🌻32🌻

2.4K 122 3
                                    

🌻🌻🌻

Sesampainya di mall mereka sudah berpencar untuk mencari dress di suatu toko baju terkenal di sana. Masih dalam catatan bahwa Cia yang akan membayar nantinya. Mengingat bahwa hari ini adalah hari persahabatan mereka yang ke-17 tahun. Tidak menyangka selama itu mereka bersahabat, walaupun ada juga yang belum berusia genap 17 tahun. Yang paling muda diantara mereka adalah Rivka, karena ia lahir di bulan Desember.

Rasanya tidak lengkap tanpa kehadiran Nike. Tapi mereka tetap membeli sebuah baju untuknya, karena semua membuat rencana dengan dresscode warna monokrom. Harapannya dengan kehadiran Nike secara tiba-tiba adalah bentuk kejutan untuk mereka. Apa salahnya berharap terlebih dahulu?

Sampai sekarang Nike belum menghubungi para sahabatnya. Setelah Nediv memberi tahu kedua orangtuanya, Bram dan Soraya pun sontak menghubungi orangtua Nike, sayangnya juga tidak ada jawaban dari mereka.

Nediv tak habis pikir. Kenapa satu keluarga bersikap seperti demikian?

"Kira-kira Nike bakal dateng gak ya?"

"Masa iya dia lupain kita? Kalau emang dia nggak dateng nanti, gue bakal kecewa," jawab Rivka sembari menatap baju yang ada di hadapannya.

Wyne yang baru saja datang di antara Keisha dan Rivka seketika menyahut, "bukan hanya lo, tapi semua akan kecewa."

"Dia yang selalu ngingetin kita kalau jangan bertingkah kayak bocah, lah dia ngilang tanpa kabar. Cocok banget kan dibilang bocah?" Kecam Nediv yang baru saja berkumpul.

"Ada yang salah sama dia, gue yakin banget," tukas Keisha.

"Yaiya lah blo'on."

Cia datang menghampiri mereka berempat, Hana dan Siren entah berpencar kemana. Mereka yakin bahwa keduanya masih berada di kawasan toko, tetapi hanya tidak terlihat karena tenggelam oleh baju-baju tergantung. Toko ini terbilang cukup luas, wajar saja mereka sedikit sulit menemukan satu sama lain. Cia sudah menyampirkan dua baju sekaligus di lengannya dan tangan yang lain menggenggam sebuah ponsel.

"Itu yang satu buat si Nike?"

"Iya, kalau udah gue bayar sekarang. Baju yang kalian pilih, taruh ke kasir," pintanya. "Gue mau cari Hana sama Siren dulu."

Dia berlalu begitu saja, pandangannya bukan ke depan melainkan sudah kepada ponselnya. Mereka yang melihat tingkah Cia sudah yakin bahwa dia sibuk karena sedang berchat ria dengan pacar barunya, yaitu Toni. Yang melihat pun dibuat iri, karena sampai sekarang sama sekali tidak ada cowok yang mendekati mereka. Dibilang jelek itu tidak mungkin, jelas-jelas mereka cantik dan bodygoals. Lalu apa sebabnya cowok diluar sana belum mendekati mereka?

Apakah terlihat galak? Tidak juga.

Biarkan saja, orang lain yang mempunyai pacar akan bersenang-senang. Bukan menjadi masalah juga kalau mereka diejek dengan perkataan "masa cantik tapi masih jomblo?"

Harusnya mereka yang ngaca. Cinta itu tidak memandang fisik, mau cantik atau nggak itu bukan masalah. Lalu, dengan mereka yang suka nyinyir dan gonta-ganti pacar. Emang dia cantik? Ini perlu dipermasalahkan. Karena apa? Ya, sebab dia itu antara beneran cantik atau memang murahan.

Sekarang Cia yang sulit menerima cowok, buktinya dia sekarang bisa. Walaupun belum sepenuhnya yakin. Tapi dia akan mencoba nantinya.

"Lo heran gak sih kalau kita itu cantik, terutama gue. Tapi gak punya pacar," ujar Keisha sekalian narsis.

Troublemaker'sWhere stories live. Discover now