Rekam Jejak 46

9.3K 525 8
                                    

Malam ini setelah magrib berjamaah, ayah mengajak kami untuk family dinner. Semuanya udah ayah atur sebelumnya, mulai dari reservasi tempat hingga menu makanannya. Selain keluarga intiku, ayah mengundang keluarga inti mas Tama juga untuk ikut makan malam.

Sore tadi, pihak catering sudah membereskan dekorasi sisa acara lamaranku. Saat kami akan meninggalkan rumah untuk makan malam, rumah sudah kembali rapih.

"Onci, om Tama udah dateng" ucap Quin saat aku sedang memoles lipstik di bibirku

"Iya bentar. Udah kumpul semua emang?"

"Quin ga tau onci, cuma suara Tristan udah kedenger aja tadi manggil Biru"

"Kirain udah kumpul semua. Ok sip" aku berjalan keluar dari kamar Quin

Mas Tama terlihat sedang mengobrol dengan kakang dan Fabian yang memangku Tosca, di ruang keluarga. Didepan TV dua bocah seumuran itu sedang menyaksikan Gaga dan Ferrou yang sedang main PS. Mbak Garnet, Gemi dan Naya mengawasi para bocah agar tidak terlalu dekat jaraknya dengan TV. Di ruang tamu, ayah, papap dan bapak sedang mengobrol juga. Mulai sekarang aku akan membiasakan memanggil prof Rumi dengan sebutan bapak, sesuai permintaannya. Mas Galang dan teteh baru keluar dari dalam kamar, berangkulan mesra. Pasangan paling romantis itu bergabung bersama di ruang keluarga. Suara tawa bubun, mamam dan ibu terdengar dari arah teras depan.

Aku menghampiri mas Tama "Dokter Sean keluarga udah pulang?"

"Ga, mereka nginap di Ranca Upas. Shaka ngerengek mau lihat rusa" jawab mas Tama

"Tumben ga ikut?" aku melirik Tristan pada mas Tama

"Soalnya ada Biru dan Tosca disini" dia tersenyum sambil melihat Tristan

"Ayo berangkat!" seru ayah

"Bentar yake, Gio belum datang" suara Quin dari arah tangga menjawab

"Telpon dong, udah dimana?" ucap teteh

"Udah dari tadi mom tapi ga diangkat! Rese iih Gio nih!" sewotnya

"Ya udah, dad chat Gio. Biar dia nyusul ke sana langsung!" ucap mas Galang tegas membuat Quin menghela napas kasar

"Udah nanti juga Gio nyusul. Mungkin kena macet kak" teteh merangkul Quin sambil mengelus kepalanya

"Ayo ayo berangkat, nanti kita malah kemaleman lagi pulangnya. Kasian opa Rumi sama oma Farah kalau kita pulang kemaleman!" perintah ayah

Semuanya bergerak keluar dari dalam rumah, ada 3 mobil yang keluar dari garasi. Mobil pertama yang nyetir mas Galang, didalamnya ada teteh, ayah, bubun, Gemi, Fabian, Tosca dan Quin. Mobil kedua yang nyetir kakang, isinya mbak, papap, mamam, Gaga, Ferou, Tristan dan Biru. Sedangkan di mobil mas Tama ini, ada bapak, ibu, Naya dan tentunya aku.

Tristan diajak bersamaku kali ini menolak. Biru, Ferrou dan Gaga betul-betul membuat Tristan nyaman sampe ga mau dipisahkan.

"Kayanya malam ini mas tidur sendiri deh" ucap Naya membuka pembicaraan didalam mobil ini

"Iya nih, coba hari ini tuh bukan lamaran aja tapi akad. Udah ada temen tidur mas nih, iya kan de" mas Tama mengedipkan mata padaku sambil tersenyum jahil

"Apaan ih mas" ucapku malu-malu

"Ini seriusan mas Tama kan mbak? Kok berubah betul?"

Aku menoleh ke arah Naya yang duduk di belakangku persis samping ibu "Emang mas Tama biasanya gimana gitu Nay?"

"Cool, irit ngomong, judes, galak. Pokonya beda banget lah sama mas Tama ini"

"Loh iki namanya tresno, Nay. Kalo ora tresno, ora bisa kaya iki mas-mu ini" ucap ibu dengan logat jawanya

Rekam Jejak Tritici (END)Where stories live. Discover now