3.

22 5 2
                                    

"Ya sudah kita kembali dulu ya"

Tak lama semuah kelompoknya kembali. Hanya tersisa mereka ber4.

__________________

"Baru ajh dateng belum juga minum udah dikasih tugas, ditinggal lagi" kata ziyah dengan wajah lelah dan santainya ia mulai menduduki kursi di kedai itu. Namun ia batalkan kerna teman-temannya pergi. Hal itu membuat tawa farhan dan ara pecah. Sedangkan farid hanya tersenyum padanya.

"Kenapa ga jadi duduk sih zii" tanya ara dengan menahan tawanya.
"Iya duduk aja kali zi. Nih aku kasih tau caranya" sahut farhan di tengah tawanya.
"Aku itu trauma tau! Entar baru duduk kalian tinggal" jawab ziyah dengan sebal.
"Duduk zi. Gk bakal kita tinggalin!" Mendengar suara ini ziyah langsung duduk disamping pemilik suara yg sedang menarik kursi untuknya. Bagaimana tidak langsung patuh klo farid saja bicara dengan nada datarnya.
"Makasih" Jawab ziyah dengan senyum terpaksanya.
"Kamu lucu zi. Hahhahaha" ara masih sibuk menertawakan ziyah yang meruba ekspresi wajahnya ketika patuh dengan Farid.
"Pesen minum gih! Aku yang traktir" kata farid datar.

"Oh ziyah doang yang ditraktir nih kita kagak. Ok fin rid lu emang sohib gua. Kita mah apasih ra hanya butiran jas jus disini" kata farhan yang pura2 merajuk.
"Semuanya begok" jawab farid yang dihadiahi tawa farhan. Akhirnya mereka tertawa bersama

Author Pov End
·
·
·
-Farid Pov

Aku melihatnya sudah sangat kelelahan tapi masih saja dia mengurungkan niatnya untuk duduk dan beristirahat sejenak. Seperti kucing yang takut di tinggal oleh majikannya. Walaupun begitu dia tak henti-henti menghibur kami dengan celetukan polosnya. Akhirnya dengan gerak cepat kutarik kursi disampingku agar dia bisa segera duduk. Dia langsung merubah ekspresi wajahnya dan berterimakasih padaku.

Lucu.
Dia sangat lucu.

***********

"Yaampun udah gelap ajh" kata ara saat keluar dar kedai.
"Rip malam mingguku" celetuk ziyah.
"Emang biasanya kamu malam mingguan zi?" Tanya sih farhan. Klo sudah begini sepertinya dibat akan segera dimulai. Dan aku disini hanya akan menjadi penonton mereka.
"Enggak" jawab ziyah polos. Syukurlah jawaban ziah membuat ara dan farhan tak jadi mendebatnya.

"Ayo buruan balik trs siap-siap. Keburu makin malem" ajakku
"Benertuh han. Kuy buruan balik" sambung ara
"Iya ra buruan deh kamukan lemot klo siap-siap" farhan mulai iseng lagi
"Emang kita mau kemana sih" si ziyah bener-bener capek apa sampek ga fokus.
"Rid bungkus ziyah gih bawa pulang"
"Wah ra parah lu" jawab ara pada farhan.
"Udah pada duluan sana" kataku untuk mengakhiri perdebatan ini.

"Ayo pulang siap2" ajakku pada ziyah
"Emang mau kemana sih buru2 amat" jawab ziyah yang balik bertanya.
"Adadeh. Udah ayo tunjukan dimana rumahmu aku tunggu kamu siap2"
"Ngapain ditungguin kok gk kamu tinggal ajh"
"Kamu kok banyak nanya sih ndutt. Buruan kasih tau"
"Yaudah ayo"
"Dari tadi napa. Habis dari rumahmu kita ke kostku!"
"Ini perintah bukan tawaran atau pertanyaan. Jadi jangan menolak atau bertanya lagi "
Ketika dia hendak berbicara aku menyelahnya agar tidak ada lagi pertanyaan dan penolakan yang dia lontarkan.
"Memang siapa yang mau nolak. Sok tau kamu!!" Katanya sambil mengrucutkan bibirnya. Membuatku tertawa melihatnya.
"Lucu kamu itu" kataku sambil mengacak rambutnya. Semakin mengrucutlah bibirnya itu. Hampir sama seperti bebek mirip sekali.
Dengan santainya dia menaiki motorku padahal aku masih ada didepan motorku.
"Ayo buruan jalanin motornya!" Katanya dengan nada agak tinggi. Saat aku mau menjawab dia mendahuluiku.
"Ini perintah bukan tawaran atau pertanyaan!" Lanjutnya
Aku tertawa. Baru kali ini aku bisa tertawa selepas ini rasanya wajahku kaku . Banyak orang bilang aku terlalu datar, dingin, dan cuek. Tapi dengan anak ini aku seperti bukan aku yang biasanya. Dia bisa membuatku tertawa lepas, padahal kita baru saja bertemu.
"Siap tuan putri" akhirnya aku menaiki motorku dan mengantarnya bersiap-siap.

**********

Sesampainya kami dirumahnya dia menyuruhku masuk. Ternyata keluarganya sedang berkumpul. Aku bertemu dengan semua keluarganya. Mereka menerimaku dengan sangat baik dan ramah membuatku nyaman berada disini. Ahh mereka membuatku rindu keluargaku.

Tak lama ziyah turun dari tangga. Tampilanya sudah berbeda dengan tadi, wajah lelah dan pucatnya sedikit tertutupi oleh bedak dan lip stick yang ia gunakan.
tapi aku salut dia tetap menyapa mamanya dengan ceria tanpa peduli lelahnya.

"Mama anak cantik mau pergi dulu"
"Mau kemana kak? Baru juga dateng kak"
"Tau tuh diajak" jawabnya yang malah melemparkan pertanyaan mamanya padaku.
"Itu tante mau ke kapasan tadi ada tugas buat cari atibut disana" jawabku.
"Oh klo gitu hati-hati ya mas. Gak makan dulu?"
"Gak mah udah kenyang" kali ini ziyah yg menjawab.
"Kenyang makan apa? Angin hah?Kamu itu dari pagi belum makan kak nanti klo maghmu kambuh tau rasa kamu" kata mamanya. Aku baru tau klo dia punya magh.
"Sudahlah ma biarin ajh berangkat. Kasih duit ajah biar dia sempetin makan diluar. Nak nitip ziyah ya, tolong diajak makan. Itu anak badannya doang yg besar tapi gampang banget sakit" kata ayahnya padaku. Si anak yang dititipkan pun hanya mengerucutkan bibirnya sambil berguman tidak jelas.
"Iya om nanti saya ajak makan" jawabku ramah.

"Ayo rid buruan! Ma pah ziyah berangkat dulu. Assalamualaikum" ajaknya yang langsung berpamitan pada kedua orang tuanya.
"Om tante berangkat dulu ya. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam hati-hati ya"
·
·
·
Setelah dari rumahnya aku langsung membawanya kekostku. Kostku memiliki fasilitas yang hampir sama dengan apartement cuma bedanya kostku berada di dekat daerah pemukiman warga dan tidak tinggi menjulang. Hanya ada 7 lantai disini. Kebetulan aku dan farhan berada di 1 kost yang sama, dan juga lantai yang sama.

Aku menyuruhnya menungguku di pantry.
"Kamu mau minum apa zi?"
"Air putih"
"Ini. Kamu gak laper zi?" Tanyaku sambil memberikan 1 botol air dingin dari kulkas.
"Enggak. Aku lagi gk mood makan" wah bahaya klo sudah membahas mood.
"Ya sudah klo gitu aku mandi dulu ya. Nanti kita cari makan yang sesuai dengan moodmu" kataku dengan segera pergi ke kamar mandi.
"Jangan terlalu lama ya"
"Siap"

*******

Tak lama aku keluar dari kamar mandi dan betapa terkejutnya aku melihat si bawel tertidur duduk dengan kepala diatas meja pantry. Dia terlalu lelah aku jadi tidak tega. Tiba2 hpku berdering

_________________________
Jangan lupa vote ^_^

GhaziyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang