chapter twenty seven

6K 820 234
                                    

a/n : rencana awal sih setelah chap ini di next akan ending. tapi sepertinya butuh 2 chap lagi untuk end,ternyata gw tak pandai bikin cerita cepat selesai wkwk semoga readerku masih betah dilapak ini yee ~



------

Cuaca kota seoul pagi itu sangatlah cerah. Sang surya tak sulit berbagi cahayanya yang terik. Udara hangat pun menyapa siapa saja yang mulai beraktivitas. Nampaknya alam semesta mewakili apa yang sedang dirasakan oleh gadis bermata kucing, seolah baru saja mendapat pancaran kuat darinya. Jennie bersenandung riang di sepanjang perjalanan masuk kedalam butiknya. Senyum manis tak pernah pudar. Jika seperti itu tampilannya sangat jelas sekali suasana hatinya sedang baik bahkan sangat baik.

Ia tersenyum manis pada angin,menyapa burung-burung yang berkicau dipagi hari..seakan dirinya diberkati dengan itu.

Kenangan tentang percintaan mereka beberapa hari yang lalu membuat jennie tak bisa tidak merasa bahagia. Bukan bagaimana jisoo membuatnya melayang dengan betapa pandainya gadis itu bekerja,namun yang paling brunete tak bisa pungkiri adalah gadis itu telah seutuhnya jadi miliknya. Apapun—tak terkecuali hati gadis itu. Yah,walau yang lebih tua belum secara gamblang mengakui peraasaan cinta kepadanya tapi semua sikap dan tingkah lakunya sudah cukup mewakili semuanya.

Upayanya selama ini tak sia-sia,kesabarannya untuk membuat jisoo jadi miliknya sudah benar² terwujud. Dia tidak akan melepaskan gadis itu selamanya.

Saat tiba didepan meja Lisa, ia pun tak segan² untuk menebar senyum manis untuk ia bagi pada sahabat yang tampak merengut dengan alasan tak jelas. Suasana hati gadis thailand tampak berbanding terbalik dengannya.

“Yak ! hentikan wajah bodoh itu.” Lisa meringis dan membuat ekspresi jijik kearah jennie. “kau membuatku muntah dengan tingkah konyolmu.”

Tak sedikitpun tersinggung, jennie justru menambah kekesalan lisa dengan cengiran menyebalkan.

“Kau itu termasuk pada bagian orang² yang suka SMS.” Kata jennie saat ia menghentikan gerakan kecil yang ia buat sejak memasuki butik,membuat kening lisa bertautan otomatis.

“SMS ? aku tidak mengirimmu sms, lagipula aku lebih suka menelpon jika ada keperluan denganmu.” Komentar lisa asal. Memberi tanggapan yang dirinya sendiri pun tak yakin.

“SMS itu ada kepanjangannya Lisa. Kau norak sekali. Tsk.” Jennie berkacak pinggang,menatap sahabatnya yang terbilang cukup lemot dengan ekspresi meremehkan. Menyebabkan Lisa mengerucutkan bibir,agak kesal. “ SMS itu ; Susah Melihat orang Senang. Dan kau termasuk orang2 itu. Yang mana mereka adalah calon penghuni comberan ekh neraka maksudnya.”

Jennie terkikik setelah itu, menganggap lucu atas candaan sendiri. Namun lisa menanggapi hal itu dengan geli,ia mengusap sekitar tubuhnya yang terasa merinding...lantaran tak biasanya jennie melontarkan candaan pagi² sekali,plus receh yang bernilai 50 sen .

Pake rupiah yee,saking receeehhhh-nya.

“apa kau tidak takut lisa-ah?” tambahnya.

“Tidak Lucu!” lisa akhirnya berkomentar,memutar bola matanya. “kau sudah terjangkit penyakit 4D nya jisoo. Tak heran kau terlihat sangat menggelikan.”

“dan selanjutnya kau yang akan tertular.” Jennie mendekati lisa dan menggelitiknya,disertai tawa cekikikan. Membuat lisa kewalahan menghentikan cengkaram gadis yang lebih tua dipinggangnya.

“Yak! Hentikan.” Lisa menampar lengan jennie sehingga gadis itu meringis. Mengusap bagian kulit yang sakit ia menatap lisa dengan tatapan menyelidik. Memperhatikan bahwa gadis itu benar² dalam suasana mood yang buruk.

The Wedding Partner [Jensoo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang