34. Gotcha!

93 16 2
                                    

“Apa kau menemukan sesuatu?”

Alex menggeleng begitu mendengar pertanyaan Sora. Sora memicingkan matanya.

“Kau bohong,” ucap Sora.

Alex menghela nafasnya kasar. “Bisakah kau memberitahuku dengan apa yang kau lihat?”

“Akan kuberitahu jika kau mengatakannya,” jawab Sora dengan cuek.

Alex kembali menghela nafasnya— merasa kesal. Kesal kenapa Sora tidak memberitahunya. Kesal kenapa Sora begitu memaksanya tentang Galvan.

“Kenapa dia begitu penting sih? Kau mengenalnya?” tanya Alex, menatap Sora dengan heran.

Namun, Sora tetap diam. Tidak membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan Alex. “Jangan mengabaikanku,” ucap Alex.

“Kalau begitu, jangan berbohong padaku, Al.” Sora menatap balik Alex dengan tatapan tajam.

“Aku menemukannya.”

Alex mengucapkannya dengan pasrah, berbanding terbalik dengan Sora— yang sedang tersenyum.

“Kau yakin itu dia?” tanya Sora memastikan.

Alex mengangguk. “Sama persis dengan foto yang diperlihatkan Elva.”

“Sekarang beritahu, apa yang kau lihat,” tanya Alex.

“Temannya selamat, Elva tertangkap.”




ribbon.







Begitu sampai di sekolah, Elva berlari menuju kelasnya. Lebih tepatnya, belari untuk mencari Alex.

Seperti biasa, Alex selalu menghilang jika jam belajar-mengajar belum dimulai. Entah itu hilangnya kemana, tapi Elva menebak Alex berada di perpustakaan bersama Sora.

Kalau mereka berdua tidak ada di perpustakaan, maka satu-satunya jalan menunggu bel masuk berbunyi nyaring di satu gedung sekolahnya.

Mungkin opsi yang kedua lebih baik, tapi sekarang Elva terburu-buru. Dirinya sangat penasaran, mengapa Jeffrey seakan-akan takut pada seorang Shadowhunter?

Selama beratusan tahun Elva hidup, dirinya belum pernah mendengar istilah itu. Apa mungkin karena memang ada sesuatu yang berbahaya? Entahlah.

Setelah beberapa langkahan kaki yang lincah, Elva sampai di perpustakaan. Tidak heran kalau perpustakaan masih kosong. Ini masih pagi dan juga perpustakaan bukan tempat minat mayoritas murid sekolah.

Elva berjalan menulusuri perpustakaan, melihat-lihat di setiap bagian. Hasilnya, nihil. Tidak ada Alex maupun Sora yang tertangkap di matanya.

Elva pasrah juga sedih. Ya, walaupun nanti ia akan bertemu dengan Alex dikelasnya.

Tidak ada angin, tidak ada hujan, sebuah tangan menahan bahunya yang sudah hampir lekas pergi dari perpustakaan.

“Sedang apa disini?”

Elva membalikkan badannya. Tidak lama kemudian, kedua ujung bibirnya tertarik naik keatas.

“Mencarimu!”

Iya itu Alex— bersama Sora yang berdiri disampingnya. Tapi ada yang berbeda dengan Sora hari ini. Tatapannya, bukan lagi tatapan hangat yang seperti biasa.

“Sora? Ada apa?” tanya Elva.

Sora menggeleng sebagai jawaban. “Aku ingin bertemu dengan Mark,” ucap Sora terhadap Alex yang kemudian pergi dari sana tanpa menatap Elva.

Ribbon ✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant