BAB 21

7.1K 133 0
                                    

Pemandangan kota Barcelona jam sepuluh pagi telah ramai dengan musim gugur. Orang-orang pejalan kaki dengan aktifitas masing-masing memunuhi pusat kota. Dari balkon kamar tidur suatu hotel, Jasmine melihat hiruk pikuk keramaian tersebut dan cuacanya sejuk.

Jasmine menolehkan kepala ke belakang, terdengar suara ketukan pintu tiba-tiba. Tangan Jasmine bergerak menaruh mug berwarna putih di atas meja sebelah darinya. Kemudian Jasmine berjalan menuju pintu. Figur seorang perempuan terintip dari celah lubang kecil pintu ketika Jasmine ingin tahu siapa yang datang bertamu tanpa pemberitahuan lebih dahulu padanya.

Sebelah kaki Jasmine mundur, disusul tangan kanan yang bergerak menggeser panel pintu besi pengunci manual dari dalam.

Diperhatikan dengan dahi sedikit mengerut oleh Jasmine kepada seorang perempuan datang bertamu itu, yang sedang berdiri di depan pintu, lantas figur itu memutar badan ke arah Jasmine.

Tamu tanpa pemberitahuan itu tersenyum tipis, dengan sopan dia berkata kepada Jasmine, "Maaf aku mengunjungimu pada pagi hari, Jasmine."

Jasmine mengedipkan dan pada akhirnya ia mengulas senyum hangat dan bertanya, "Ada apa?"

Jasmine membuka sedikit pintu setelah mengajukan pertanyaan umum. Namun ia merasa ganjil, tak pernah ia memberi tahukan di mana dirinya tinggal pada siapa saja semenjak beberapa hari di kota Barcelona.

"Ayolah, Jasmine. Kita tidak mungkin berbicara seperti ini? Di depan pintu?"

"Silahkan masuk. Nancy."

Jasmine mempersilahkan Nancy masuk.

"Kamar penginapanmu luas tapi hanya kau tinggal sendiri?"

"Trims untuk pujianmu terhadap kamarku ini. Jadi, apa yang membuatmu datang mengunjungiku, Nancy?" tanya Jasmine langsung dari seberang sofa.

"Aku ingin mengundangmu di pesta keluargaku-Ibuku tepatnya, lusa adalah ulang tahun dia."

"Pukul berapa?"

"Delapan malam. Baiklah, aku pamit dan aku akan menunggumu karena kau pasti akan datang, Jasmine."

"Tunggu. Hanya itukah ingin kau katakan padaku?"

"Ya. Apa kau ingin kita berbicara sedikit banyak saat ini? Aku tidak masalah."

"Uh aku masalah, aku tidak bisa berbicara banyak. Ada beberapa pekerjaan menungguku."

Nancy menarik kedua sudut bibir hingga menampilkan senyum sedikit lebar, tanpa ragu Nancy menunjukkan pada Jasmine.

"Baiklah, Jasmine. Aku permisih pamit."

"Ya, Nancy. Hati-hati dalam perjalananmu."

Nancy mengangguk dan membuat lambaian tangan ke arah Jasmine, kemudian berkata, "Terima kasih.

Malam adalah kemungkinan Jasmine akan bertemu dengan seluruh anggota keluarga Nancy dan jam malam adalah jam para pekerja berhenti. Namun ada yang lebih ditakutkan Jasmine. Bagaimana jika ia bertemu dengan pria masa lalunya? Ia takut ketika berhadapan dengan situasi seperti itu, seolah ia dipaksa menelan kembali kekecewaan lagi.

Tanpa sadar Jasmine menganggukkan kepalanya dan tersenyum sebelum Nancy pergi.

💍

Sinar cahaya matahari masuk melalui celah gorden jendela. Kening Vivian mengerut sampai bergelombang. Kedua mata Vivian pelan-pelan mengedip untuk membuat fokus pandangan.

Setelah menemukan fokus yang baik, Vivian bergerak dan memposisikan tubuh menjadi duduk lalu memandang ke selimut. Kerutan tidak tenang terbentuk di wajah kening Vivian.

Behind Forbidden Love | #Vol (1). PPTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang