24. Berkhianat

81 14 5
                                    

"Kau datang untuk mencariku atau untuk menatap temanku?" tanya Alex.

Fokus Elva tidak tertuju pada Alex, tetapi kepada perempuan yang ada disamping Alex. Entahlah, Elva merasa ada aura yang aneh yang dia rasakan dari perempuan itu.

"Jangan terlalu kasar pada perempuan Al," ujar teman Alex.

"Kau bilang itu kasar?"

Ya, tentu itu kasar Alex batin Elva.

Elva terus menatap teman Alex itu. Penasaran lebih tepatnya.

"Maaf, mungkin kau tidak terlalu fokus karenaku," ucap teman Alex, "Aku Sora Jevelyana Cassandra, kau bisa panggil aku Sora."

Elva tersenyum. "Elva, Elva Cordelia."

"Tapi maaf sebelumnya, aku tidak pernah mendengar marga ataupun namamu," kata Elva, "Apakah kau termasuk seperti kami?"

Sora tersenyum. "Tak perlu mengetahui semua identitas orang, miliknya privasi," balas Alex.

"Aku menanyakannya pada Sora, bukan kau."

"Ingin ku bantu atau tidak sih?"

"Ah, sudahlah, mungkin aku harus minggat dari sini," ucap Sora mulai berdiri dari kursinya, "Karena aku, kalian jadi tidak fokus."

"Siapa yang menyuruhmu pergi?" Alex menahan tangan Sora. "Duduk," suruh Alex.

Sora memutar bola matanya malas. "Kalian berpacaran?" tanya Elva.

"Tidak!"

"Tidak."

Ucap Alex dan Sora bersamaan, walau intonasi suara Sora lebih tinggi dari Alex.

"Aku dengannya hanya teman sedari kecil," jelas Alex, "Mari berhenti berbicara tentang kehidupan pribadiku, juga kehidupan pribadinya."

"Ya sudah, jadi bagaimana? Kau akan membantuku tidak?" tanya Elva.

"Membantu apa?" tanya Sora yang duduk di samping Alex.

Alex menoleh ke Sora dan menaikkan satu alisnya. "Oh rupanya orang yang mencari teman serigalanya itu kau?"

Elva mengangguk. "Kau tahu, Alex terus mengoceh tentangmu-"

"Ugh, Sora.. tidak perlu menceritakan itu."

Sora terkekeh sementara Elva memberi tatapan sinis terhadap Alex.

"Aku sudah mengatakan untuk menerima bantuanmu, tapi dia terus mengatakan kau tidak tau hubungan antara vampir dan manusia serigala dan bla bla bla bla," ucap Sora.

"Sora," sahut Alex yang memberikan tatapan tajamnya walaupun tetap membaca buku aneh itu.

"Tuan, bisakah kau tidak terlalu fokus dengan buku itu?" tegur Elva, "Aku disini meminta bantuanmu."

Alex menatap Elva sebentar, lalu lanjut membaca buku itu. Elva yang mulai muak berdiri dan merampas buku itu dari tangan Alex.

Alex tersenyum miring. Elva memukul meja itu- beruntung perpustakan sedang sepi.

"Kau... sungguh- wah, kau jangan sok jual mahal padaku!"

"Calm down lil girl," ucap Alex membuat Sora menoleh ke arah Alex, "Aku bukan orang yang tepat untuk kau rekrut sebagai anak buah mu."

Elva memberikan tatapan tajamnya pada Alex, bahkan mata merahnya sudah menembus warna lensa hitamnya.

"Alex...." ucap Sora.

"Tenanglah Sora." Alex berdiri dan mencondongkan wajahnya di depan wajah Elva.

"Elva, Elva, Elva, how bad do you want to find him?" tanya Alex dengan nada yang menggoda. "Is he even that important to you?" lanjutnya.

Elva memundurkan wajahnya. "Excuse me?"

"Sadarlah, kau ini, vampir," ucap Alex menekankan kata vampir, "Aku dan temanmu yang hilang itu, manusia se-ri-ga-la."

"Ingat El, dia itu berbeda. Dia adalah musuh sekutu kita. Jika bisa, jauhi lah dia secepatnya, sebelum bangsawan Vampire yang lainnya mengetahui hubunganmu dengan bangsa Serigala."

"Alex! Kau sudah kelewatan, ya tuhan," Sora yang tadi berada di seberang meja Elva, mendatanginya.

"Bisakah kau belajar untuk tidak menjadi sangat sarkas kepada perempuan?"

Alex berdecih, "Maaf Sora, tapi jangan lupa siapa yang membuatku seperti ini."

Elva merasa matanya sangat panas- ralat, mukanya sangat panas.

"Alex," sahut Elva, menahan langkah kaki Alex yang tadinya mulai menjauh.

Badan yang tinggi itu berbalik. "Kau ingin imbalan apa? Akan kuberikan apapun yang kau mau."

Alex menatap Elva, kemudian Sora. Kembali mendatangi kedua perempuan itu.

"Berkhianat?" ucap Alex dengan wajah datarnya.

"Alex!" tegur Sora.

"Apa?" tanya Alex kepada Sora, "Dia sendiri yang mengatakan apapun yang ku inginkan."

"Berkhianat seperti apa?" tanya Elva dengan ragu.

"Elva! Jangan dengarkan dia!"

"Yang beresiko untuk menghilangkan nyawamu?" ucap Alex,

















"Seperti, menjadi pengikutku- atau lebih tepatnya bangsaku?"

Ribbon ✓Where stories live. Discover now