Taoge

17.9K 923 23
                                    

Hari minggu, hari dimana Aya bisa relax sejenak dari kegiatan di kampus. Gadis itu nampak bersemangat membuka laptopnya dan mencari drama korea yang belum sempat ia selesaikan, tubuhnya tengkurap diatas kasur dengan kacamata anti radiasi yang sudah bertengger di depan matanya. Kelupaan suatu hal Aya keluar dari kamar dan menuruni anak tangga untuk mengambil cemilan dari dapur. Gadis itu mengambil sebuah toples berisi keripik jagung dengan rasa jagung bakar yang akan ia jadikan teman sembari menonton drakor di kamarnya nanti.

Aya membalikan badan dan berlalu kembali ke kamarnya, langkahnya masuk ke dalam kamar terhenti saat mendengar panggilan dari Gentur yang sedang berada di balkon. Aya melangkahkan kaki memutar haluan, ia mendekati Gentur dan menempelkan tubuhnya di pintu geser pembatas antara balkon dan ruang dalam.

"kenapa?" jawab Aya ketus, gadis itu bahkan tidak menatap lawan bicaranya

Gentur menengok Aya yang berada di sampingnya, kedua matanya menyipit melihat celana yang dikenakan istrinya itu.

"gak ada celana yang lebih pendek?" Gentur membenarkan posisi layar laptopnya.

Aya melirik kearah Gentur sebelum melirik celana pantai yang dipakainya.

"emang kenapa? Orang ga pendek-pendek amat kok" sahut Aya. Gentur mengalihkan posisi duduknya menghadap Aya.

"kependekan itu, kalo ada orang lain yang ngeliat kamu pake celana begituan gimana?" Gentur berkata tegas, matanya menimbulkan tatapan tajam menatap istrinya.

Tanpa menjawab pertanyaan dari suaminya Aya pergi meninggalkan pria itu lalu membanting pintu kamarnya keras. Ia melempar toples diatas kasur lalu membanting tubuhnya kemudian fokus menonton drakor yang sudah ia siapkan. Gadis itu berharap dengan menonton drakor ini kekesalannya pada pria yang berada di balkon itu akan mereda.

Adzan dzuhur berkumandang, Aya keluar dari kamarnya untuk melaksanakan shalat dzuhur. Selepas berwudhu Aya masuk ke dalam mushala, dilihatnya Gentur sedang mengusap rambutnya yang masih basah dengan air wudhu.

"jamaah aja" ucapnya singkat.

Aya mendengus kecil, "apa gak bisa ngomong yang lembut" batinya. Aya segera memasang mukenannya, setelah itu ia menjalani shalat dzuhurnya dengan menjadi makmum suaminya. Ini adalah shalat jamaah pertama kali yang mereka jalani semenjak memulai menjadi keluarga baru. Selepas shalat Aya mencium tangan Gentur, sama seperti saat mereka bertunangan dan saat akad. Aya melangkahkan kakinya meninggalkan Gentur yang sedang fokus berdoa, ia menuju dapur untuk membantu mba Mus menyiapkan makan siang.

"mau masak apa mba?" tanya Aya sambil menyepol rambutnya.

"temannya sayur toge mbak, sesuai pesenannya Mas Gentur" ucap Mba Mus, ia mengeluarkan kecambah dari kantong belanja. Bukan jumlah kecambah yang sedikit tentunya untuk mereka yang hanya 2 orang.

"OMG seriously? Ini banyak banget lo mba" Aya tercengang melihat 4 bungkus kecambah dengan plastik setengah kiloan.

"iya mba, kan sama buat nanti malem. Mbak Aya istirahat saja, biar saya sendiri yang masak nggeh".

"halah, maksudnya ngusir kan ini ngusir" canda Aya sebelum pergi meninggalkan Mba Mus yang tertawa mendengar perkataan Aya.

Gadis itu mengecek ruang mushala untuk mencari Gentur, dilihatnya mushala sudah kosong. Gadis itu lalu naik ke lantai atas, dilihatnya Gentur sedang asyik dengan kegiatannya di ruang kerja. Gadis itu berdiri di pintu, menekuk kedua tangannya sambil menunggu Gentur untuk menyadari kehadiran dirinya. Pria itu menengok kearah pintu, diputarnya kursi kerja menghadap Aya.

"belum ganti juga?".

"lagi ngidam atau gimana sih? Kok pesen makan yang serba toge semua" Aya berkata ketus.

"ganti dulu celana kamu itu" Gentur membalikan kursinya ke posisi semula.

Aya menjejak-jejakan kakinya, ia kemudian pergi ke kamarnya. Dibukannya lemari bercat putih dan diambilnya celana panjang dari dalam sana. Ia mengganti celana pantainya dengan celana itu. ia segera keluar dari kamar dan kembali ke ruang kerja suaminya.

"kenapa semuanya serba toge? Uda tau aku ga suka sama toge juga" Aya menggembungkan mulutnya tanda ia sedang kesal saat ini.

"kan yang makan toge aku, kamu kalo mau ya dimakan kalo endak ya minta dimasakin yang lain kan bisa unyil" jawab Gentur santai.

"ya kali orang togenya di campur sama sayur yang lain kok, aku ga doyan".

"ya kalo gitu mau gak mau harus dimakan semua".

Kedua sejoli itu turun begitu Mba Mus memberitahukan jika makan siang sudah siap di atas meja. Ada tumis sawi hijau dengan toge, karedok, sop asparagus dengan putih telur, serta filet ikan kakap merah yang dibalut oleh tepung crispy. Aya nampak menutup mulutnya dengan tangan kanannya, melihat toge membuatnya mual. Gadis itu memang jarang makan toge, menurutya rasa toge sangat aneh dan hambar sehingga ia tidak menyukainya.

"makan ikannya aja kalo gak mau pake sayur" Gentur menuangkan sup asparagus kedalam mangkok sup yang sudah disediakan.

"ish aku mau deliv aja lah" Aya meninggalkan ruang makan, berjalan ke samping dapur yang terhubung dengan ruang tamu. Ia mengeluarkan ponselnya dari saku celana, gadis itu mulai memilih menu makanan cepat saji yang akan ia pilih untuk makan siang kali ini.

Sekitar 15 menit kemudian bel rumah berbunyi, Aya sudah kegirangan berlari kecil menuju gerbang depan untuk menjemput ayam KFC pesanannya. Setelah membayar bill total, ia bersenandung sambil masuk kedalam rumah. Dibukannya paket yang berisi 4 buah ayam paha atas, sebuah kotak yakiniku dan caramel macciato sebagai minuman.

"kalo makan di ruang makan"

Suara bass Gentur membuat Aya mengurungkan niatnya untuk menikmati menu itu di tempatnya duduk saat ini. Dibawanya dengan susah payah makanan yang akan ia jadikan menu makan siang keatas meja makan. Pertama gadis itu membuka kotak yakiniku lalu menuangkan saus diatas ayam yang sudah dipotong-potong kecil. Lalu ia pun menyantapnya setelah meneguk minuman sebelumnya.

"kalo kaya gitu mana sehat, orang gak ada sayurnya" Gentur memperhatikan menu yang ada di hadapannya.

"orang ada kok, ini nih kalo bukan sayur apa? Gorengan?" Aya menunjukan secuil salad yang berada di samping kotak ayam.

Selepas shalat isya berjamaah antara keduannya, mereka kembali ke kamar masing-masing dengan kesibukan masing-masing. Aya dengan drama koreannya sedangkan Gentur dengan file-file pekerjaannya yang sedari tadi siang belum juga terselesaikan. Pria itu nampak keluar menuju balkon saat menerima sebuah panggilan masuk yang terlihat penting. Pembicaraanya dengan si penelfon terlihat cukup serius, sesekali Gentur mengusap kepalanya yang nampak rapi di potong pendek.

Setelah pembicaraan dengan penelfon usai, Gentur lantas masuk dan melangkahkan kaki menuju ke depan kamar Aya. Ia berjalan mondar mandir sebelum mengetuk pintu kamar. Aya segera membukakan pintu kamarnya, kedua matanya nampak basah dan sedikit sembab. Gentur yang kaget lantas mendorong pintu kamar dan segera masuk kedalam.

"kamu kenapa?" tanyanya, dilihatnya laptop bewarna silver milik Aya yang masih memutar drama korea.

"gapapa, cuma sedih aja sama dramanya" Aya terisak.

Gentur segera mempause drama itu, diambilnya tissue dari atas meja belajar Aya lalu ia berikan pada gadis itu. Setelah cukup tenang, Gentur memintanya untuk duduk di atas kasur lebih tepatnya duduk di sampingnya. Pria itu menatap lekat wajah Aya yang masih memerah akibat terlalu hanyut oleh cerita drakor yang dilihatnya.

"btw, kenapa kok tiba-tiba masuk kesini" Aya melipat tissue yang berada di tangannya.

"aku mau ngomong sama kamu" Gentur menegakkan posisi duduknya, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"yauda ngomong aja" suara Aya sedikit sumbang.

"sebenernya aku gak tau harus ngomong dari mana" Gentur menunjukan wajah ragunya.

"maksudnya?"

"ini hal sensitif menurut aku Ya, jadi aku gak bisa sembarangan ngomong ke kamu"

"apaan sih, kepo tau" Aya mendekatkan wajahnya kearah Gentur.

"jadi gini, menurut kamu gimana kalo kita punya baby?"

***

Love My LecturerWhere stories live. Discover now