XIV. Sabda

2.7K 224 5
                                    

Beberapa hari belakangan ini Saka disibukan dengan urusan pekerjaannya yang membuatnya sering mengabaikan beberapa hal; makan, minum, tidur tapi anehnya Saka sama sekali tak pernah mengabaikan semua tentang Bda, setiap pulang kerja Saka selalu menyempatkan dirinya untuk sekedar menemui Bda, beristirahat sejenak di kafe milik gadis itu sambil bertukar cerita.

Omong-omong tentang Bda, beberapa hari ini senyum di bibirnya selalu menempel seperti ada kebahagiaan yang rasanya ingin Bda bagikan yang akhir-akhir ini Saka ketahui itu karena kesehatan Raka membaik. Laki-laki itu sudah lebih tenang, sudah tak ada lagi mimpi-mimpi buruk yang mengintainya.

Dan Saka senang.

Saka senang jika Bda senang.

"Om, ini tolong diperiksa dulu laporannya. Kalau ada revisi, tolonglah besok aja, ya."

Saka melirik ke sampingnya mendapati Abril yang sudah berdiri sambil memberikan berkas laporan omset perusahaan selama kurang lebih tiga bulan belakangan ini. Dengan cekatan Saka langsung mengambilnya, membuka halaman pertama dan seterusnya sambil memegang pulpen di tangannya beberapa kali Saka mencoret pada halaman-halaman tertentu.

"Saya minta sekarang diperbaiki." ucap Saka sambil memberikan kembali dokumen itu pada Abril yang masih berada di tempatnya.

"Ya ampun om, ini udah jam lima loh." keluh Abril sambil menggerutu.

"Sekarang, Abril." tegas Saka kembali.

Abril mengalah, ia perlahan mundur meninggalkan ruangan Saka, "Ini namanya eksploitasi!" katanya yang sangat Abril yakini itu bisa didengar Saka.

"Sekarang, Abril."

"Iya, bawel."

Abril sudah tiba di tempatnya, ia kembali membuka folder yang tadinya sudah ia rapikan. Memeriksa kembali hasil laporan yang ia buat, memerika kembali kertas demi kertas yang tadi Saka corat coret seenak jidatnya. Keadaan kantor tentu saja sudah sepi, pukul lima sudah lewat tiga puluh menit yang lalu dan sialnya karena Saka yang membuat Abril terpaksa berada di kantor lebih lama.

Abril mengambil ponselnya yang masih di charge lalu memainkan musik, memutar sebuah lagu dari band favoritnya Linkin Park.

I've become so numb, i can't feel you there
Become so tired

"Pulang kamu, Abril."

"Astaga gusti~~" reflek Abril memegang dadanya, mengatur napasnya dan mematikan musik yang sedang diputarnya. Bagaimana tidak terkejut ia karena kini Saka sudah berada di hadapannya, menatap Abril tanpa ekspresi.

"Pulang sana." kata Saka lagi-lagi.

"Ha?"

"Pulang." ulang Saka lagi.

"Ta---tapi ini gimana om?" ucap Abril sambil menatap nanar dokumen-dokumen yang berada di hadapannya sekarang.

"Kan bisa besok." ucap Saka sambil berjalan menjauhi meja Abril dan memainkan kunci mobil yang berada di tangannya.

"Berengsek lu, om." geram Abril sedikit berteriak mengekspresikan kekeselannya saat ini yang membuat Saka menghentikan langkahnya dan melirik Abril.

Melihat itu, Abril langsung jongkok entah mencari apa tapi sebisa mungkin ia menghindari kontak mata dengan Saka. Dalam hati Abril, semoga saja besok ia masih bisa bekerja di sini, semoga saja dia masih bisa menikmati gaji pertamanya sebagai seorang karyawan di sini.

"Keresek lu om, ini bukan?" Kata Abril sambil mengangkat tinggi keresek hitam yang ia juga tak tahu berisi apa di dalamnya, tapi ya apapun itu semoga saja Saka tak berniat memecatnya sekarang.

SabdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang