Part 5, Tak Pernah Ada 'Kita'

3.8K 314 20
                                    

Kita harusnya tak bertemu lagi.
Atau sebaiknya memang tak pernah ada kata temu sejak awal.
***

"Gue baru liat itu!"

Sindu mengikuti arah yang ditunjuk Fitra. Kebetulan mereka sekarang berada di rumahnya. Tentunya setelah memberitahu Kiara terlebih dahulu agar sepupunya itu tidak keluar dari kamarnya. Kalau dipikir-pikir, kenapa dirinya malah ikut-ikutan membohongi para sahabatnya?

"Emang baru di pajang kemarin kok," jawabnya santai.

Devan yang sejak awal memang sudah memperhatikan foto di depannya hanya memandangi dalam diam. Kiara yang sedang bersandar di bahu Sindu yang merangkulnya. Mereka tertawa lebar ke arah kamera. Begitu dekat dan tanpa beban.

"Keluarga juga udah restuin hubungan kalian?" tanya Fitra lagi. Sindu mengerjapkan mata, jadi tergagu. Matanya beralih pada figura yang menampilkan dirinya, Kiara, serta mama papanya. "Y-ya gitu. Kelihatannya aja gimana."

Ah, kalau saja Sindu dulu menolak permintaan Kiara, semuanya takan sesulit ini.

"Lo sayang banget ya sama dia?" Pertanyaan tersebut keluar dari mulut Devan yang matanya masih belum beranjak dari objek di depannya.

Sindu tersenyum, "Sangat, makanya gue gak mau ada yang nyakitin dia sedikitpun."

Tertegun, Devan menyembunyaikan tangannya yang tiba-tiba terkepal.

"Ah hampir lupa, gue mau ngambil dulu minum." Cowok itu beranjak menuju dapur. Devan dan Fitra kembali sibuk pada aktifitasnya. Hingga kedatangan wanita berpakaian dinas membuat mereka langsung berdiri dan menyalaminya.

"Sindu mana?"

"Di dapur, Tan." jawab Devan. Wanita itu mengangguk, kebetulan Sindu baru kembali membawa minuman dan beberapa toples makanan. "Eh, Mama udah pulang?"

"Iya, mama ke kamar dulu. Tante tinggal ya, jangan sungkan-sungkan," ujarnya membuat kedua cowok itu mengangguk. Langkahnya terhenti dan kembali menatap putra semata wayangnya, "Ndu?"

Sindu yang sedang menyimpan bawaannya menoleh.

"Jangan lupa nanti sore anter Kiara ke dokter ya? Katanya dia harus cek up."

Seketika Sindu tergagu dibuatnya. Mamanya kenapa harus mengatakan itu di depan teman-temannya sih?

"Eh em iya ma."

"Awas lo jangan lupa. Nanti kayak kemarin-kemarin kamu biarin di pergi sendirian."

"Iya mamaku sayang, udah katanya mau ke kamar. Mama istirahat aja. Semuanya beres," usir cowok itu secara halus. Dirinya sudah was-was dengan respon keduanya.

"Bahkan mama lo segitunya sama Kiara. Beneran tuh anak pake pelet apa sih?" Fitra geleng-geleng kepala takjub. "Setahu gue ya Ndu, di kelasnya kelakuan cewek lo tuh ya gitu gak ada kalem-kalemnya. Gue jadi penasaran kalau dia lagi sama mama lo gimana."

Sindu hanya terkekeh, pandangannya terarah pada Devan yang jadi pendiam. Cowok itu seperti berpikir keras dan Sindu harap bukan karena curiga padanya.

"Lo kenapa diem terus, Dev?"

Devan menggeleng lalu mengambil jus di depannya, berusaha mendinginkan pikirannya yang tiba-tiba terasa akan meledak juga rasa panas di tubuhnya.
***

Kiara memperhatikan sosok Devan yang sedang duduk berdampingan dengan kekasihnya. Saat ini mereka sedang menikmati waktu istirahat di kantin. Kiara sengaja tidak meminta Sindu untuk mengajaknya makan bersama karena mood-nya sedang tidak baik. Melihat mereka dari jarak dekat hanya akan membuat hatinya semakin sakit.

Go Go Ara! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang