8.0

4.1K 799 73
                                    

Oh!






Yedam tidak bisa konsentrasi menonton. Pikirannya sedari tadi ada pada hal-hal yang sebenarnya tidak boleh ia pikirkan.








Tapi, tidak bisa :(







Ah, sepertinya Yedam harus menonton sekali lagi bersama sahabatnya. Ia benar-benar tidak bisa fokus.






Doyoung melirik Yedam yang terlihat tidak nyaman. Kadang lelaki lebih tua itu menghela napas kadang juga memegang pelipisnya. Ah, seperti sedang banyak pikiran.









Entah kenapa Doyoung sedikit merasa bersalah, sebab ia yang membawa Yedam ke sini.







Selesai menonton, Yedam keluar lebih dulu dari pada Doyoung, Seunghun dan kekasihnya sehingga membuat Doyoung kembali merasa bersalah.











"langsung pulang hyung?" Tanya Doyoung kepada Seunghun.










Seunghun menggeleng, "aku akan jalan-jalan sebentar dengan Jihoon. Kau pulanglah duluan dengan Yedam," ujar Seunghun sambil merangkul pundak kekasihnya.










"Benar. Dia kelihatan ingin cepat-cepat pulang," sambung Jihoon sambil menunjuk Yedam yang duduk di kursi tunggu dengan memainkan ponselnya.











Doyoung menatap Yedam. Rasa bersalah kembali muncul pada dirinya.









"Lagi pula, aku kaget kau mengajak Yedam. Kupikir kau akan mengajak Dohwan atau siapa,"







Doyoung diam, ia tidak tahu bagaimana harus menjawab pertanyaan Seunghun karena ia sendiri pun tidak tahu kenapa ia mengajak Yedam yang baru dikenalnya beberapa hari.











Hanya saja....









Doyoung begitu tertarik dengan Yedam.







Seunghun menghela napas dan menepuk pucuk kepala adiknya, "cepat ajak dia pulang sebelum rasa bersalahmu semakin meningkat,"











Doyoung mengerucutkan bibir, "baik hyung,"










Doyoung berjalan mendekati Yedam yang sedang menatap kosong ke sampingnya. Entah apa yang dipikirkan lelaki itu tapi jelas Doyoung benar-benar merasa bersalah.












Doyoung duduk di samping Yedam tanpa mengucapkan apa-apa. Yedam reflek menoleh lalu terkejut.









"S-Sejak kapan kau--"











"Hyung, maaf,"









Yedam mengedipkan matanya beberapa kali, menatap Doyoung dengan bingung.







"U-Untuk apa?"









"memaksa hyung ke sini? Aku tidak tahu apakah hyung tidak suka filmnya atau karena aku tiba-tiba mengajak hyung atau aku--"













"Hei hei hei! Tenang, aku tidak apa-apa. Aku juga suka filmnya,"












Doyoung menoleh, mengerucutkan bibirnya, semakin merasa bersalah.








"tapi hyung tidak menikmatinya,"









Yedam diam. Bohong jika ia bilang ia menikmati dan kediaman Yedam membuat Doyoung semakin yakin bahwa dia telah mengganggu waktu Yedam.










"Maaf hyung, ayo kita pulang saja,"









Yedam menatap punggung Doyoung yang berjalan menuju pintu keluar. Ah, sialan. Bagaimana Yedam menyelesaikan kesalahpahaman ini?









.
.
.






Yedam melambai pelan. Doyoung masih setia dengan wajah lesu dan bersalahnya. Padahal sejalan-jalan Yedam sudah mengatakan bahwa ia baik-baik saja.










Apa lagi, Doyoung semakin merasa bersalah karena kini Yedamlah yang mengantarnya ke rumah, bukan sebaliknya.









"Kenapa? Masih merasa bersalah, hm?" tanya Yedam








Doyoung hanya diam tapi ia masih tidak mau masuk ke dalam rumah.










Yedam tersenyum. Ia menepuk pucuk kepala Doyoung dengan pelan.









"Lalu, apa yang harus aku lakukan agar kau tidak lagi merasa bersalah kepadaku?" Tanya Yedam.











Doyoung mengangkat wajahnya. Sepertinya ia langsung memikirkan sesuatu sebab raut wajahnya berubah.










"Bagaimana kalau mulai besok aku akan mengabulkan permintaan hyung!" ujar Doyoung penuh semangat.










"mulai besok?"










"eum! Sampai aku merasa hyung benar-benar baik-baik saja,"









Yedam terkekeh, "kau yakin? Permintaanku banyak yang aneh-aneh loh?"










Doyoung tersenyum sambil mengayunkan telunjuknya di depan wajah Yedam.










"Bukan masalah,"









Yedam kembali terkekeh, "baiklah. Asalkan kau yakin aku benar baik-baik saja,"










"Baiklah! Sampai nanti hyung!"








Doyoung melambai lalu masuk ke dalam rumah meninggalkan Yedam yang gemas memperhatikannya sedari tadi.








Yedam menutup wajahnya yang ia yakini merah sekarang.









"Ah, mulai besok kau harus kuat, dam!"








Oh!

[✔️] Oh! (Bang Yedam x Kim Doyoung) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang