T H R E E •

91.8K 2.9K 105
                                    

TELAH DI REVISI ✓

"So, bisa lo jelaskan semuanya?" Tanya Naya menuntut penjelasan sahabatnya itu dengan gemas, benar-benar ingin menampol sahabatnya yang tampak pura-pura lupa.

Stella terkekeh, ia senang mengerjai ketiga sahabatnya itu. Ralat, ia sangat senang mengerjai orang-orang yang ia sayang.

"See? Penampilan gue emang gue sengaja kek gini, karena gue pengen aja. Lagian gue tau rata-rata murid di sini muna semua, ya gue tau kalian paham apa maksud gue. Selain itu, kepsek di sini udah gak waras lagi" jelas Stella panjang lebar.

Perkataan terakhirnya itu membuat ketiganya terkejut.

"HAH!? GAK WARAS?!"

"Iye, yakali tuh orang korupsi. Gue juga tau semenjak dia jadi kepala sekolah di sini, banyak penurunan yang terjadi. Bahkan banyak kasus-kasus lain," kata Stella membuat mereka mendengus kesal.

"Gue kira dia punya gangguan kejiwaan atau mental gitu," kata Jesslyn lalu dibalas asal oleh Kirana.

"Bisa jadi kan? Kita gak tau apa yang terjadi," kata Kirana membuat mereka memutar bola mata malas.

"Gue setuju sama Kirana, buktinya tuh orang kaga punya sopan santun samsek," decak Naya kesal karena teringat sikap kepsek yang memperlakukannya tidak baik, padahal waktu itu ia hanya bertanya_-

"Lah nggak belajar cah cah ayu? Ini masih jam pelajaran toh?" Kata salah satu ibu yang jualan di kantin sembari mengantarkan pesanan mereka.

"Hehe biasa buk, di hukum lagi. Lagian keknya juga ini bakal jadi tempat langganan kita mulai sekarang," kata Naya cengengesan dan melirik Stella bermaksud menyindir.

"Bener banget buk, keknya mulai sekarang ibu gak akan kesepian karena kita akan datang lebih duluan dari murid yang lain," kata Jesslyn semangat, menyindir Stella.

Mereka tau, Stella akan benar-benar malas berada di dalam kelas, keajaiban dunia kali dia betah di kelas.

"Lebay lu! Sekarang gue kalem, betah di kelas," kata Stella membuat mereka mendengus.

"HOAX NJING!"

Stella terbahak mendengar perkataan ketiga sahabatnya itu.

"Kalian ini ada-ada aja, mbok yo belajar yang rajin, supaya dapet nilai bagus, jangan melanggar peraturan biar nggak kena semprot si ibu yang galak itu," kata ibu tadi menceramahi ketiganya membuat mereka terkekeh.

"Nenek lampir itu mah kerjanya marah-marah mulu buk, telinga saya aja rasanya mau meledak dengernya," kata Kirana terlalu lebay.

"Ada-ada aja kamu ndok, yaudah ini pesanannya silahkan di nikmati," kata ibu itu lalu pergi.

"Keknya gue tiada hari tanpa di ceramahin," kata Jesslyn membuat mereka terkekeh.

"BU KEK BIASA YE!!"

Stella dan sahabatnya terkejut dan mengalihkan pandangan ke asal suara, terlihat abangnya beserta teman-temannya juga sedang menatap ke arah mereka.

"APALO!? MAU GUE COLOK MATANYA?" Judes Jesslyn menatap nyalang ke arah Nathan yang mencibirnya.

"Emang sering bolos juga?" Tanya Stella pada sahabat-sahabatnya itu.

"Oke, jadi gue kenalin dulu atu-atu. Itu ada abang lo ye, terus yang gak ada ekspresi Raffa Pratama, yang ekspresinya biasa aja itu Kenzo Loovy, dan atu lagi yang playboy akut itu Nathan Arsen Kethin. Biasa, kumpulan cowo populer di sekolah, badboy kagak demen diem di kelas!"

STELLA AND HER MILLION SECRETS ( REVISI )Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz