- F i r e & F i r e -

99 13 3
                                    

"Kalau begitu menyerahlah."

Shoto memandang Yukine dengan dingin dan mengepalkan kedua tangannya.

Ia kembali teringat oleh pertarungannya dengan Yukine saat kecil.

Ia kalah. Dan ia mengingkari janjinya.

Di sisi lain, Yukine menunduk. Ia tidak ingin melawan Shoto.

Lagi.

Yukine yang dihadang oleh Shoto dengan tatapan sedingin es-nya merinding. Selama ini ia tidak pernah melihat tatapan seperti itu dari Shoto.

Setidaknya bukan untuk dirinya.

"Maaf Yukine. Tapi aku harus Mengalahkan mu." sebelum Yukine mampu merespon, Shoto sudah mengarahkan dinding es-nya pada Yuki.

Yukine yang sudah terbiasa dengan es Shoto melompat kesana kemarin dan menghindari es nya dengan cepat.

Semuanya terkagum-kagum akan bagaimana Yukine dengan lincahnya melewati dinding es Shoto dengan mudah dan memperdekat jarak mereka.

"Berpikir Yuki.. Berpikir.. Bagaimana caranya untuk melumpuhkannya tanpa menyakitinya."

Yuki berusaha menyentuh Shoto tetapi sayangnya Shoto terlalu lincah dan insting petarungnya yang natural selalu membuat jengkel musuhnya itu sangat peka.

Dia bahkan bisa melihat dimana titik buta lawan. Kurang hebat apa lagi si Half and Half ini?

Shoto menyerang duluan. Tidak dia tidak menggunakan Quirk. Dia mengerahkan martial artsnya. Keluarga Todoroki cukup menguasai Martial Arts. Apalagi Todoroki Shoto. Yukine kerap melihat Shot berlatih di halaman belakang.

Yukine terus menangkis dan tidak melawan. Serangan yang di la yang kan Shoto semakin cepat dan keras. Yukine semakin kewalahan menghadapi lelaki ini.

"Lawan Yuki! Jangan menghindar!" seru Shoto.

Sampai satu pukulan strike ke pipi Yukine. Pukulan yang tentunya cukup keras sampai-sampai pipi Yukine membiru.

"Oooooooh!!" semuanya berseru. Teriakan mendukung dan mencemooh bersahut-sahutan. Ada yang mendukung Yukine dan ada yang mendukung Shoto. Tapi semua teriakan itu tidak terdengar lagi bagi mereka berdua.

- Yukine's POV -

Kepalan tangan itu melayang ke pipiku dengan cepat. Aku tidak bisa menghindar.
Setelah mengenai pipiku, badanku sedikit oleng. Aku mengaktifkan Shield-ku lagi.

"Mau berlindung dibalik Shield itu lagi? Jangan jadi pengecut dan lawan aku."

Ouch Shoto-kun..

"Todoroki benar-benar tidak tanggung-tanggung dalam Pertarungan ya. Bahkan dengan perempuan.." bisik Hagakure.

Aku melindungi diriku dengan Shield dan bersiap-siap menerima serangan.

Shoto-kun berlari menujuku dengan cepat.

Mencoba menembus Shield-ku. Oh tidak. Aku tidak bisa melukainya.

Tanpa sadar aku me-nonaktifkan shield-ku dan tentu saja. Es kembali mengelilingi ku dan akhirnya aku terjebak.

Shoto-kun mendecih.

"Martial Arts-mu kurang, Kau bertarung dengan ceroboh, dan kau tidak menggunakan Quirk-mu untuk menyerangku." Shoto-kun berjalan mendekatiku dengan tangan kanannya yang dilapisi es.

Tch. Show off.

Dengan pelan aku membakar es yang menjebakku. Mencoba melelehkannya sedikit saja supaya aku bisa bergerak lebih leluasa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang