01

1K 64 10
                                    

Pagi cerah di kota Busan. Secerah wajah pemuda yang tengah berbaring di atas sofa dengan di temani komik-komiknya. Ayah dan ibunya sedang berada di luar kota sejak kemarin dan baru akan pulang nanti malam, menyisakan ia sendiri di rumah.

Tidak masalah, asal ada banyak makanan di dalam kulkas ia akan baik-baik saja. Ah, jangan lupakan sekotak penuh susu pisang yang kemarin sempat di belikan ibunya. Senang sekali, surga dunia.

Membangunkan badan sebentar, tangannya meraih toples cookies di atas meja lalu membukanya.

Mata bulatnya bersinar bak seisi galaksi ada di dalamnya. Gigi depannya yang berukuran lebih besar terlihat lucu ketika mengunyah kue-kue coklat itu. Kalau di lihat-lihat, percis seperti seekor kelinci yang mengunyah sebiji wortel.

"Main game apa ya hari ini?"

"Berhenti bermain game Jeon Jungkook!"

"Sana temui Mingyu, Eunwoo, atau siapa saja! Bersosialisasilah! Libur kuliah harusnya kau habiskan dengan teman-temanmu di Busan. Bukannya kau jarang bertemu mereka?!"

Jungkook terkekeh ketika suara ibunya terlintas di kepala. Yah, salahnya juga karena selama liburan terus bergelut di depan layar komputer. Tapi bertemu teman-temannya di Busan? Ayolah, ia sudah lama tidak melihat mereka dan lagi pula mereka juga tidak pernah seakrab itu. Sudah bisa di bayangkan keadaan canggung yang melanda jika tiba-tiba bertemu. Dan juga ia sudah punya teman baru di kampusnya. Enam teman baik yang selama ini mengisi hari-harinya di kota Seoul.

"Jarang-jarang aku pulang ke rumah. Sudah seharusnya liburan seperti ini ku habiskan bersantai, kan?"

"Kalau nanti kembali ke Seoul pasti akan di sibukkan dengan tugas lagi. Apa aku berhenti kuliah saja? Bekerja sepertinya ide yang bagus."

"Ah tidak-tidak. Ibu pasti akan membunuhku dan menjadikanku kelinci panggang."

Kembali mengunyah kue cookiesnya sembari bersandar di sofa empuk sambil membaca komiknya. Menaruh kaki di atas meja sambil bersenandung kecil di sela-sela kunyahannya.

Hari yang indah, benar-benar sempurna.













Drrrrrt drrrrrt..

Fokusnya sontak teralihkan pada ponsel yang bergetar di samping toples cookies.

"Siapa?"

Jungkook mengernyit melihat digit-digit angka tanpa nama, nomor tidak di kenal. Menekan tombol jawab sebelum menempelkan ponsel itu ke telinganya. Hening untuk sesaat, namun seperti ada suara gemerisik aneh terdengar.

"Hallo?"

Tidak ada sahutan.

"Maaf, ini siapa?"

"Halloooo? Aku akan menutup kalau kau tidak bicara."

Hampir menutup kalau telinganya tak mendengar sayup lemah di ujung sana. "J-jung.."

"Iya, ini Jungkook. Ada apa?"

"J-jungkook.. T-tolong aku.."

"Kak Yoongi?"

"S-selamatkan aku, ku mohon."

"Kak Yoongi? Ada apa kak?!"

"Hallo Jeon, lama tak bertemu ya?" suara perempuan mengambil alih. "Bagaimana kabarmu? Wah, aku benar-benar merindukanmu!"

"Kau siapa? Ada apa dengan kak Yoongi?!"

"Ck, jadi kau tak merindukanku ya? Jahat sekali." perempuan itu terkekeh. Pelan dan terdengar manis, namun Jungkook berani bersumpah kalau itu sangat mengerikan di telinganya.

"Hei! Apa yang terjadi dengannya?!"

"Yoongi? Dia baik-baik saja. Yah, setidaknya untuk saat ini."

"Apa maksudmu?"

"Maksudku ia akan baik-baik saja selama kau menjadi anak manis yang penurut."

"Dengar, aku benar-benar tidak menyukai ini. Kalau kau ingin mengerjaiku sebaiknya hentikan sekarang."

"Untuk apa mengerjaimu?"

"Kalau begitu apa yang kau inginkan?!"

"325 kilometer 2 jam 35 menit. Kau hanya perlu menaiki kereta express dan sampai ke Seoul 2 jam 35 menit setelahnya."

"Kau.. memintaku pergi ke Seoul?"

"That's right! Huah, aku tak sabar ingin melihatmu! Aku benar-benar merindukanmu Jung!"

"Apa yang kau inginkan sebenarnya?!"

"Yang ku inginkan kau Jeon Jungkook. Pergilah ke sini, aku akan memberitahumu nanti di mana kau harus menemuiku. Jangan memberitahu siapapun, kau tahu apa akibatnya."

"Jangan bermain-main! Ku tanya kau siapa?! Ini tidak lucu sama sekali!"

"Tidak ada yang sedang melucu di sini. Satu-satunya yang lucu adalah wajah terkejutmu ketika melihat pria di hadapanku ini membiru dan terbujur kaku jika kau yang tak menuruti perkataanku."

Jungkook membeku di tempat, ia terkejut dan bingung.

"Waktumu tidak banyak, hanya satu hari ini saja. Ufuk senja adalah batasnya. Lewat dari itu, aku tidak tahu apa yang bisa ku lakukan pada kak Yoongi tersayangmu ini."

BUAKK!!

"ARGHHH!!"

Pukulan keras terdengar, beriringan dengan suara Min Yoongi yang mengerang kesakitan.

"L-lepaskan aku, ku mohon.." suaranya semakin terdengar lemah.

"Ah, kayunya patah lagi. Apa sebaiknya pakai besi saja supaya tak gampang patah?"

"HENTIKAN! JANGAN MELUKAINYA!!"

"KALAU BEGITU ANGKAT SEGERA BOKONGMU ITU DAN TEMUI AKU!!"

Tut

Panggilan terputus.

"SIAL!! APA-APA'AN?!"

Jungkook terhempas keras. Badannya lemas dan kepalanya terasa berputar. Sepertinya ia salah, ini bukan hari yang indah.

*Tbc

*Tbc

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
ONE DAY✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora