; Lekat

1.1K 243 47
                                    

Kendra.

Gue memeluk Cleo erat setelah sebelumnya cewek itu bermitan dengan kakaknya. Hari ini akhirnya dia berangkat ke Jogja.

"Take care Kle, semua aman kan?" tanya gue sambil menatapnya.

"Aman Kendra, kamu udah ngecek lebih dari tiga kali dari semalem!"

Cleo menggerutu sambil melepas pelukan dan menatap gue sebal.

"Hahahaha oke oke maaf, ya udah sana masuk."

Cleo mengangguk lalu mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir gue ringan.

I swear to God, I'll miss this girl so much.

"Nanti aku kabarin kalo udah sampai, oke!"

Tangan gue segera terulur untuk mengacak rambutnya pelan dan mengangguk sebagai respon. Lalu cewek itu segera berbalik dan berjalan menjauh ke pintu penerbangan.

"Ken, lo mau pake apart Cleo?" tanya mas Aksa saat kita berdua berjalan ke arah parkiran setelah memastikan Cleo udah benar-benar masuk.

"Enggak kayaknya mas, gue juga magang soalnya dan lebih deket dari rumah. Paling seminggu sekali aja gue ke sana buat ngecek."

"Kalo gitu gue pake ya selama gue di Jakarta, tadi gue udah bilang Cleo kok."

Gue mengangguk dan tertawa pelan "Pake aja mas, kan punya Cleo itu bukan punya gue."

"Siapa tau cowonya nggak boleh."

"Hahahaha nggak lah!"

"Tapi Ken..."

Ucapan cowok yang kali ini rambutnya udah nggak berwarna merah itu terpotong.

"Gue lupa nanya passwordnya, lo tau kan?"

Gue segera mengangguk "Tau mas, gue kirim di chat ya."

Mas Aksa cuma mengangguk dan gue langsung meraih ponsel gue dan mengurimkan enam digit nomer ke mas Aksa.

Bunyi khas salah satu aplikasi chat menandakan kalau pesan gue udah terkirim.

Gue liat ekspresi cowok itu yang mengerutkan keningnya.

"Dua belas April ulang tahun siapa? perasaan ulang taun Cleo bulan Februari." tanyanya bingung sedangkan gue cuma bisa menggaruk tengkuk gue yang nggak gatal.

"Hehe ultah gue."

Cowok itu langsung menoleh menatap gue dengan mata membulat, lalu sekilas mendengus.

"Dasar bucin!"

•••

Kendra akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah. Katanya hari ini bunda cuma kerja setengah hari dan harusnya udah ada di rumah.

Begitu menginjakkan kaki di rumah, Kendra bisa langsung melihat pemandangan kaki Kai yang terangkat ke atas sofa.

"Brengsek Kendra!" pekik cowok dengan kaos garis-garis itu kesal ketika Kendra mendorong kakinya hingga hampir terjungkal.

"KAI." suara lembut Bunda buru-buru menginterupsi dua anak laki-lakinya yang hampir membuat kerubutan itu.

"Kalian berdua ya, kalo nggak ada saling nyariin kalo ada aja ribut terus. Liat aja kalo salah satu ada yang nikah pasti baru kerasa tuh!"

Kai dan Kendra cuma saling melirik ketika Bunda memulai siraman rohani siang ini.

Tapi kalau diingat memang iya sih, dua saudara ini kalau nggak ada emang saling nyariin. Walaupun nggak secara langsung karena gengsi.

Four SeasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang