Fourteen

4.7K 356 11
                                    

Vote dulu sebelum membaca ya. Danke 🙏
Yeosu Night Sea ~~ Busker Busker 🎶

✌✌✌

Seharusnya, berteriak atau jungkir balik adalah hal yang dilakukan oleh kedua sahabatnya saat ini.

Evo bahkan sudah siap jika akan menerima umpatan dari kedua sahabatnya itu.

Tapi tidak!

Mereka diam!

Membisu!

Menatap Evo dengan sorot yang bahkan tidak memiliki arti apa pun. Evo bingung, jadi pusing tujuh keliling.

Ada apa dengan dua sahabatnya ini?

Berkali-kali Evo mengibaskan tangannya ke arah Kalana dan Kelaya yang masih bergeming. Evo bahkan meraih gelas yang sedang mereka pegang untuk diletakkan kembali di atas meja.

Takut-takut jika teman-temannya akan menjatuhkan gelas. Tidak mengganti rugi barang yang pecah itu cuma ada disinetron. Dunia nyata mah, duit dimana-mana perlu.

Dan Evo tidak mau menanggung ganti rugi itu. Yang terpenting sekarang, kedua sahabatnya harus kembali sadar ke dunia nyata.

"Kalana. Kelaya." Evo menatap kedua sahabatnya bergantian. "Lo berdua gak lagi kerasukan apa pun, kan? Kalian masih sahabat gue yang sama, kan?"

Kelaya lebih dulu mengerjap. "Kal," disenggol lengan Kalaya. "Waktu lo buat jadi manequin abis. Sadar, Kal. Evo udah kagak perawan lagi," sambung Kelaya tersadar sepenuhnya.

"Gue masih perawan, Kel!" tukas Evo mendelik.

Kalana berdehem, membenarkan posisi duduknya. Melihat ke arah Kelaya dan Evo bergantian.

"Vo, gue tau ini april. Tapi kalo lo berniat mau buat april mop, ini udah kelewatan, Vo. Ngehalu lo udah ketinggian. Bener deh," ujar Kalana serius.

"Mending cepet-cepet sadar deh lo, Vo. Takutnya gue lo jadi stress gitu kebanyakan ngehalu." Kini Kelaya ikut menimpali.

Evo mendengus kesal. "Gue lagi gak bercanda dan gue kagak ngerti sama april mop. Ini serius, bocah."

Kelaya dan Kalana saling pandang dengan tatapan prihatin. Lalu melihat ke arah Evo dengan kasihan.

Evo menceritakan semua yang terjadi padanya selama di Jambi dan status barunya sekarang sebagai istri Dante.

Meski tak begitu banyak melakukan ekspresi, tapi Kelaya dan Kalana benar-benar tidak percaya dengan apa yang Evo ceritakan.

Siang ini Evo memang sengaja mengajak kedua sahabatnya untuk makan bersama.

Bagaimana pun mereka harus tau tentang kabar yang bahkan Evo pun masih sangsi untuk percaya.

"Bikinin gue gaun nikah ya, Kal?"

"Vo...," Kalana merengek prihatin.

Evo sudah membuka mulutnya untuk mengeluarkan beberapa kalimat yang akan membuat mereka kembali berdebat menjadi urung setelah handphonenya berbunyi.

"Angkat, Vo," desak Kelaya. "Siapa sih?" gadis yang tak pernah peduli keadaan sekitar itu kini mengintip ke arah ponsel Evo.

"Ibunya Dante," jawaban Evo jelas membuat mata Kelaya dan Kalana membulat sempurna. "Gue buktiin kalo emang lo berdua gak percaya selevel itu sama gue."

Evo mengangkat telepon dari ibu mertuanya dan menekan panel loudspeaker agar kedua sahabatnya juga bisa mendengar.

"Halo, buk," sapa Evo lembut.

DAN (Sudah Pindah Ke Ican Novel Dan Kubaca)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang