Nomor Tak diKenal

11 6 4
                                    

Pagi yang cerah mengawali hari ini. Anak-anak SD, SMP, SMA, maupun kuliah, banyak yang berlalu lalang. Semua pelajar dan orang-orang yang akan bekerja mulai menapakan kaki menuju tempat tujuan.

Namun tidak bagi gadis yang sedang bergelanyut di ranjang serta selimut tebal yang membungkusnya. Aster, saat jam menunjukan pukul 06.30 pagi ia masih tidur di ranjang hitam-putih bermotif kupu-kupu miliknya. Kamar yang bernuansa biru langit menyejukan mata ditambah tanaman-tanaman hias yang ada di dua jendela kamarnya.

Ceklek! Kriet!

"Aster! Kok belum bangun, sih?" ucap seorang wanita paruh baya saat memasuki kamar Aster.

Aster membuka sedikit selimutnya melihat Sang Ibu.

"Aster gak enak badan, Ma."

Ibu Aster pun mendekatinya dan memegang dahi putrinya.

"Wah, kamu demam."

"Ya udah, hari ini ijin nggak masuk dulu aja 'ya sampai sembuh." Aster mengiyakan ucapan Ibunya.

Lalu Ibu Aster pergi ke dapur untuk membuatkan bubur dan obat penurun demam. Lalu mampir sebentar untuk membuat surat ijin yang akan dititipkan kepada sahabat Aster yang kebetulan tetangaan dengannya.

Sementara menunggu ibunya, Aster terlelap sebentar di balik selimut.

🎐🎐🎐

"Aster. Bangun." Suara lembut itu membangunkan Aster dari tidur tak bermimpinya tadi.

Dilihatnya Sang Ibu sudah memegangi mapan kayu berisi semangkuk bubur dan segelas air putih. Serta beberapa pil obat. Dengan telaten ibunya menyuapi putrinya.

"Kok bisa demam gini, sih? Emang kemarin ngapain aja pas ditinggal di rumah? Hujan-hujanan?"

Mendengar pernyataan ibunya yang benar, Aster hanya diam saja. Masih tak kuat untuk menggerakan bibir dan wajahnya untuk berekspresi kecuali ekspresi datar nan lesunya.

Memang benar kemarin saat Aster ditinggal Ibunya untuk menjenguk temannya, karena kesepian dan kebetulan di luar sedang hujan, ia bermain di bawahnya. Sudah lama ia tak merasakan sentuhan air hujan secara langsung di kulitnya.

Setelah sarapan dan minum obat, ia langsung tertidur karena efek samping dari obatnya.

🎐🎐🎐


Suara notifikasi dan getaran yang merambat menganggu tidur nyaman Aster. Ia lihat di jam alarm miliknya yang sudah menunjukan pukul 09.35. Lalu beralih ke ponselnya. Ia lihat ada pesan chat dari nomor tak dikenalnya. Lalu ia membuka pesan dari nomor tersebut.

From: 0859********

Good morning, Aster🌼. GeWeEs.

Dri Reza😉. Jngn lupa disave 'ya?

Pesan singkat tersebut membuat Aster membelalakan kedua bola matanya. Bagaimana laki-laki itu mendapatkan nomornya? Itu yang mungkin sekarang ia pikirkan. Lalu firasatnya mengatakan bahwa sahabatnya, Cindy, yang memberikan nomornya kepada Reza atas permintaan Reza sendiri.

Ia tersenyum dan teringat saat pertama kali ia menabrak Reza tanpa sengaja dan pertama kali ia mengetahui nama laki-laki tersebut. Laki-laki aneh yang selalu menatapnya dengan rona wajah tipis.

Penghapus JarakWhere stories live. Discover now