🌻63🌻

1.8K 112 9
                                    

🌻🌻🌻

"Selama ini lo kemana aja?"

"Mana si Cia?"

"Jawab dong Kei, diem-diem bae!"

Diam salah, mau ngomong disela mulu. Iya sih dikasih kesempatan tapi mulut mereka itu nggak bisa diam.

Buang Keisha ke rawa-rawa aja mas.

Seolah sedang disidang kini keenam laki-laki itu sudah membanjiri Keisha dengan banyak pertanyaan. Kalau bisa dia ingin sekali kabur dari mereka, tapi sayangnya ia tetap dipaksa tinggal sebelum mendatangkan sahabat-sahabatnya yang lain.

Tolong Keisha!

"Sana ih minggir, gue pengen pergi!" Usir Keisha hendak kabur tetapi langkahnya selalu dihalangi.

Candra mencekal tangan Keisha atas perintah dari Jendra untuk melarang ceweknya itu pergi. Sebenarnya ia sendiri tak tega melihat ekspresi Keisha yang menahan amarah itu, semacam tawanan begitu lah.

"Udah ah lo semua itu pada kepo, dulu aja suka nantang-nantang adu balap sekarang rindu. Ih... malu dong!" Ledek Keisha kesal.

Jendra hanya geleng-geleng kepala. Keisha itu termasuk polos tapi mulutnya ternyata tidak.
Heran saja, kenapa sih susah sekali menjawab di mana Nediv dan Nike. Dirinya sudah greget sendiri, eh malah Keisha ngajak bercanda dengan cara tidak menjawab semua pertanyaannya.

"Di mana Nediv?" Tanya tegas Jendra.

"Akhirat!"

Wah ngedoain sahabatnya sendiri.

"Astaga bukan, maksudnya itu di dunia," ralat Keisha setelah menepuk mulutnya sendiri.

"Gua akan jawab kalian, tapi ada syaratnya!" Keisha menemukan ide cemerlang, lumayan bisa nambah keuntungan juga.

Jendra dan lainnya hanya mengerutkan dahi bingung, menunggu syarat apa yang akan diberikan oleh Keisha. Candra sendiri terheran, mengapa dia bisa mencintai gadis yang banyak maunya seperti ini?

Keisha tampak berpikir, tadinya ia ingin meminta kepada mereka sebuah tiket liburan ke Korea tapi kasihan juga sama muka melas mereka, jiwa kemanusiaannya kan jadi bergejolak hebat. Nggak tega gitu lihatnya.

"Traktir gue makan selama 1 bulan!" Pekiknya.

"Gue jabanin!" Tukas Toni.

"Ya udah bye gue mau pergi. Intinya mereka ada di sini. Cari sendiri aja! Punya mata dan kaki kan kalian? Minggir, minggir gue mau pergi. Emang gue ini tawanan kalian gitu?!" Tangannya pun dikibaskan seperti mengusir serangga.

Keisha pergi dari sana dengan kaki yang dihentak-hentakan. Kekesalannya sudah ditingkat ubun-ubun. Pertama kesal karena sahabat-sahabatnya dan ditambah ia pergi tapi tak ditahan. Lalu kedua ia menjadi tawanan para laki-laki mantan "orang misterius". Ia kembali menghampiri para sahabatnya yang masih asyik mengobrol di salah satu bangku kantin. Sungguh kejam mereka itu.

"Mereka asyik ngobrol, lah aku? Jadi tawanan cowok-cowok itu!" Gumam Keisha.

Setelah sampai diantara mereka, ia duduk kembali ke tempatnya semula yang masih kosong. Mereka pun tak menyadari kehadirannya. Sungguh Keisha sangat kesal, kenapa hari ini semua orang menyebalkan?

Dengan hati yang menggebu-gebu, ia menyatukan energi para goblin, dan ......

BRAK

Keisha menggebrak meja itu, tentu mereka terlonjak kaget. Bahkan orang-orang lain yang mendengar sontak menoleh ke arah mereka.

Troublemaker'sWhere stories live. Discover now