Wattpad Original
This is the last free part

5. Skandal Whatsapp

145K 11K 1.6K
                                    

Ada banyak hari dalam seminggu, tapi tidak ada yang bisa memilih kapan datangnya musibah. Aku tidak merencanakan di hari Senin yang super hectic di mana aku harus menyelesaikan proposal dan melakukan presentasi analisis risiko perusahaan calon klien; di saat yang sama harus bertarung dengan realita bahwa suami yang telah menikahiku selama dua tahun punya selingkuhan, punya simpanan, punya sugar baby or whatever is that yang membuatku ingin muntah dan menangis sekuat-kuatnya.

Mungkin saran Savira tadi pagi saat aku mengacau di apartemennya adalah yang terbaik, aku butuh waktu untuk menenangkan diri, bukan malah tetap ke kantor dan memasang raut palsu di saat kehancuranku belum dua puluh empat jam berlalu. Maka di sinilah aku, toilet, mengeluarkan isi perutku yang ternyata kosong tapi tidak berhenti merasa mual.

Setidaknya rasa mual ini terjadi setelah rapat pentingnya selesai.

"Anin, baik-baik aja kan?" Mbak Rena bertanya khawatir. Dia segera menghampiriku yang baru ke luar dari bilik toilet dan memberikanku tisu.

"I am fine, Mbak," balasku. "Cuma kurang tidur aja semalam."

Bukan lagi kurang tidur, tapi belum tidur sama sekali.

Sehabis Reza mengangkat telepon Mas Andra dan aku mengomeli tingkah menyebalkannya, aku memulangkannya sampai ke rumahnya dan beralih ke apartemen Savira dalam kondisi mengenaskan.

Aku tahu bahwa aku sangat butuh Reza dalam masalah ini, tapi Sarah lebih membutuhkan suaminya. Reza terakhir berpesan padaku dengan mengatakan,

"Ngomong dulu sama Andra, entah itu untuk balas dendam dengan membuatnya makin bersalah, atau mencari jalan keluar yang menguntungkan lo berdua."

Dan aku masih menolak untuk berbicara langsung karena tidak mau bertanding dalam permainan di mana aku tahu aku akan kalah.

Atau setidaknya, aku butuh waktu untuk mempersiapkan perang ini.

Kembali pada Mbak Rena yang tampak lebih panik daripada aku, dia meminjamkanku minyak kayu putihnya. Mbak Rena tetap memaksa menggandengku hingga sampai ke kubikel, padahal aku meyakini bahwa aku sudah lebih baikkan.

"Lo pucat banget, Nin. Mau gue bikinin teh?" Doddy menawarkan yang langsung kuberikan gelengan. Satu tahun bekerja di sini, sebelumnya mana pernah aku cuti karena sakit pun menampakkan kondisi drop seperti sekarang.

Salah siapa belum tidur, pikiran kacau dan harus menghabiskan banyak tenaga di saat yang sama?

"Lo pulang aja kali ya? Gue teleponin laki lo?"

Aku menggeleng cepat. Itu adalah hal terakhir yang kuinginkan. Lagipula, ini sudah jam tiga, revisi laporan yang sedang kukerjakan sebentar lagi selesai.

"Lo enggak lagi telat, kan? Soalnya ... lo kayak lagi ... hamil," tebak Nadya, yang membuatku sekali lagi harus ber-huek-huek ria di depan mereka dan berlari ke toilet secepatnya. Mendengar kata hamil tentu membuatku makin mual.

Nadya tidak bermaksud apa-apa, aku tahu dan aku tidak menyalahkannya sama sekali atas diriku yang kembali menjadi cengeng di bilik toilet. Aku punya banyak alasan untuk menangis pada detik ini meski aku paham betul menangis juga percuma.

I am still virgin after getting married for more than two years. Aku ingin hamil, ingin punya anak. Dan suami yang tidak pernah bersedia kusentuh diam-diam menjadi 'daddy' entah siapa di luar sana. Itu bukan hanya menjijikan, tapi penghinaan paling jahat yang secara keji menyiratkan bahwa aku bukan hanya tidak diinginkan, tapi juga dianggap lebih rendah daripada kuman.

Reza ataupun Savira yang dengan gampangnya menyuruhku membicarakannya baik-baik bersama Mas Andra tidak mengerti itu. Siapa pun tidak akan mengerti situasiku.

icon lock

Show your support for ., and continue reading this story

by .
@jongchansshi
Setelah menjalani pernikahan nyaris sempurna selama dua tahun lebih...
Unlock a new story part or the entire story. Either way, your Coins help writers earn money for the stories you love.

This story has 33 remaining parts

See how Coins support your favorite writers like @jongchansshi.
Xless MarriageWhere stories live. Discover now