Bertemu (2)

1.1K 115 52
                                    

Kepulangan Sehun dari Jepang membawa berita baik. Anak perusahaan milik Sehun di Jepang sahamnya naik sekitar lima belas persen. Bisnis Sehun menancapkan cakarnya di negeri matahari terbit itu. Seperti biasa, Sehun pulang dengan jet pribadinya. Setelah jet pribadinya mendarat, Sehun langsung menemui Jongin yang beberapa hari tak ia temui. Rindu kata Sehun.
Sekalian memberitahu kabar baik yang ia bawa dari negeri tetangga. Setelahnya, ia mengadakan pesta kecil di klub malam milik temannya. Pesta yang di hadiri oleh teman dengan orientasi seksual yang sama dengan Sehun. Sehun memang memiliki teman seperti itu. Pesta gay dengan berganti pasangan satu sama lain adalah pemandangan biasa di sana. Pengecualian bagi Sehun dan Jongin. Mereka berdua anti seperti itu. Loyal katanya. Tidak seperti yang lain, Sehun memilih berbincang dengan Jongin. Obrolan mendalam menjadi pilihan bagi Sehun di tengah keramaian pesta di klub malam ini.

"Bagaimana kabar Kang Seulgi? Kau merawatnya dengan baik?" Tanya Sehun sembari menghisap cerutu di tangannya.

Jongin tersenyum sebelum menjawab pertanyaan Sehun.

"Ya, aku merawatnya sesuai permintaanmu. Dia sudah sembuh sekarang"

"Baguslah. Nilai seorang Kang Seulgi sama dengan perusahaanku. Jika dia sakit atau terjadi sesuatu pada wanita itu, maka aku terancam tak memiliki perusahaan yang aku miliki sekarang. Kau perlu ingat itu" setelahnya Sehun berbaring di sofa yang ia tempati.

Jongin hanya menatap Sehun dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Nilai seorang manusia tak bisa dibandingkan dengan benda Oh Sehun" ucap Jongin di sela-sela kegiatan menghisap cerutunya.

Kalimat Kim Jongin berhasil membuat Sehun menatap lelaki itu.

"Manusia mempunyai perasaan Hun" lanjut Jongin tanpa mempedulikan tatapan Sehun. Sekelebat bayangan Seulgi yang sedang dijejali pil oleh ibunya sendiri hadir dalam pikiran Jongin.

"Sejak kapan kau memperhatikan hal-hal seperti itu?" Tanya Sehun dengan tatapan aneh

"Entah, aku tak tahu sejak kapan aku berpikir, dan memperhatikan hal seperti itu. Tetapi tentang kapan aku mulai memperhatikanmu, itu dari dulu" Tutur Jongin dengan asap yang keluar dari mulutnya di sela ucapannya.

"Benar. Tetaplah menjadi Jongin yang seperti ini. Jongin yang memperhatikanku" kini Sehun memeluk lelaki dengan perawakan tegap yang berada di sampingnya.

Jongin hanya terdiam dengan tindakan Sehun.














•●•

Diwaktu yang sama, Seulgi menyempatkan waktu untuk bertemu dengan Taemin. Seperti pembicaraan mereka via telepon tempo hari. Akhirnya mereka ada waktu untuk mengobrol secara langsung. Sesuatu yang Seulgi nantikan.

Seulgi memilih memakai kendaraan umum ke tempat bekerja hari ini. Setelah pulang bekerja, Seulgi menyempatkan diri menjenguk Seungyeon di rumah sakit, Seulgi meminta maaf karena baru sempat menjenguk dikarenakan dirinya yang juga sakit. Selepas menjenguk Seungyeon, kini wanita itu menuju tempat dimana mereka akan bertemu.

Sesampainya disana lelaki yang beberapa hari terakhir membuat hatinya bahagia dan lupa sejenak tentang segala pahit di hidupnya sudah menunggunya. Lee Taemin adalah pemilik dari semua deskripsi itu. Senyuman manis terukir di wajah tampan milik Taemin ketika menyambut Seulgi.

Kurang lebih satu jam mereka mengobrol. Jika dua orang terhubung satu sama lain, satu jam tak terasa dilewati. Tak ada sisa di cangkir depan mereka berdua. Isinya habis karena menemani obrolan kedua insan itu.

"Seul, bagaimana jika kita pergi ke Ansan?" Tawar Taemin pada Seulgi

Seulgi tampak berpikir sejenak. Ada satu sisi ia ingin sekali menghabiskan waktu lebih lama bersama Taemin, tapi ada satu sisi ia tak mau karena jika kesana sudah pasti dia diantar pulang ke rumah Sehun oleh Taemin. Ia tak mau Taemin tahu jika dia sekarang istri seorang Oh Sehun. Seulgi takut Taemin menjaga jarak dengannya jika sudah tahu yang sebenarnya.

C I N T ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang