Chapter Twenty Four

7.2K 834 153
                                    

Sebuah bola mata coklat tua terlihat berkilauan saat menangkap pemandangan manis didepannya. Membiarkan ia menatap sejenak momen itu, senyumnya diam² terukir. Mendekat kearah meja makan, jennie tak ingin melewatkan sedikitpun dan terus memperhatikan aktivitas dua orang yang sibuk didapur.

Dua orang itu adalah Eommanya dan Jisoo. Sejak kedatangan jisoo kerumahnya, kedua orang tuanya sudah sangat menyukainya bahkan mereka sangat menyanyanginya. Hal itu tentu saja membuat hati jennie hangat, terlebih saat ini ia dan jisoo sudah menjadi pasangan sungguhan...ia tak bisa menyingkirkan senyum bodoh itu dibibirnya.

Apa yang bisa ia minta lagi pada dunia? Jika apa yang ia inginkan saat ini sudah diberikan...

Semua manusia pada dasarnya memiliki rasa ketidakpuasan dalam hidup, tapi bagi jennie jika ia memiliki senyum kedua orang tuanya dan jisoo itu sudah lebih dari cukup...tapi tentu saja ia harus jadi alasan dibalik senyum jisoo saat ini.

Senyum dari bibir hati favoritnya sungguh instan membuat jennie ingin berterimakasih pada apapun kekuatan tertinggi didunia ini karena telah membiarkan ia memiliki hal itu dalam hidup.

Jisoo meletakkan sajian sarapan yang telah ia dan eomma chaerin siapkan. Sambil terus tersenyum ia mengedipkan sebelah matanya saat menyadari jika jennie telah duduk lama dimeja sambil terus memperhatikannya.

"morning ~ " sapa jennie dengan gummy smilenya

"Morning too princess..." balas jisoo saat ia meletakkan gelas didepan jennie dan ia isi cairan manis - putih favoritnya.

"Pagi sayang...." daddy jiyong datang dari sisi lain ruangan dan menyapa ketiga orang kesayangannya. Lantas duduk disamping Istrinya setelah mencium pipi sang istri.

Jennie melirik jisoo yang duduk disamping kanannya,dan membuat sebuah sinyal jika ia mengharapkan jisoo melakukan hal itu padanya. Namun yang lebih tua hanya menggeleng tanda tak setuju, jennie memayunkan bibirnya sebal.

Ternyata aslinya jisoo kurang menyukai skinship didepan umum...

Dan jennie harus lebih bersabar...

"Mana yang lain?" tanya jiyong saat memasukan sepotong sandwich kemulut. Melirik dua sejoli yang duduk didepannya.

Seakan mengkonfirmasi pertanyaan jiyong dua orang datang dari arah pintu utama..sehingga jennie maupun jisoo tak repot² menjawab.

"Jam berapa penerbangan kalian?" jiyong melemparakan pertanyaan lagi kearah jennie dan jisoo. Terserah siapa yang akan menjawab. Laki² paruh baya tersebut kemudian menoleh kesamping untuk menyambut hanbin dan seorang laki² asing yang tampaknya adalah temannya..dan memberi isyarat keduanya untuk bergabung.

"Sore dad..." jennie memilih menjawab setelah beberapa saat.

Setelah satu minggu menunda kepulangan ke korea , hari ini adalah saat dimana mereka akan meninggalkan negara kelahiran jennie. Bukan hanya jennie, jisoo pun merasa cukup sedih. Karena disamping ia sudah sangat menyukai tempat ini, namun juga banyak kenangan yang mereka bagi disini..kenangan yang tak bisa ia lupakan.

"Rumah ini akan sangat sepi jika kalian pergi.." hanbin berkomentar setelah mengambil sepotong roti dan mengolesi selai kacang diatasnya.

Sepupu jennie satu persatu telah pulang ke rumah masing² dan menyisakan hanbin , bona , bobby yang lebih memilih tinggal disana. Dan hari ini giliran jennie dan jisoo yang akan pulang, setelah lisa yang telah lebih dulu untuk mengejar ketertinggalan pekerjaan.

The Wedding Partner [Jensoo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang