; Ikatan

1.7K 256 43
                                    

Cleo.

Gue membulatkan mata nggak percaya melihat mas Aksa yang berjalan tanpa beban ke arah gue dan Kendra. Gue menyikut perut Kendra pelan membuat cowok yang masih sedikit terkantuk itu kaget.

"Wow." ucap Kedra takjub, membuat gue menghela nafas sebal.

"Seriously mas?" tanya gue ketika mas Aksa sudah ada di hadapan gue dan Kendra.

"Keren ya?" tanyanya balik sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"Gila."

Gue bisa mendengar Kendra yang terkekeh pelan di samping gue, lalu menghampiri mas Aksa dan memeluknya ala cowok. Kita memutuskan buat mampir cari sarapan sekalian, karena ini masih jam 8 lewat sedikit.

Nggak usah ditanya, sepanjang perjalanan gue terus dicuekin sama dua cowok itu karena asyik ngobrol yang gue nggak paham topik pembahasannya.

Mas Aksa sama Kendra emang bisa dibilang deket banget, pertama kali gue kenalin mereka waktu mas Aksa main ke Jakarta, mereka berdua udah langsung hanyut dalam obrolan mereka sendiri. Kayak sekarang lah, gue akan tersisih karena nggak paham apa yang mereka obrolin.

Setelah menyerahkan menu makanan ke pada pelayan, gue kembali menatap mas Aksa kesal.

"Apa sih Kle? kamu kayak mau makan mas gitu." ucap mas Aksa dengan santainya.

"Lagi pms kali mas." sahut Kendra.

Gue lalu melotot melihat Kendra yang udah balik nyebelin lagi.  Cowok itu cuma terkekeh dan kembali menyesap kopinya.

"Mas Aksa yakin mau ke nikahan mama dengan penampilan kayak gini?" tanya gue kembali memusatkan pandangan ke arah mas Aksa yang sibuk dengan laptop di pangkuannya. Dasar orang bisnis.

"Kenapa nggak? keren ka- DUH SAKIT CLEO." teriaknya ketika gue menarik atau lebih tepatnya menjambak rambut mas Aksa.

Nggak pake tenaga penuh kok, paling cuna 80%

"Pokoknya besok ganti warna yang gelap, aku nggak mau tau." ucap gue sambil menekan setiap kata.

Coba deh kalian bayangin, kakak gue satu-satunya ini mau dateng ke pernikahan nyokapnya sendiri dengan warna rambut merah terang yang sangat amat mecolok mata. Bener-bener merah terang!

Apa nggak dikira orang gila????

"Cleo, mas baru ganti warna rambut tiga hari yang lalu."

"Nggak peduli, pokoknya ganti! lagian kenapa sih ganti warnanya yang mencolok??? emang kolega mas nggak ada yang ngira mas gila apa?"

Mas Aksa mengangkat bahunya lalu menggeleng "Nggak tau, tapi nggak ada lah paling mas kan ganteng mau ngecat rambut kuning juga tetep ganteng nggak bakal kayak orang gila."

"Huek." kata gue pura-pura muntah yang malah hanya mendapat respon tawa dari dua cowok itu. 

Gue emang nggak bisa mengharapkan Kendra membantu gue, karena udah jelas mereka berdua bersekutu.

***

Kendra.

Udah lama banget kayak nya dari terakhir kali gue duduk di balkon apartemen Cleo kayak gini. Pemandangan gedung-gedung tinggi bisa gue lihat dengan jelas dari sini. Lampu-lapu mobil yang menghiasi jalanan ibu kota seolah nggak ada habisnya. 

Pemandangan kayak gini kadang bisa bikin orang makin stress melihat padatnya ibu kota tapi di sisi lain juga bisa jadi menjadi stress-relief tersendiri buat orang-orang lain yang nggak bisa merasakan liburan.

Four SeasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang