6. PERNYATAAN

331 208 340
                                    

Sesampainya mereka dikediaman rumah Reyhan, Nina begitu terpukau melihat rumah Reyhan yang sangat mewah seperti istana baginya, Nina tau bahwa Reyhan itu orang yang kaya raya, namun ia tidak menyangka bahwa rumah Reyhan lebih besar dari perkiraannya.

Sesampainya mereka dikediaman rumah Reyhan, Nina begitu terpukau melihat rumah Reyhan yang sangat mewah seperti istana baginya, Nina tau bahwa Reyhan itu orang yang kaya raya, namun ia tidak menyangka bahwa rumah Reyhan lebih besar dari perkiraannya

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

***

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

***

"Ehm... Rey, ini seriusan rumah lo? Lo gak salah rumah kan? Atau lo lupa rumah lo itu yang mana?" tanya Nina dengan wajah lugu memastikan.

Mendengar pertanyaan Nina yang begitu lugu sekalian konyol, Reyhan pun tersenyum sambil terkekeh pelan.

"Yaiyalah Nina, masa iya gue lupa sama rumah sendiri kan ga lucu," sahut Reyhan sambil tertawa.

"Ih kan siapa tau aja, habisnya rumah lo gede banget si gak masuk akal!"

"Gak masuk akal? Ya kali gue ngepet make babi biar dapet rumah kayak gini," tawanya pecah pada saat itu.

"Eh bisa juga!" Nina pun ikut tertawa dibuatnya.

"Yaudah yuk masuk, emangnya lo mau diem aja disitu kaya patung?" Tanya Reyhan terkekeh sambil menatap kearah Nina.

"Ish paan sih. Yaudah ayo masuk," ucap Nina kesal dan tanpa sadar ia memegang lengan Reyhan.

"Ehem... Cie udah megang-megang aja," sahut Reyhan berniat menggoda Nina.

"Akh bodo!"

***

Saat Reyhan dan Nina memasuki rumah Reyhan, para bodyguard dan pembantu berjejer sambil memberi sambutan kepada majikannya.

"Selamat datang tuan dan nona," sambut para maid yang ada disana.

"Eh I-Iya," ucap Nina gugup karena kagum melihat rumah besar milik Reyhan, dan Reyhan hanya terkekeh pelan saat melihat Nina terpenganga tidak percaya melihat rumahnya itu.

Nina masih saja melamun, dan sekaligus kagum melihat kemewahan rumah Reyhan, ia melihat guci-guci yang sangat indah berlapis emas, dan juga barang mewah lainnya, sempat terlintas dipikiran Nina, "Kalo gue ngambil gucinya satu gapapa kan ya?" Batinnya sambil terkekeh pelan dengan apa yang sedang ia pikirkan saat ini.

Mata Nina terhenti melihat foto keluarga Reyhan dan ia melihat ada seorang anak laki-laki disana dan tentu saja anak itu adalah Reyhan yang masih kecil.

Mata Nina terhenti melihat foto keluarga Reyhan dan ia melihat ada seorang anak laki-laki disana dan tentu saja anak itu adalah Reyhan yang masih kecil

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.


"Ahhh."

"Ini seriusan Reyhan? Ah lucu banget gemes, masih kecil aja udah ganteng, pantesan gedenya kayak gitu," gumam Nina yang hampir tak terdengar namun terdengar oleh Reyhan, karena Reyhan saat ini berada tepat dibelakang Nina.

"Gue denger lo ngomong apa Nin, biasa aja kali gue tau kok kalo gue ganteng, sans aja," ucapnya bangga akan dirinya sendiri.

"Ih pede banget lo!"

Tanpa sangaja Acha dan Achi melihat keberadaan Reyhan dan Nina, karena penasaran ia pun bertanya kepada Reyhan, "Kak Rey... Ngapain disitu? Cepetan masuk, oh iya itu siapanya kakak? Cantik banget gak mungkin kan itu pacar lo?" ejek Acha dan Achi adik kembar Reyhan yang saat ini duduk di bangku kelas 8.

"Dih parah amat, gini-gini gue paling anak paling ganteng dikeluarga, oh iya kenalin ini Nina temen gue, kenalan aja siapa tau jadi kakak ipar ya gak?" Tanya Reyhan kepada adik kembarnya tersebut sambil menaikkan alis sebelah kanannya.

"Ih apaansih!"

"Oh berarti bentar lagi pacaran?"
Tanya Achi pada Nina polos, dan Nina hanya melototkan matanya kepada Reyhan.

"Yaudah kak Nina masuk yuk," ajak Acha dan Achi sambil menggenggam tangan Nina, Acha menggenggam tangan kanan Nina sedangkan Achi tangan kiri Nina.

Setelah Nina masuk kedalam ruang makan keluarga Reyhan, Nina disambut hangat oleh keluarga Reyhan.

"Eh Reyhan lama banget kamu nak, owh iya itu disamping kamu siapa?" Tanya Sandra ibunda Reyhan.

"Kenalin ini temen aku tapi gatau kalo nanti," jawab Reyhan tertawa kecil.

"Berarti lagi proses ya?" Tanya Ronald ayahnya Reyhan berniat mengejek putra sulungnya itu.

"Bisa jadi!" Jawab Reyhan tersenyum kearah Nina, namun gadis itu hanya tersenyum malu.

"Ayo Nina duduk aja, gak usah sungkan yah sama Tante."

"I-Iya tan," gugup Nina sambil tersenyum tipis.

Setelah mereka menghabiskan makanannya Reyhan mengajak Nina ke taman belakang rumahnya.

"Rey lo mau bawa gue kemana?Lo ga mau nyulik gue kan?"ucap lugu Nina pemasaran.

"Ikut aja si, yaelah gr amat dah sapa yang mau nyulik lo!" Reyhan sedikit kesal, dan tak lama kemudian mereka sampai di sana.

Lalu mereka duduk di ayunan taman rumah Reyhan menatap langit-langit biru yang indah. "Rey lo tadi mau ngomong apa ke gue?" tanya Nina penasaran.

"Nin gue tau kalo gue gak romantis, atau semacamnya, gue tau gue gak pinter-pinter amat jadi orang, gue mau kita saling melengkapi Nin," ucap Reyhan bertele-tele sambil tersenyum penuh arti.

"Jadi maksudnya? To the poin aja, otak gue lagi lemot nih susah nyambung sekarang."

"Lo mau gak jadi pacar gue?" Tanya Reyhan tersenyum lebar sambil membawa coklat berukuran besar berbentuk hati dan juga tidak lupa bunga yang sangat cantik.

"Ma-Maaf, gue gak mau Rey," ucap Nina sukses membuat Reyhan kecewa.

***

Ini Acha dan Achi

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Ini Acha dan Achi.
Bersambung...

SHAREN (HIATUS)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum