23. tak terbalas

27.6K 1.3K 63
                                    

Flashback on

Reno Pov.

Seketika gue mengepalkan tangan dan rahang gue mengeras saat memandang Azzam tengah merayu Killa, cinta pertama gue semasa SMA.

Sebegitu mudahnya si Azzam buat pipi Killa memerah, sedangkan gue!. Gue dari dulu sudah mencoba dan berusaha buat Killa supaya mencintai gue. Tapi apa?! dia hanya menganggap gue sebagai kakak kelasnya. Miris! memang miris! Nasib percintaan gue.

Andai saja dulu dia mau nerima cinta gue. Mungkin gue bakal menjadi orang yang sangat bahagia di dunia ini. Sekarang impian dan harapan gue untuk meminang Killa pupus sudah ditengah jalan!!. Ya dulu gue pernah memiliki tekat akan meminangnya jika dipertemukan kembali dengannya.

Tapi sayang, skenario Tuhan yang mempertemukan kita saat dia sudah menjadi milik orang lain. Dan yang lebih membuat gue merasa tak terima dengan hal itu, ternyata Azzam lah suami Killa. Senior gue saat di kampus.

"Yuk, ikut saya" Azzam meraih tangan killa, membuat gue semakin geram.

"Maaf, kami pergi dulu" pamit Azzam. Yang hanya dibalas anggukan oleh Adit. Dan gue hanya menatapnya datar.

"Iya, hati-hati bawa sahabat gue" ujar Sarah dengan senang.

gue masih memandangi Killa yang mulai menjauh dari pandangan gue. Seperti harapan gue untuk mendekatinya, kini Mulai memudar dengan rasa yang tak terbalas.

"Ren..." gue mengarahkan tatapan gue ke asal suara itu. Ternyata Adit tengah menatap gue.

"Hemm...apa?"

"Sabar ya, ikhlasin aja. Gue tau kok dia itu cinta pertama lo" gue tak kaget lagi dengan ucapan Adit barusan. Karena dulu gue pernah cerita sama dia.

"Hemm..., lagi gue coba"

"Nah gitu baru sahabat gue. Lanjutin gih makannya" ujar Adit dan gue mengangguk. Sedangkan Sarah calon istri adit hanya menampakan raut bingungnya mengenai apa yang kami bahas barusan.

Moov on adalah cara terbaik untuk bertahan hidup---pikir gue.

Reno pov End.

Flashback off.

***

Author pov.

"Kami duluan Ren" ujar Adit pamit kepada Reno. Yang di angguki oleh Reno.

Sekarang tinggal Reno sendirian yang tengah duduk di cafe. Sambil menikmati secangkir kopi yang baru dipesannya tadi pada saat seorang pelayan tengah membereskan piring kotor di mejanya.

"Permisi, boleh saya ikut duduk? Soalnya gak ada lagi tempat yang kosong" sebuah suara selembut sutra membuyarkan lamunannya.

Diliriknya sosok perempuan yang tengah berdiri didepannya sambil menatapnya dengan senyuman. Reno hanya menatap sebentar dengan tatapan datar kearah perempuan itu. Lalu dia mengalihkan pandangannya kembali pada secangkir kopi kesukaannya.

Perempuan itu yang tak mendapat respon sama sekali dari Reno. Ia memaksa langsung duduk di bangku itu, tanpa memperdulikan tatapan tajam Reno yang mengarah kepadanya.

"Maaf, beribu maaf. Izinkan saya duduk disini ya mas, plisss" ujar perempuan itu sambil menampilkan wajah melasnya. Sedangkan Reno memilih tak meresponnya.

Tak lama pelayan datang membawakan pesanan dari perempuan itu"permisi mbak, ini pesanannya. silahkan dinikmati mbak" yang dibalas anggukan oleh perempuan itu.

Perempuan itu memakan makanan pesanannya sambil sesekali mencuri pandang pada sosok laki-laki tampan didepannya. Ia memberanikan diri untuk menanyakan sesuatu kepada laki-laki itu.

"Mas gak makan?" sama sekali tak ada jawaban dari laki-laki itu. Ia hanya melirik sekilas lalu buang muka lagi.

"Hufftttt..." helaan napas terdengar dari perempuan itu karena selalu diabaikan oleh Reno. Ia pun mencoba untuk bertanya sekali lagi siapa tau laki-laki didepannya mau menjawab pertanyaannya.

"Mas, kok diem aja sih dari tadi" lagi-lagi harga kacang mahal. Membuat perempuan itu nyerah untuk mengajak Reno berkenalan atau sekedar mengobrol.

"Ck, ganteng-ganteng tapi kaya triplek!" gerutu perempuan itu. Yang masih bisa didengar jelas oleh Reno.

"Gue denger!!" membuat perempuan itu terkejut sambil menampakan cengiran merasa bersalahnya. Karena telah mengumpat laki-laki didepannya.

"Nama lo siapa?" tanya Reno membuat perempuan itu melongo karena perubahan sikap Reno.

"In-dah"

"Ouh... Indah. Sekarang lo jadi pacar gue!"

"Tap-" belum sempat indah memprotes Reno kembali berkata.

"Gue gak nerima penolakan".

"Dengan cara ini, semoga gue bisa melupakan lo laa. Maafkan gue indah. Gue akan berusaha untuk mencintai lo dengan tulus" batin Reno.

Cerita di atas tadi itu dari sudut pandang Reno ya.

Ayo dong vote sama coment yang banyak biar aku tambah semangat.

Happy reading guys

See you part selanjutnya:*

Salam
Istri sah zayn!

Halal Is My Way[Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang