Wattpad Original
Ada 2 bab gratis lagi

3. My Husband's Secret

145K 9.8K 2K
                                    

Belasan menit berlalu setelah suamiku muncul dengan polosnya, aku masih tidak bisa merasa tenang.

"Rez, apa yang bakal lo lakuin misal Sarah ngomongin lo gay?"

"Gak mungkin. Everyone knows I love pus*y."

Tch, dasar brengsek! Iya sih, bahkan aku juga sudah tahu!

"Yaudah! Misal diam-diam lo dicurigai bisex?"

"Sarah sih enggak punya dasar mencurigai gue begitu."

"Kan ini misal, Fareza! CUMA ANDAI-ANDAI!" Aku emosi.

Reza menang sialan! Setelah tadi menyelamatkan diri sendiri dengan mengatakan candaanku tak lucu di depan Mas Andra, sekarang jawaban-jawabannya sama sekali tidak membantuku mencari jalan keluar.

"Lagian apa sih, Nin, yang lo takutin? Andra juga tadi masih sempat senyumin gue dan negur kita."

"Kalau dia ngadu ke bokap, bisa dibakar hidup-hidup kali gue."

"Bokap lo strict banget ya?"

"Parah! Makanya pas tamat SMP, gue dengan senang hati menerima tawaran untuk nemenin Oma di Jakarta, biar bisa menghindar dari bokap dan kakak-kakak gue."

"Ckckck, kalau dia aduin bokap lo, aduin balik lah, Nin."

Aku menggeleng, bisa panjang urusan jika aku berani membuka kepada keluargaku apa yang diam-diam aku sembunyikan dalam pernikahanku dan Mas Andra. Kalau solusinya cuma disuruh cerai, bagaimana? Well, Mas Andra sebetulnya bukan tipikal pengadu, malah aku yang suka ngadu-ngadu ke mama mertua tentang perlakuan anaknya yang tidak kusuka.

"Gue sebenernya lebih takut bikin dia sakit hati, Rez. I dont mean to hurt him."

"I believe that he doesn't mean to hurt you too, but well, you are hurt. Everyone who loves you sometimes did that, Nin," ucap Reza. Dia kemudian mendekatkan bibirnya ke telingaku, "So if you feel guilty, go apologize. Tapi ingat, lo punya dasar kenapa berpikir begitu, he doesn't give you the rights you deserve."

Aku mengangguk, membenarkan pemikiran Reza mengenai aku punya dasar untuk berpikir begitu. Dua tahun menikah dengan Mas Andra, tidak sekali pun dia memberikanku nafkah batin yang menjadi hak-ku. Wajarkan kalau aku mulai menuntut? Aku tidak memiliki kepastian mengenai apa yang terjadi di antara kami.

"Udah ya, gue pulang, gue ninggalin Sarah-nya kelamaan ..." Reza berdiri dari sofa ruang tamu, "Laki lo mana? Gue mau pamitan."

"Lo kalau mau pulang langsung aja, nanti gue bilangin ke Mas Andra."

Reza berjalan ke luar, aku sang tuan rumah tentu mengikutinya hingga teras depan, sementara Reza mendekati mobil audi-nya yang bawahnya sedikit lecet. Siapa suruh pakai mobil sedan mewah di wilayah Kesatuan Republik Indonesia tercinta?

Reza baru saja mencapai pintu mobilnya, tapi dia balik lagi menghampiriku, "misal gue dikatain gay sama istri gue, I am going to prove her wrong," katanya pelan sembari memamerkan seringainya. "Good luck, Kanina."

Sekali lagi, aku hanya mampu merutuki kelakuan menyebalkan Reza barusan.

***

Mas Andra masih mandi, sedangkan aku bolak-balik di depan meja hias memikirkan kata apa yang harus kuucapkan padanya sebagai pertanggungjawaban atas tuduhanku yang tidak sengaja didengarnya.

Lagi pula, kenapa semesta begitu jahat hingga Mas Andra harus hadir tepat saat mulutku mengeluarkan kalimat sembarangan?

Pintu kamar mandi terbuka, dia ke luar dengan handuk putih yang melingkar di pinggangnya. Mataku langsung terfokus pada roti sobek di sekitar dada hingga perut yang kini tidak tertutup apa pun. Tetesan demi tetesan air berjatuhan dari rambutnya yang basah, membuat bagian kotak-kotak itu semakin menggiurkan.

Xless MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang