chapter bonus

7.2K 635 188
                                    

a/n ; ada yang kangen gk sama cerita ini, hhaha klo gk ada ya gw aja yang kngen kalo gtu...wkwk so gw bawain bonus chap...lets to do read~

--









Sabtu, 10.30 waktu setempat.

“aku akan pergi sebentar.” Seru jennie dan bermaksud melangkah menuju pintu,meninggalkan dua orang yang bersamanya dibutik dengan yakin...namun lengannya keburu diraih oleh salah satu dari orang tersebut..siapa lagi kalau bukan jisoo.

“kau mau kemana?” jisoo bertanya sembari menarik jennie mendekat padanya. “apa kau lupa jika kau tidak boleh pergi sendiri. Huh?”

Gadis itu mengingatkan bagaimana bahaya bisa menimpa jennie kapan saja. Karena semenjak kecelakaan itu, jisoo menjadi protektif padanya. Dia sudah berjanji pada diri sendiri jika dia akan menjaga jennie dengan segala cara.

“aku akan belanja bulanan..dan kau tahu ada market yang tidak jauh darisini..jadi tidak harus ada yang menemaniku.” Jennie memberitahu. Tak setuju jika diperlakukan berlebihan. Meski dia tahu alasan jisoo bersikap demikian adalah karena ingin menjaganya. “aku lupa membeli beberapa,dan yah...aku harus pergi. Kau harus disini bersama lisa. hanya sebentar.. Aku janji.”

Jisoo hanya bisa mendengus atas keras kepalanya jennie. Jika dia juga bertindak keras yang ada tak ada akhir dari debat.

“baiklah.” Yang lebih tua akhirnya mengalah,menyebabkan senyum merekah muncul diwajah jennie. “tapi janji kau harus berhati-hati...dan tetap berjalan dengan aman. Jika ada sesuatu yang tidak beres kau harus menelponku segera.” Jisoo memperingatkan.

Jennie hanya mengangguk meski sempat memutar matanya sekilas.

Jarinya sudah mencapai kusen pintu,tapi lagi-lagi jisoo menghentikannya.

“tunggu.”

“wae?”

Jisoo tampak malu dan mengusap tengkuk,sebelum mengatakan maksudnya.

“kau lupa memberiku kissue.”

Blush.....

Keduanya bersemu merah sebelum menyatukan kedua bibir mereka. Melupakan seseorang yang menyaksikan adegan manis itu dan justru memberinya tontonan gratis tanpa ragu.

Lisa hanya menggeleng dan mengalihkan pandangan kearah lain. Tapi tak membantu sama sekali ketika suara decapan lidah serta erangan bergema mengisi ruangan.

Okey...dia perlu berpura-pura tuli.

Pemandangan seperti itu sudah bukan hal baru bagi lisa melainkan sudah hampir membuatnya ingin muntah tiap kali pasangan sejoli itu bercumbu...yang tandanya dosis adegan itu melebihi batas.

Beruntung lisa tak setiap waktu kesana ; butik. Lantaran gadis thailand itu sudah tak bekerja pada jennie lagi, yang mana sekarang dirinya sudah beralih pekerjaan— mendalami profesi sebagai akuntan disebuah kantor akuntan publik.

Dirinya hanya sesekali berkunjung kebutik,disamping dirinya merindukan kedua sahabatnya itu dan juga dia harus membimbing jisoo dalam hal mengelola keuangan..karena jisoo lah sebagai pengganti dirinya disana.

“hey! kau melamun?” jisoo menghentak lisa dari pikiran panjangnya. Membuat gadis itu kembali ke realita.

Berpaling ! Dia mengawasi sekitar,dan tak menyadari jika jennie sudah raib.

“jennie sudah lama pergi. Jika itu yang kau tanyakan..Kau kenapa?” jisoo bertanya heran. Seakan membaca pikiran lisa.

“ani..yo. hanya muak melihat tingkah kalian berdua.” Lisa mengakui,mencibir kearah yang lebih tua. “seolah aku jadi orang ketiga disini..” dia menggeleng. “lah.. masih mending kalau dikatakan orang ketiga,kalau tak dianggap...terlalu sekali itu.”

The Wedding Partner [Jensoo] Where stories live. Discover now