Yoongi senang akhirnya tugasnya di luar kota telah selesai. Jadi dia bisa kembali mengurus kliniknya yang tiga hari ini sempat ia tinggalkan. Ah, dia juga merindukan Taehyung. Tiga hari tak bertemu dengan adiknya membuat Yoongi ingin segera menemui pemuda itu. Itu sebabnya ia buru-buru menghabiskan sarapannya pagi ini.
In Na dibuat heran ketika melihat Yoongi makan dengan terburu-buru.
"Yoongi – ya, pencernaanmu bisa bermasalah jika kau makan seperti itu," tegurnya tak habis pikir. Usianya sudah tiga puluh tahun tapi tingkahnya terkadang masih membuatnya gemas.
"Aku buru-buru, Eomma" sahut Yoongi setelah menghabiskan susu di gelasnya. Kemudian mendekat ke arah sang ibu dan mendaratkan kecupan di pipinya.
"Aku berangkat," pamitnya.
Tiba-tiba dia berhenti sejenak ketika mengingat sesuatu. "Eomma, aku akan mengenalkanmu pada seseorang. Besok malam aku akan mengajaknya kesini. Jadi bisakah Eomma memasak makanan yang enak untuk kami? Ah, dan minta Appa untuk pulang lebih cepat, oke?" ujar Yoongi tersenyum cerah.
"Mwo? Apakah kau punya kekasih baru?! Kau akan meninggalkan Eunji?!" tanya In Na heboh.
Yoongi terkekeh kecil, "Tidak. Dia seseorang yang sangat berarti bagiku. Kupikir sudah waktunya bagi Eomma dan Appa untuk mengetahuinya" jelasnya. "Lagipula mana bisa aku meninggalkan Eunji jika Eomma begitu ingin aku menikah dengannya?" lanjutnya mencibir.
In Na tersenyum hangat, "Baiklah, Eomma akan memasak makanan enak untuk kalian. Dan jangan lupa segera lamar Eunji sebelum Eomma yang melamarkannya untukmu".
Yoongi tertawa kecil mendengar ancaman ibunya. Dia kembali mengecup pipi In Na dan segera pergi sebelum diceramahi lebih banyak lagi.
.
.
.
Yoongi tak langsung menuju klinik. Dia melangkahkan kakinya melalui jalanan yang akan mengantarkannya ke tempat Taehyung. Tangannya sudah membawa makanan yang sempat ia beli di perjalanan tadi. Dia berjalan menyusuri jalan kecil penuh anak tangga yang membuatnya cukup terengah.
Ketika sampai di depan rumah Taehyung, Yoongi ragu harus mengetuk pintu atau menelpon pemuda itu. Akhirnya ia putuskan untuk mengetuk pintu saja.
Betapa terkejutnya Yoongi ketika pintu itu terbuka begitu saja padahal ia baru mengetuknya sekali. Yoongi melangkah masuk tanpa ijin. Kedua matanya menangkap sosok Taehyung yang tidur di lantai hanya beralaskan sebuah jaket. Yoongi menghela napas pelan, kemudian menghampiri tubuh adiknya.
"Taehyung – ah, bangun" panggil Yoongi, sedikit mengguncang tubuh sang adik. "Bangunlah. Aku membawa makanan untukmu."
Taehyung membalikkan badan menghadap Yoongi dan perlahan membuka kedua matanya.
"Uisa – nim? Kenapa kau bisa ada di rumahku?" tanyanya terkejut dengan suara serak. Dia perlahan duduk, mencoba menghilangkan pening yang sempat melanda.
"Apa yang terjadi?" tanya Yoongi khawatir ketika melihat wajah Taehyung yang memar di beberapa tempat.
"Tak sengaja jatuh kemarin," jawab Taehyung malas. "Kenapa kau bisa ada disini?" tanyanya lagi.
"Cuci wajahmu. Akan kusiapkan sarapan," sahut Yoongi, tak menjawab pertanyaan Taehyung. Kemudian beranjak mengambil mangkuk dan peralatan makan lainnya. Membuat Taehyung berdecak kesal.
Kini di atas meja sudah ada makanan yang Yoongi bawa. Taehyung sedang tak nafsu makan sebenarnya. Namun tak mungkin ia tak memakan makanan yang sudah dibawa kakaknya. Jadi dia mulai menyuap makanan itu tanpa selera.

ESTÁS LEYENDO
Gone ✔
Fanfic"So there won't be any more sadness So there won't be any more loneliness I'll walk on this dangerous road with you There's no more pain now There's nothing more I want When I hold you in this miserable world" Lee Changsub - Gone *Written in Bahas...