. Mungkin sekitar 300 undangan yang akan disebarkan karena aku pikir lebih baik sederhana dan acara juga dilakukan dirumah Bandung. Memilih garden party dengan balutan kebaya dan adat sunda saat akad nuansa putih, serta gaun malam dan kemeja berwarna pastel pada malam harinya.

Detail lainnya sih aku serahin sama yang lain, aku cuma minta akad dan resepsi dirumah. Acaranya akad pagi, malam setelah isya baru resepsi. Akad cuma keluarga besar paling sama yang deket-deket. Kalo lamaran betul-betul hanya keluarga besar aja, ya sama besan dua keluarga paling. Lamaran nanti kebaya dan batik yang akan digunakan. Aduh jadi ga sabar nih buat cepet-cepet bulan depan.

Aku sedang menyiapkan blouse yang akan aku gunakan nanti malam. Mas Tama bilang akan dinner di salah satu restoran dan mungkin nonton. Hanya itu jadi aku memilih blouse dengan cardigan untuk kencan malam ini. Masih ada 3 jam sampai nanti aku dijemput lepas isya. Aku mengambil vaccum cleaner untuk membersihkan lantai serta karpet yang ada di ruang tengah ini. Tristan suka sekali nonton sambil berbaring di karpet ini jadi harus selalu bersih, aku ga mau anakku sakit.

Ponsel di saku celanaku bergetar dengan nada suara instrument yang mengalun.

Dokter Sean calling...

"Assalamualaikum dok" sapaku

"Waalaikumsalam, cito!" ucapnya panik kemudian memutuskan sambungan telepon

Aku segera mematikan mesin vaccum cleaner dan meninggalkannya asal di atas karpet. Ga ada waktu ganti baju, pakai baju ini aja! Masih sopan lah baju ini, celana jeans selutut dengan t-shirt berwarna tosca. Secepat mungkin aku berlari ke arah pintu dan hanya membawa ponsel. Mengganti sendal rumah dengan sendal jepit yang selalu rapih berjajar didepan pintu, aku segera berlari keluar dari unit.

Rekam Jejak Tritici (END)Where stories live. Discover now