- S a v e d -

93 8 0
                                    

Matahari tiba di ufuk timur. Langit yang harusnya sudah terang dan menunjukkan warna biru muda tidak muncul hari ini.

Titik demi titik air turun dari langit. Gerimis melanda.

Shoto yang baru saja bangun dari futon-nya mengusap matanya yang masih berat.

Jam di dinding menunjukkan pukul 6:10. Yang mengharuskan dirinya untuk mandi dan bersiap-siap.

"Selamat pagi, Shoto!" sebelum Shoto membuka pintu kamarnya, Fuyumi sudah menyapanya terlebih dulu.

"Ah.. Pagi Nee-san." balasnya.

Shoto segera melangkahkan kakinya ke kamar mandi dan bersiap-siap. Setelah mandi dan mempersiapkan dirinya yang kurang lebih mengambil waktu 10 menit, Shoto berjalan ke dapur.

Disana Fuyumi sedang menyiapkan kotak bekal.

"Shoto maaf ya, hari ini tidak ada sarapan. Gantinya Nee-san bawakan kamu bekal. Nee-san ada urusan hari ini jadi bakalan pulang telat, oke?" jelas Fuyumi sambil memberikan kotak yang dibalut kain berwarna biru tua pada Shoto.

"Oh, oke." Shoto mengangguk dan menerimanya. Jam sudah menunjukkan waktu untuk pergi.

Shoto segera bersiap dan memakai sepatunya, tak lupa payung ia bawa.

Langit sudah cukup gelap dan gerimis tidak berhenti.

Sedangkan di sisi lain,

Yukine terburu-buru dan keluar dari kediamannya. Dia bangun kesiangan. Harusnya semalaman ia tidak begadang dan mengerjakan tugasnya lebih awal.

Gerimis yang masih turun dari tadi tidak dihiraukannya. Yukine terus berlari sampai ke stasiun.

- Yukine's POV -

Aku berlari menuju mesin tiket dan segera membeli tiket kereta tujuanku. Bagus! Tepat waktu!

Ah tidak, lagi-lagi aku lupa sarapan. Yah toh juga bangunnya terlambat. Sebelum menunggu kereta, sebaiknya mampir ke minimarket dulu.

Dengan cepat aku berjalan ke minimarket yang tidak jauh dari mesin tiket.

Masuk, dan memilah-milah segala macam roti dan bento yang ada di display.

Woah! Sandwich ini kelihatan enak! Isinya telur dan smoked beef! Tinggal satu juga, sebelum tanganku mengambil sandwich itu, tiba-tiba seseorang mengambilnya terlebih dahulu.

"Hey!" aku melayangkan pandanganku pada seseorang yang mengambil Sandwich-ku.

Shoto-kun?

Seorang laki-laki dengan surai putih dan crimson-nya berdiri disampingku. Dan di tangannya ada Sandwich yang ku incar.

"Kamu mau ini?" tanyanya.

"Ah em.. Nggak apa nggak apa! Ambil saja biar aku cari yang lain!" tolakku.

Shoto-kun tidak menghiraukan perkataanku dan memberikan Sandwichnya padaku.

"Ini, ambillah." tawar nya

"Nggak apa Shoto-kun! Aku.. Aku ambil ini saja!" tolakku lagi seraya mengambil curry bread yang ada di rak paling atas.

Shoto-kun tidak menanggapi. Dia berjalan ke kasir dan membayar sandwich dan teh yang ia beli. Aku berjalan dibelakangnya dan membayar curry bread ku juga.

Setelah itu kami keluar dari minimarket itu bersama.

Masih ada 10 menit sebelum kereta kami sampai, aku membuka bungkus Curry bread-ku.

OurWhere stories live. Discover now