9.0

4K 759 45
                                    

Oh!




Yedam itu punya banyak sekali ide biar Doyoung lirik dia. Tapi, belum ada yang terealisasikan sampai sekarang.






Kebetulan banget, kemarin ada kejadian seperti itu. Yedam harus memanfaatkan kesempatan ini dengan baik.






Masalahnya, Yedam mulai mikir yang tidak-tidak mengenai kakaknya. Kalian tahulah apa.





Jadi, dia agak tidak bersemangat.





"Yedam hari ini diantar Hyung?" Tanya Himchan.





Yedam menggeleng, "aku mau jemput seseorang nanti aku bareng dia aja," jawab Yedam sambil menghabiskan sarapannya.







Jaemin menoleh. Entah kenapa dia sedikit sedih, sebab baru kali ini Yedam menolak diantar.





"Sama siapa?" tanya Jaemin.





Yedam hanya tersenyum penuh arti yang langsung membuat Jaemin mengangguk mengerti.






"Aku pergi, bye!"




Himchan menatap kepergian anaknya dengan bingung. Ia menoleh Jaemin dan memasang wajah penuh pertanyaan. Jaemin hanya mengangkat bahunya, pura-pura tidak tahu.







.
.
.



"Kan aku bilang akan jemput hyung! Kenapa hyung yang jemput!?" protes Doyoung begitu menemukan Yedam sudah berdiri di depan pintu rumahnya.





Yedam terkekeh, "katanya aku bisa minta apa saja? Nah, permintaan pertamaku aku akan menjemputmu seperti ini," ujar Yedam sambil mengangguk-angguk bangga.







Doyoung menatap Yedam datar. Sedikit kesal tapi juga....









Senang? Entahlah.






"Yasudah, ayo!" ajak Doyoung dan berjalan lebih dahulu dari Yedam.








.
.
.




"Aku akan ngelakuin ini sampai aku merasa baik-baik saja kan?" tanya Yedam setelah berhasil mengantarkan Doyoung ke depan pintu kelasnya.






"Iya sih. Tapi maksudku kenapa malah Hyung yang--"









"Nanti istirahat aku ke sini lagi. Bye, Doyoung," ucap Yedam lalu meninggalkan Doyoung yang kebingungan.






Ia menatap punggung Yedam yang menjauh. Padahal, ruang kelas anak kelas dua ada di lantai dua, sementara Doyoung di lantai tiga.






"Bagaimana ini?"






.
.
.



Doyoung menatap makan siangnya.







Menatap Yedam.










Menatap teman Yedam.










Menatap temannya.









Oh, Doyoung tidak tahu yang dimaksud Yedam dengan menjemputnya jam istirahat berarti mengajaknya makan bersama teman-temannya.









"Maaf ya Doy, aku yang memberikan nomor ponselmu," ucap Samuel.











"Oh, tidak apa-apa hyung!"










Samuel mengangguk, "soalnya dia terus memaksaku, sampai aku lelah sendiri,"








Yedam menatap Samuel dengan tatapan mautnya. Hadeuh, Samuel mana takut.










Doyoung mengerutkan dahi, "terus memaksa?"










"ah, itu Yedam--"










Yedam menutup mulut Samuel secepat kilat dan memberikan sahabatnya itu senyuman yang mematikan.











Samuel membentuk oke pada jemarinya, karena dia sesak napas mulut juga hidungnya ditutupi.












"K-Kenapa dengan Yedam Hyung?" tanya Doyoung dengan penasaran.










"Tidak. Tidak ada, hehe," bohong Samuel.









Doyoung yang tidak percaya itu langsung menatap Yedam, tapi begitu mata mereka bertemu, Yedam mengalihkan wajahnya.










Doyoung semakin penasaran..












Dia punya kemungkinan sih..












Tapi...










Masa iya Yedam meminta nomornya kepada Samuel sejak lama?












Kenapa?









Aduh, Doyoung pusing!







Oh!

[✔️] Oh! (Bang Yedam x Kim Doyoung) Where stories live. Discover now