; Perjalanan

2.2K 341 31
                                    

Cleo's


Gue berjalan terburu keluar dari gedung kantor, ini sudah jam sepuluh yang berarti satu jam lebih lama dari jam seharusnya gue pulang. Kalau aja gue nggak ada janji dengan seseorang mungkin gue akan seburu-buru ini, gue berlari kecil menembus hujan gerimis dengan dua tangan yang penuh membawa bungkusan.

Begitu melihat mobil hitam Kendra gue langsung menghampirinya.

"Ngaret sejam." ucapnya saat gue baru memasuki mobil.

Gue meringis sadar kalau udah bikin mood cowok ini sedikit nggak enak karena gue nggak mengabari kalau gue akan keluar telat "Iyaa maaf, habis mas Dhimas dadakan banget ngajak rapatnya."

Kendra nggak membuka suara lagi. Biasanya gue akan dengan santai minta maaf dan merayu-rayu Kendra, tapi gue sadar kalau seminggu ini gue udah bikin dia kesal lebih dari 3x walaupun beberapa cuma bercandaan.

"Mau kemana ini? katanya lo ada rencana?" tanyanya sambil mencari sesuatu di dashboard mobil nya.

"Lo capek nggak?"

"Biasa aja."

"Ya udah yuk keluar, jalan."

"Gah? keluar kemana?" kedua alis tebalnya bertaut kebingungan.

Gue tersenyum tipis sebelum sedikit menarik rambutnya yang sudah memanjang "Ya keluar mobil lah Kendra, kita jalan-jalan! gue masih ada janji kan mau ngajakin makan ramen yang enak di deket sini."

"Sekarang banget???" tanyanya lagi.

"Taun depan! ya iya lah ayo keburu rame, disana makin malem makin rame soalnya." ucap gue sambil mengikat rambut. Kenapa ya kalau malem bukannya dingin malah gerah banget.

Gue lalu keluar disusul Kendra sambik membenarkan posisi topinya.

"Itu ribet amat sih bawanya, tinggal aja dimobil." ucapnya melihat kedua tangan gue yang penuh membawa jinjingan.

"Engga, ini harus dibawa." meninggalkan Kendra yang masih aja berdiri disamping mobilnya gue berjalan keluar dari area kantor.

Tempatnya emang beneran nggak begitu jauh kok, tapi kalau jalan ya emang lumayan sih mungkin sekitar 20menitan. Tapi itu yang gue cari, sebagai orang yang tinggal di kota besar sejak kecil gue rasanya jarang banget bisa jalan-jalan kaya gini nikmatin suasana kota secara langsung bukan di dalam kendaraan saat kecebak macet.

Padahal hiruk-pikuk kayak gini yang bikin sebuah kota hidup. Walaupun tentu nggak senyaman di pedesaan yang bisa menenangkan setidaknya suara bising kendaraan bisa menjadi pengalih lo dari kesepian.

Dulu, waktu kecil gue sering jalan-jalan sore sama kakak gue. Walaupun seorang cowok, dia nggak pernah malu buat nemenin gue main ditaman kompleks, bahkan terkadang ikutan jadi pembeli kalau gue lagi pengen main pasar-pasaran.

Padahal di seberang taman ada lapangan dan dia bisa aja pilih main bola sama temen-temennya disana daripada nugguin gue main. Tapi dia nggak mau, dia pilih nemenin gue sambil duduk dipinggir kolam ikan.

Dan entah kenapa melihat Kendra gue seperti melihat Mas Aksa, mereka mirip walaupun kepribadiannya berbeda. Mereka berdua sama-sama hangat and buat gue they deserve the world.

"Jangan cepet-cepet." suara Kendra sukses menginterupsi lamunan gue, tangannya lalu menarik satu paperbag yang gue bawa.

"Ngapain sih bawa payung segala?" tanyanya.

"Jaga-jaga kalau hujan."

"

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
Four SeasonsOnde histórias criam vida. Descubra agora