Summertale | Fourth

65 14 20
                                    

Selama berada di sekolah, Calluella hampir saja jatuh pingsan karena tubuhnya yang terlalu lemas

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Selama berada di sekolah, Calluella hampir saja jatuh pingsan karena tubuhnya yang terlalu lemas. Beruntung tidak seorangpun menyadari hal tersebut. Calluella bingung dengan apa yang terjadi pada tubuhnya baru-baru ini, ia tidak pernah merasa se-lemah ini sebelumnya. Ia ingin sekali pergi ke dokter untuk mengecek apakah ada yang salah dengan tubuhnya, tetapi mengingat biaya untuk pemeriksaannya bisa membuatnya pingsan. Lebih baik ia tetap di rumah dan mencoba meminum obat yang ada di kotak P3K.

Bukan berarti dia harus meminum obat merah karena luka dalam. Ia benar-benar perlu beristirahat. Sekarang ia terjebak di jam Matematika. Ia sangat membenci angka bahkan untuk menghitung perkalian saja rasanya sudah seperti membaca rumus Phytagoras. Calluella melirik ke kanan dan ke kiri, mereka semua nampak bergitu serius menanggapi pelajaran Pak Wisnu.

Sudah beberapa kali kepala Calluella jatuh di atas meja. Beruntung jatuhnya tidak menimbulkan bunyi. Kini Calluella berusaha untuk menopang wajahnya dengan tangan kirinya, sambil menatap ke arah rumus Matematika yang tersaji di depan papan tulis. Calluella melirik ke arah kirinya yang terdapat jendela. Terlihat seorang pemuda tengah asik mengoper bolanya kepada sang teman.

Selama beberapa saat ia memperhatikan pemuda itu, ia baru menyadari bahwa pemuda itu adalah Hiro. Hiro yang berdiri di tengah-tengah lapangan menunggu bola yang datang menengok ke arah jendela kelas Calluella, karena ia merasa seperti seseorang tengah menatap ke arah dirinya.

Calluella yang setengah sadar tidak menyadari bahwa pemuda itu juga tengah menatap dirinya dari bawah. Sebuah suara yang begitu lantang dan besar menyebut namanya dari depan papan tulis, tetapi nyatanya Calluella langsung menjatuhkan kepalanya di atas meja begitu Pak Wisnu meneriakkan namanya.

*

Di sebuah kerajaan yang begitu besar dan megah hiduplah seorang Pangeran bernama Alastor yang kini tengah menggenggam tumpukkan kertas di tangan kirinya. Tangan kanannya yang memegang pena bulu terus bergerak. Ia merasa kesal tatkala melihat pelayan setianya selalu membawakan begitu banyak kertas ke dalam ruangannya, dan kertas tersebut tak berhenti muncul.

Callum masuk dengan beberapa tumpuk kertas di dalam pelukkannya. Pelayan setia Alastor kini mencoba untuk membawa kertas tersebut dan meletakkannya di atas meja Alastor dengan begitu hati-hati. Alastor yang melihat hal itu langsung mengerang marah.

"Katakan kepadaku Callum, apakah kau memiliki otak yang sangat pintar di seluruh Kerajaan ini?" Callum menatap Sang Pangeran dengan tatapan bingung.

"Memangnya kenapa Pangeran? Apakah dokumennya masih kurang? Jika masih kurang saya akan membawakannya kepada Anda lagi." Alastor menghembuskan napasnya, ia mencoba untuk tetap sabar kepada pelayannya yang satu ini.

"Sekarang apa yang berada di depan matamu ini?" Callum memundurkan tubuhnya beberapa langkah untuk melihat keseluruhan meja kerja milik Alastor.

"Dokumen?"

Summertale #2 「On Going」Место, где живут истории. Откройте их для себя