Akhir yang sebenarnya 2

22K 1.1K 118
                                    

Tiga bulan kemudian... Killa kembali melakukan rutinitasnya seperti biasa. Menjalankan hari-harinya dengan ceria dan penuh warna, walau tanpa kekasih halal disisinya. Sedikit demi sedikit Killa berusaha mencoba untuk bangkit dari masa keterpurukkan nya. Itu semua berkat semangat dan dukungan yang telah diberikan oleh keluarga terdekatnya.

Sekarang Killa juga telah menemukan kesibukan baru, untuk sekedar mengurangi rasa ke-rindunya kepada Azzam. Karena dengan memiliki kesibukan lebih membuatnya tak memiliki banyak waktu luang untuk sekedar mengingat kenangan bersama Azzam yang membuatnya selalu bersedih.

Killa menatap jam ditangannya yang saat ini menunjukan pukul 10 pagi. Setelahnya, ia menatap anak-anak yang tengah duduk di depannya. Mereka terlihat tengah sibuk mengerjakan sesuatu di buku mereka masing-masing. Dan tak lama setelah itu suara bel pulang sekolah berbunyi.

"Ok anak-anak waktunya pulang, ayok bereskan bukunya. Nanti dilanjutkan lagi di rumah untuk PR ya?."

"Baik ibu guru..." seru anak-anak sembari membereskan bukunya yang berada di atas meja, kemudian memasukkan nya kedalam tas masing-masing.

"Ana, tolong pimpin doa pulang ya" Killa menatap seorang anak perempuan yang duduk dimeja paling depan, yang berhadapan langsung dengannya. Anak itu mengangguk sebagai jawaban.

"Belsiap,, beldoa mulai" suara cadel khas anak kecil itu menggema di seluruh penjuru kelas. Mengintruksikan semua anak-anak di kelas untuk ikut berdoa.

Selesai berdoa semua anak-anak itu meninggalkan kelas satu persatu tak lupa sebelumnya mereka menyalami tangan Killa hormat.

Menjadi guru honorer di sebuah sekolah Taman Kanak-kanak yang tak jauh dari rumah mertuanya. Itu adalah pilihannya.

Semenjak ia mulai mengajar, sedikit demi sedikit ia mulai mengikhlaskan kepergian Azzam yang begitu misterius. Karena sampai sekarang jasad Azzam belum juga ditemukan. Dan ia pun tak tahu apakah sekarang Azzam masih hidup? Atau pun sebaliknya. Namun, di hati kecil Killa masih terselip rasa percaya bahwa suatu saat nanti Azzam pasti akan kembali. Walau kemungkinannya hanya 1% saja.

Akan tetapi, takdir tak pernah memihak nya. Sampai saat ini juga Azzam pun tak kunjung kembali padanya.

Setelah selesai mengajar, Killa menyempatkan diri untuk datang ke pemakaman yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Ia menatap gundukan tanah dengan papan yang bertuliskan nama, Muhammad Azzam Syafiqi.

"Assalammuallaikum mas, Killa datang" Killa tersenyum sembari mengelus papan yang bertuliskan nama suaminya itu.

Tak ada kejelasan yang pasti mengenai Azzam. Sehingga membuat keluarga besarnya membikin kan sebuah kuburan kosong atas nama Azzam, agar mereka bisa mengirim doa untuk keselamatannya dimana pun ia berada saat ini. Pihak keluarga hanya pasrah dan menyerahkan semua ini kepada sang maha kehidupan. Allah SWT.

"Killa kangen sama mas" mata Killa mulai berkaca-kaca. Mungkin kalau ia mengedipkan mata, air matanya akan langsung terjatuh. Namun sebisa mungkin ia tahan air mata itu supaya tidak jatuh, karena ia tak mau menangisi Azzam yang belum tentu keadaanya seperti apa saat ini. Apakah ia masih hidup atau justru sebaliknya.

"Killa lupa mengatakan sesuatu sama mas..."

"Bahwa,, Killa sangat-sangat mencintai mas..." lanjutnya sembari memejamkan mata disusul dengan lelehan air matanya yang mengalir begitu saja.

Halal Is My Way[Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang