BAB 44

2.4K 67 3
                                    

Atlas mengepalkan tinjunya erat-erat. Rahang pria itu terkatup rapat dengan mata yang dipenuhi amarah yang tak terbatas.

"Mom, kumohon, jangan menangis lagi." Atlas menghibur ibunya yang duduk bersamanya di sofa hitam.

"Atlas."

"Ya Mom?"

"Kenapa kau tidak memberi tahu Mom tentang ini?"

Tatapan sang ibu lembut meskipun ada juga tatapan sedih di sana, yang Atlas lihat jelas.

"Maaf Mom. Aku tak bisa memberi tahu Mom tentang perempuan ..."

Atlas menggantungkan kata terakhir-tatapan sedih dan marah bercambur seperti kolam renang dalam sorot mata Atlas dan sang Ibu ia pastikan tidak akan menyadari itu. Ia tidak tak ingin sang Ibu tahu dibalik sorotan ia pancarkan saat ini-menderita bertahun-tahun demi menyembunyikan rahasia perasaan sang kepala keluarga akan ia lakukan mesiki ia yang hancur. Namun, sekarang ia memberitahukan rahasia berat itu.

".... Dad ... perempuan lain-Mom bukanlah perempuan sangat dicintai Dad selama ini. Dad selama ini masih mencintai seorang perempuan lain-aku tahu itu belum lama dan Mom mulai sekarang jangan pedulikan Bajingan Itu."

Bahu Sang Ibu menegang mendengar pernyataan itu.

"Mom?" Atlas memanggil lembut. "Tolong, berhenti terpukul. Mom tidak pantas menyedihkan pria itu."

Sang Ibu masih menangis dan tidak lebih dari tiga menit sang Ibu pergi begitu saja dari sofa dan Atlas hanya menyaksikan kepergian Ibunya keluar dari ruangan kerja Lucas Agnellie.

Setelah beberapa menit berlalu Atlas juga keluar dari ruangan. Tentu saja hati Atlas hancur seperti hati sang Ibu mengetahui ada orang lain menjadi kenyamanan Lucas Agnellie-duri dalam keluarga dan dibawah tangan Atlas mengepal kuat. Ia menanamkan dalam hati ia akan membalaskan dendam air mata sang Ibu yang terjadi hari ini.

"Atlas."

Atlas mendongak mendengar suara dari seorang ia kenal.

"Hai Nenek."

"Kau tahu di mana Ayahmu sekarang?"

"Aku tidak tahu."

"Apakah ada sesuatu yang terjadi denganmu?"

Nenek bertanya seolah dia mengerti apa yang sedang terjadi.

"Sebaiknya Nenek tanya kepada Dad."

Atlas kemudian mengambil langkah dan melewati sang Nenek tanpa sepatah kata.

"Atlas."

Sang Nenek memanggil dan Atlas berhenti melangkah. Ia masih menghormati Neneknya, namun untuk menjawab pertanyaan sang Nenek ia pikir itu bukanlah suatu jawaban mesti ia beri tahu. Semua masalah berakar dari Lucas Agnellie dan untuk menyelesaikan masalah itu harus di mulai dari Lucas Agnellie.

"Beri tahu Nenek apa yang terjadi."

Sang Nenek bertanya setelah berdiri di sebelah Atlas.

Behind Forbidden Love | #Vol (1). PPTOnde histórias criam vida. Descubra agora