38.|NO!

5.3K 348 15
                                    

     Akhirnya, tim basket SMA Internasional Orlando berhasil meraih posisi pertama untuk turnamen antar-sekolah. Sang kapten dan anggotanya merayakan euforianya dengan menggiring piala mengelilingi lapangan indoor SMA Orlando.

     "Keren banget! Gue udah yakin pasti Kak Asher sama anggotanya bakalan menang." Rose kini melambai-lambaikan tangannya seperti penonton lain.

     "Tim sekolah kita memang hebat." sambung Nahla.

     Yonna mengangguk, ia setuju dengan Rose dan Nahla. Meski ini adalah kali pertama Yonna menonton pertandingan basket secara live, namun Yonna mengakui kalo penampilan tim basket sekolahnya sungguh keren. Dan buktinya sekarang mereka berhasil mempertahankan piala turnamen basket.

     "Nona, saatnya kita pulang." peringat Astro.

      Yonna mengangguk, ia memang harus pulang jika pertandingan basket sudah selesai. Lagipula Kak Kyven memang mengizinkannya pergi menonton dengan syarat langsung pulang saat pertandingan usai.

 Lagipula Kak Kyven memang mengizinkannya pergi menonton dengan syarat langsung pulang saat pertandingan usai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     "Rose, Kak Nahla... Aku pulang duluan ya." kata Yonna.

    "Loh. Kok cepet banget sih, Na? Lo gak mau ngasih selamat dulu apa sama Kak Asher, Kak Reiki dan Kak Naja?" tanya Rose.

    Yonna menggeleng, "besok aja baru aku kasih selamat ke mereka. Aku titip salam ya buat mereka."

    "Eh, Yonna... Aku boleh ikut ke rumahmu? aku ingin bertemu tante Kyla." ucap Nahla.

     Yonna mengangguk semangat, "tentu saja boleh, Kak. Pasti Mami senang bertemu denganmu." ujar Yonna dengan senyumnya yang mengembang sempurna.

      Astro hanya menatap Nahla sekilas namun jelas saja tatapan Astro itu sebenarnya sebuah mode tatapan yang syarat dengan kewaspadaannya.

***

    "Kakak!" seru Yonna yang langsung berlari menghampiri Kyven yang saat ini sedang berbincang dengan Danil. Rupanya Danil malam ini datang lagi ke mansion Alan Thaw itu.

    "Hai, cantik. Bagaimana pertandingannya?" tanya Kyven. Yonna tersenyum lebar lalu duduk disebelah Kyven.

     Kyven sudah tidak menaruh curiga lagi pada Danil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Kyven sudah tidak menaruh curiga lagi pada Danil. Karna memang Danil ternyata berasal dari keluarga Rhette, keluarga kandung Yonna dari pihak mendiang Papa Yonna.

     "Keren! Kak Asher dan timnya berhasil menang, Kak!" seru Yonna. Kyven tersenyum dan mengangguk.

    "Apa kamu lupa jika disini ada saudaramu juga?hm.." gumam Danil. Yonna menoleh pada Danil lalu tertawa.

     "Uh-hm... Sorry, Danil. By the way, apa besok kamu akan kembali ke Amerika?" sekarang wajah Yonna tampak tidak bersemangat.

   Danil mengangguk, "Kamu mau ikut?",

   "NO! Yonna tidak akan ikut denganmu." sela Kyven, Danil memutar bola matanya.

     Yonna lalu tersenyum, "Kalau Yonna libur sekolah, Danil jemput Yonna ya?" Yonna memberi tatapan memohon kepada Danil.

     Danil mengangguk, "Tentu saja Tuan Putri." sahut Danil lalu mengedipkan matanya.


    "Hai Kyven..." suara Nahla hanya direspon lirikan datar dari Kyven.

     Suara siulan Danil terdengar, "Lihat itu, apakah gadis cantik itu kekasihmu hm?" Danil menggoda Kyven.


    "Diamlah." sahut Kyven malas. Sementara Nahla tersenyum kepada Danil, dan si ganteng itu langsung berdiri disisi Nahla seraya mengulurkan tangannya,

   "Aku Danil. Sepupu Yonna,"

    Nahla melirik ke arah Yonna, "iya dia sepupuku dari Amerika, Kak" ujar Yonna.

     Nahla mengangguk, "Aku Nahla. Senang bertemu denganmu."

     Danil mengangguk lalu kembali ke tempat duduknya, Nahla pun duduk juga.

    "Kenapa kamu datang ke sini?" pertanyaan Kyven membuat Nahla merasa canggung kemudian.

   Danil melirik Yonna, Yonna mengangkat bahunya kemudian berdiri. "Danil, temani Yonna yuk?" — Danil mengangguk, keduanya langsung meninggalkan Nahla dan Kyven.

***

       Kyven menatap Nahla lalu tersenyum miring. Sementara Nahla memainkan jemarinya.
      "Sebenarnya apa tujuanmu?" Kyven bersuara.


     "Tu-tujuan? Maksudmu apa?" tanya Nahla.

     "Jangan bersikap naif. Itu tak ada gunanya, Nahla." sekarang tatapan Kyven berubah menyeramkan, Nahla menjadi gugup.

     "Aku tidak mengerti." gumam Nahla.

     Kyven lalu berdiri dan meninggalkan Nahla namun sebelumnya ia berhenti saat akan benar-benar meninggalkan ruangan itu, "Aku pikir, kamu tulus berteman dengan adikku. Ternyata kamu punya niat buruk."


***

Kakak! Jangan Posesif✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang