Peringatan.

8.2K 1K 78
                                    


.

Pagi ini sebelum berangkat sekolah Lena sarapan pagi bersama kedua orang tuanya, ahh sudah lama Lena tidak seperti ini.

Semalam Ayahnya pulang sudah hampir tengah malam, pasti sangat lelah, terlihat dari wajahnya sangat lelah.

"Lena, nambah nih nasi gorengnya." Zahra menyendokkan satu centong nasi goreng itu pada Lena.

Lena mengangguk, ia lalu mendorong piringnya yang sudah hampir kosong itu kearah mamahnya. setelahnya ia kembali melanjutkan acara makannya.

"Lena kamu udah sembuh? kalau masih nggak enak badan istirahat aja dulu dirumah, nggak usah sekolah dulu."

"emm.. sebenernya masih rada pusing.. tapi nggak papa kok pah, masih kuat." Lena lalu tersenyum kearah Hendry.

"Yaudah, tapi jangan ngerepotin orang ya disekolah.." Lena hanya menjawabnya dengan anggukan.

Setelah menghabiskan makanannya Lena langsung pergi untuk mengenakan sepatu putih miliknya, sekolahnya memang mewajibkan untuk mengenakan sepatu putih.

"Mah, Pah Lena nunggu depan ya.."

"Kamu dijemput Yohan?" Tanya Zahra yang dibalas anggukan oleh Lena.

"Yaudah Hati-hati." Papahnya bersuara.

"Iya." Lena lalu pergi berlalu keluar rumah, ia berdiri menunggu Yohan didepan gerbang sambil memainkan rambutnya.

Tin.

Klakson motor Yohan membuyarkan lamunan Lena, ia mendongak dan mendapati Yohan tengah tersenyum cerah kepadanya, tentu Lena membalas senyum itu.

Yohan memakaikan helm di kepala Lena, "udah yuk, naik."

Lena lalu naik mendudukan dirinya diatas motor matic milik Yohan. Iya, Yohan pake motor matic bukan Moge atau motor kopling lainnya.

Jika pada umumnya anak muda malah ingin motor seperti itu, berbeda denganny. menurutnya itu terlalu ribet dan berlebihan, pakai motor seperti ini saja udah cukup.

Bukan masalah ia tidak mampu untuk beli, beli 10 biji sekarang juga ia sanggup, hanya saja ia tidak mau.

Yohan menancap gas menuju sekolahnya dengan kecepatan normal, ia tidak mau mencelakai Lena.

"Kamu udh makan La?" Tanya Yohan pada Lena diperjalanan.

"Hah? Udah, udah makan." Jawab Lena mengeraskan suaranya takut tidak terdengar Yohan.

"Ohh.. bagus kalo gitu." Yohan menjeda, ide jail tiba-tiba muncul dipikirannya, "La peluk dong... biasanya kamu peluk-peluk aku terus, kok sekang engga-- a-aduh duh."

Lena mencubit pinggang Yohan bertubi-tubi membuatnya sedikit oleng. Bisa-bisanya orang itu menggoda dipagi hari begini, Bikin jantung orang olahraga.

"Makan nih- makan pelukan-"

"Ampun La- ampun... nanti kita jatoh ini." Ujar Yohan sambil menghindari cubitan Lena berusaha juga agar tetap seimbang.

Kim Yohan • Bad ° [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang