Sister Complex

33.2K 6.4K 522
                                    

Logic, Mal. Lo harus pake logika!

Pada dasarnya, bukan dosaku kalau mendadak aku deg-degan ambyar kurang asupan kewarasan. Kami berkendara selama dua jam, Raven wanginya nggak manusiawi, saklar ramah di kepalanya mendadak on, dan dari jarak kami yang selalu berdekatan dengan radius kurang dari semeter, kegantengannya hakiki. Ah, jiwa bucinku menguar.

Permasalahannya adalah kenapa dia mendadak berubah? Dua jam lalu, di tempat persewaan mobil, aku masih merencanakan untuk membunuhnya menggunakan kapak. Sekarang ini? Jangankan membunuh, Raven senyum saja, aku sudah googling wedding organizer.

Curiga ini ulah Lyra, dia satu-satunya manusia yang bisa menjadi teman Raven. Frekuensi otak dan kelas mereka di level yang sama. Bahkan dulu, aku pernah dengar selentingan kalau Lyra pernah mengencani salah satu pengusaha garmen. Hanya kabar angin, kebenarannya masih dipertanyakan. Sebab, meskipun Lyra begitu terbuka tentang kebutuhan pribadinya, dia bukan tipekal wanita yang akan mengumbar pria mana saja yang pernah dia kencani. Beda dengan aku dan Retha yang hobi pamer.

Tanya enggak? Fokusku kembali mengingatkan pikiran yang melantur kemana-mana.

Resikonya kalau nekat bertanya ke Lyra, dia bisa ember dan makin rajin menggodaku nantinya. Sementara kewarasanku menolak. Dalam kamus hidup Malika, tidak akan pernah dia menjadi bucinnya Raven. Logikanya begini, Zionino, mantan pacarku yang kaya, baik hati, menghormati perempuan, dan siap menikahiku saja, nggak pernah bisa bikin aku jadi budak cintanya (lamarannya kutolak mentah-mentah karena aku masih ingin menjadi wanita karir) apalagi hanya seorang Raven yang jabatannya cuma ketua tim perencanaan. Jauh!

Tapi gue ingin Knowing Every Particular Object alias KEPO!

Kenapa Raven? Kenapa?

Me : Janji dulu sama gue kalau lo nggak bakal ember? Demi keabadian perut six pack Jared Leto

Dan seperti kebodohanku yang lain, aku akhirnya menyerah. Lebih baik mencari siapa penyumbang ide agar Raven baik padaku daripada mati penasaran.

Lyra : Demi keseksian seluruh pemeran villain di semua film, gue janji gue nggak bakal ember.

Pernah nonton film lawas Charlie's Angel yang dibintangi Cameron Diaz? Kalau pernah, Lyra ini kena sindrom Dylan Sanders (yang diperankan oleh Drew Barrymore) selalu jatuh cinta ke penjahat daripada ke pria baik. Dan saat ini dia tengah gegap gempita jatuh cinta pada Zac Efron yang memerankan Ted Bundy.

Tampilan sadis, jiwa masokis.

Lyra : Btw, kalian udah belok aja ke motel. Jadi, gimana?

Me : *emot kesel dua kali*

Me : nggak ada motel!

Lyra : hahaha. Kirain. Jadi kenapa gue harus tutup mulut?

Me : Lo ya yang kasih tau supaya Raven baik ke gue?

Dan bukannya menjawab, status online dia telah berubah jadi last seen. Tidak bisa memaksa, harus sadar diri, sekarang di Jakarta sudah masuk jam kerja. Lyra sudah masuk ke dalam kantor dan mulai bergerak dengan jadwalnya. Tanpa Raven, dia yang mengatasi semuanya. Rapat dengan anak-anak ritel, penambahan produk tumbler untuk ritel kopi, menu baru di gerai donat, dan survey beberapa bahan untuk ritel masakan Italia yang tengah kami garap.

Desahan panjangku, membuat Raven yang selama ini diam mengemudikan mobilnya, menoleh. "Bosan?"

Aku menggeleng, meliriknya sekilas. Jangan lama-lama lihat dia, Mal. Kalau kelamaan, entar lo mulai gabungin nama kalian buat nama bayi imajiner lo.

Trapped with The BossWhere stories live. Discover now