"Na! Lo makan dong, udah gue pesenin tahu. Lo gak makan, sama aja lo gak hargain usaha gue ngantri di stan batagor!" ujar Rose lalu kembali memasukkan potongan batagor ke mulutnya.
Yonna menghela napasnya, "aku lagi gak selera, Rose."
Rose mendesis, "Na! Jangan kayak gini. Lo kalau males makan nanti sakit. Kalau lo sakit banyak yang khawatir sama lo, termasuk gue!"
Yonna tersenyum lalu menatap lurus ke arah Rose, "Kalau dengan aku sakit bisa di khawatirkan oleh kalian, berarti gak menutup kemungkinan Kak Kyven juga—",
"Yonna! Jaga omongan lo deh. Jangan ngomong sembarangan. Seandainya gak ada kecelakaan, mana mau juga sih gue yakin Kyven lupa ingatan? Dia sayang banget sama lo, Na! Lo har—",
"Kalau Kak Kyven sayang trus kenapa dia gak segera ingat Yonna?! Kamu gak tahu gimana sedihnya aku, Rose!" mata Yonna berair dan ia langsung meninggalkan Rose—Yonna berlari tak peduli panggilan dari Rose.
"Dasar keras kepala." desis Rose, hingga tepukan di bahunya mengagetkannya.
"Kak Reiki! Ngagetin gue ah." protesnya, Reiki menyeringai.
"Muka lo bete gitu, Rose." Reiki memperhatikan wajahnya dengan intens,
Saking salah tingkahnya, Rose sampai mendorong dahi Reiki dengan kedua tangannya. Cowok itu sok meringis.
"Kak! jangan natap gue kayak gitu lah!",
"Emang kenapa Rose? Lo takut naksir gue?", Rose menggeleng.
"Bukan karna gue takut bakal naksir lo tapi..." pandangan Rose melempar ke arah lain, Reiki pun mengikuti arah pandang Rose. Ternyata Ginna menatap datar ke arah Reiki,
"Astaga! Ginna!" seru Reiki, "Rose! Gue ke Ginna dulu ya."
Rose geleng-geleng kepala, "dasar, katanya udah move on tapi masih aja jagain perasaan mantan!".***
"Gak ada yang ngerti perasaan aku!" seru Yonna. Saat ini gadis itu berada di rooftop gedung olahraga SMA Internasional Orlando. Rooftop GOR itu memang seringkali sepi, apalagi jika tak ada jadwal latihan anak klub cabang olahraga.
"Dan itu menurut lo!" — Yonna menoleh mendapati Asher dengan bola basket di tangannya.
"K-kak Asher?" gumam Yonna dan segera mengelap air matanya.
Asher mendekat lalu memantulkan bolanya hingga bola itu menggelinding entah ke arah mana, Asher tak pedulikan—yang ia pedulikan sekarang adalah Yonna.
"Gue udah bilang sama lo waktu itu. Lo bisa cerita dan berbagi keresahan lo sama gue. Jangan simpan sendiri!" ujar Asher lalu duduk di lantai rooftop dengan tubuh bersandar pada pembatasnya.Yonna meremas ujung roknya, Asher mendongak menatap Yonna yang juga memandanginya. Kedua pasang manik itu saling bertemu, sampai tangan Asher menarik tangan Yonna agar duduk di sebelahnya.
"Aawwh... Kak Asher!" Yonna mendengus namun kemudian menunduk. Asher menggeleng,
"Yonna...",
"Ya, Kak?",
"Lo sayang sama Kakak lo itu?" — Asher berdecak, kenapa juga dia harus menanyakan hal yang jawabannya sudah ia ketahui.
"Ya tentu saja. Dia Kakakku." jawab Yonna. Asher tersenyum,
"Lo sayang dia sebagai kakak aja?",
Alis Yonna hampir bertaut, "maksud pertanyaan Kakak apa sih?" Tampak wajah Yonna yang agak risih di tanya seperti itu.
"Maksud gue, lo sayang dia sebagai Kakak aja 'kan? Gak lebih?",
"Tentu saja! memangnya jika bukan seperti itu, lalu apa? Ah, jangan bilang Kak Asher ngira kalau kami—",
"Ya. Tapi, gue lega sekarang. Gue gak harus saingan sama kakak lo."Yonna mengerutkan dahinya, kini tubuh bergerak menghadap sepenuhnya ke arah Asher,
"Kakak dari tadi ngomong yang sama sekali Yonna gak nge—",
"Lo mau gak jadi pacar gue, Kayonna Thaw?".***
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak! Jangan Posesif✔️
Teen Fiction#ThawFamilySeries Kakak! Jangan Posesif... by, N I X H A A Y Kakakku itu... Ah, dia terlalu posesif! - Kayonna Thaw. Started : 11 Agustus 2019 Finished : 2 September 2019 Note : untuk sekuel cerita ini, cek profilku dan cari judul "CAN U COME THROUG...