19. Waktu yang bukan lagi tentang kita

1.2K 147 24
                                    

"Bagaimana kita saat ini jika saja di masa lalu aku tetap bertahan?"~BJH

🌺


**Irene**

Entah situasi macam apa ini. kami duduk berdampingan namun tak ada yang berbicra sedikitpun. Kami bahkan tak bisa beranjak kemanapun, hujan tak kunjung reda semalaman hingga menjelang pagi. Piknik yang kami rencanakan pun gagal.

Setelah kejadian canggung semalam, pagi ini kami sarapan tanpa mengatakan sepatah katapun. Bisa ku mengerti kejadian semalam memang hal yang dapat menciptakan suasana canggung seperti ini.

Aku melirik sekilas ke arahnya bicaralah kumohon batinku menggerutu. Aku sudah tak tahan dengan suasana canggung ini, jika ia tak berbicara maka akulah yang harus memulainya.

"Oppa!" "Irene-ah" ucap kami bersamaan. aku menatapnya sedikit terkejut

"Kau duluan saja" dia mempersilahkanku untuk berbicara lebih dulu.

"soal semalam, kau tahu kan? itu ketidak sengajaan. Maksudku, jangan terlalu memikirkannya. Lagipula kita sudah dewasa dan hal semacam itu tidak perlu terlalu dipikirkan" ia menjelaskannya dengan tegas. Ia lagipula itu tidak disengaja, apa yang sebenarnya kau harapkan Bae Joohyun.

"Ah itu yang mau aku katakan, lagipula itu hanya ketidaksengajaan. Jadi kita tidak seharusnya canggung kan?" Aku tersenyum ke arahnya, berusaha terlihat seolah aku tidak canggung karena kejadian itu.

"Tentu saja, kita tidak perlu canggung hanya karena hal kecil seperti itu bukan?" ia meneguk kopinya, lalu tersenyum padaku. Aku terkekeh, memikirkan diriku yang berdebar tak karuan hanya karena insiden semacam itu.

Lagipula siapapun bisa berdebar jika berada di posisi seperti itu. Debaran itu sama sekali tak bermakna.

"Ngomong- ngomong, piknik kita gagal. Hujan tak kunjung berhenti" ucapnya menatap keluar jendela sembari menikmati setiap tegukan kopinya.

"Iya, padahal aku benar- benar ingin piknik. Tapi duduk menikmati secangkir kopi sembari menatap hujan juga tidak buruk iya kan?" tanyaku meminta pendapatnya.

Ia hanya mengangguk lalu tersenyum. Debaran itu kembali lagi. Hanya karena ia tersenyum jantungku berdebar tak karuan. Aku tak mengerti apa yang sedang terjadi padaku. Aku takut, debaran itu terasa menakutkan bagiku. Aku takut aku akan menjadi monster yang melahap sahabatku sendiri.

Aku mengalihkan pandanganku dengan cepat lalu meneguk kopiku.

"Apa oppa pernah berpikir betapa indahnya hujan yang kita lihat dibalik jendela?" Aku melirik ke arahnya yang masih sibuk menatap ke luar jendela sambil sesekali menyesap kopinya.

GRrrrr.... suara gemuruh terdengar, membuatku sedikit terkejut.

"Dan terkadang ada sesuatu yang menakutkan seperti gemuruh disela hujan yang terlihat indah di balik jendela" ia menatap sekilas ke arahku lalu melirik ke arah tanganku yang menggenggam erat tangannya.

"Ah, Maaf" Aku menarik tanganku dari punggung tangannya, aku tak menyadari bahwa aku menggenggam tangan kekar itu, lantas ia hanya tersenyum.

Ah, sial ! lagi- lagi aku berdebar. Ada apa sebenarnya dengan diriku?

🌺

Jam menunjukkan pukul 12.00 siang, dan waktunya makan siang. Irene dan Junmyeon memutuskan untuk makan siang diluar berhubung hujan sudah reda.

"Berjalan dengan pepohonan disepanjang jalan bukankah terasa begitu menenangkan?" Junmyeon memulai pembicaraan, mereka berjalan berdampingan menuju kedai yang terletak tak jauh dari resort milik Junmyeon.

MOMENT •우리 시간• (✔)Where stories live. Discover now